Kopi yang Mengubah Eropa
Revolusi bermula di kedai-kedai kopi.
SEJAK
Baba Budan, seorang jamaah haji asal Mysore, India, menyelundupkan tujuh biji
bibit kopi dari Jazirah Arab ke kampungnya di India pada abad ke-15, penyebaran
kopi ke seluruh dunia tinggal menunggu waktu. Benua biru, Eropa, menjadi
wilayah selanjutnya yang diinvasi bebijian pahit ini. Namun, hingga abad ke-17,
pengetahuan “orang-orang Barat’ perihal kopi boleh dibilang minim.
Kronik
sekira tahun 1600, yang berisi sekelompok pemuka gereja mendatangi Paus Clement
VIII untuk memintanya memfatwa haram kopi, menggambarkan betapa asingnya mereka
terhadap kopi. Catatan Sir George Sandys, penyair asal Inggris, pada 1610 masih
menunjukkan hal yang sama. Dia menulis, orang-orang Turki bisa ngobrol hampir
sepanjang hari sambil menyeruput minuman yang digambarkan sebagai “sehitam
jelaga, dan rasanya tak biasa”. Sandys juga mengatakan bahwa minuman ini,
“sebagaimana mereka (orang-orang Turki) bilang, membuat plong pencernaan
dan menyegarkan tubuh.”
Baru
pada 1615 orang-orang Eropa secara formal berkenalan dengan kopi. Saat itu para
pedagang dari Venezia, Italia, membawa pulang kopi dari daerah Levant, yang
kini dikenal sebagai area Timur Tengah, meliputi Israel, Yordania, Libanon, dan
Syiria. Setahun kemudian, sebagaimana ditulis pemilik situs gallacoffee.co.uk,
James Grierson, dalam artikel “History of Coffee: Part III - Colonisation
of Coffee”, giliran orang Belanda yang membawa kopi dari daerah Adan, Yaman,
lalu membudidayakannya, dari Ceylon (sekarang Sri Lanka) hingga ke Nusantara.
Belanda akhirnya memetik hasil. Mereka memonopoli industri kopi dunia, bahkan
bisa menentukan harga. Puncaknya, pada 1700-an, kopi produksi Jawa bersaing
dengan kopi asal Mocha,Yaman, sebagai produk kopi paling populer di dunia.
Awalnya
orang-orang Eropa memperlakukan kopi sebagai bahan medis yang memberikan efek
positif buat tubuh. Harganya mahal. Umumnya dikonsumsi masyarakat kelas atas.
Pada 1650-an, ketika penjaja minuman lemon di Italia mengikutsertakan kopi
sebagai barang jualannya, sementara kedai-kedai kopi di Inggris bermunculan,
minuman ini mulai menemukan dimensi sosialnya; dikonsumsi sembari
berbincang-bincang.
Saat
kopi mulai menyebar ke negara-negara besar Eropa, cerita lama berulang kembali.
Muncul pihak-pihak yang menentangnya. Menurut Linda Civitello dalam Cuisine
and Culture: A History of Food and People, pada 1679, dokter-dokter dari
Prancis membuat catatan buruk tentang kopi. Dikatakannya, “...dengan penuh
kengerian bahwa kopi membuat orang tak lagi doyan wine.” Serangan ini
disusul oleh seorang dokter muda yang menganggap kopi bisa mengakibatkan
keletihan, menimbulkan hal-hal buruk pada otak manusia, menggerogoti fungsi
tubuh, serta biang keladi impotensi.
Pihak
yang membela pun segera bersuara. Seorang dokter, juga asal Prancis, Philippe
Sylvestre Dufour, menerbitkan buku yang menilai positif minuman eksotik ini.
Lalu pada 1696, seorang dokter Prancis juga mengatakan kopi baik untuk tubuh
dan menyegarkan kulit. Namun, sebagaimana akan kita lihat nanti, oposisi
terhadap kopi tak berhenti sampai di sini.
Ketika
mulai menemukan dimensi sosialnya, kopi tak lagi sekadar minuman yang rutin
dikonsumsi, tapi juga terlibat dalam banyak perubahan sosial-politik di Eropa.
Linda Civitello mengatakan, untuk kali pertama orang (Eropa) memiliki alasan
untuk berkumpul di ruang publik tanpa melibatkan alkohol. Kegiatan ini pun
berkembang menjadi rutinitas sosial yang bersifat politis. Sebagaimana ditulis
situs The Economist pada 7 Juli 2011, “Back to the coffee house”, pada
era tersebut konsep media massa belum lagi dikenal. Berita tersebar dari
mulut-ke mulut di kedai-kedai kopi, melalui proses dialogis.
Para
penguasa yang deg-degan, karena khawatir hal-hal politik dibincangkan orang di
kedai-kedai kopi, mulai ambil kuda-kuda. Kekhawatiran itu tak berlebihan.
Sejarawan Prancis, Michelet, dikutip Mark Pendergrast dalam Uncommon
Grounds: The History of Coffee and How it Transformed Our World,
menggambarkan penemuan kopi sebagai revolusi yang menguntungkan dan mampu
memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru, bahkan memodifikasi temperamen manusia.
Ide-ide yang beredar dalam diskusi di kedai-kedai kopi pada akhirnya
terakumulasi dalam peristiwa Revolusi Prancis.
Di
Jerman, popularitas kopi mengganggu penguasanya, Frederick the Great. Pada
1777, dia mengeluarkan manifesto yang mendukung minuman tradisional Jerman,
bir: “Menjijikkan melihat meningkatnya kuantitas kopi yang dikonsumsi rakyatku,
dan implikasinya, jumlah uang yang keluar dari negara kita. Rakyatku harus
minum bir. Sejak nenek moyang, kemuliaan kita dibesarkan oleh bir.” Hal serupa
sempat terjadi di Prancis ketika kopi mulai menyaingi wine. Sementara di
Inggris, King George II memusuhi kopi lantaran orang-orang yang berkumpul di
kedai-kedai kopi kerap mengolok-olok dirinya.
Namun
tak ada perlawanan paling keras terhadap eksistensi kedai kopi di London
ketimbang Women’s Petition tahun 1674, yang memrotes terbuangnya waktu
para lelaki di kedai kopi, serta tak memungkinkannya perempuan berkunjung ke
kedai kopi, sebagaimana di Prancis. Lalu, pada 29 Desember 1675 Raja Inggris
Charles II mengeluarkan pernyataan tentang Pelarangan Kedai Kopi, dengan alasan
membuat orang mengabaikan tanggungjawab sosial serta mengganggu stabilitas
kerajaan. Suara-suara protes pun bermunculan di London. Klimaksnya, dua hari
sebelum aturan itu berlaku, raja mengundurkan diri.
Di
bagian lain Eropa, yakni Wina, Austria, perkenalan negeri ini dengan kopi
seperti mengulang kisah klasik yang pernah terjadi di tempat lain. Juli 1683,
pasukan Turki yang dipukul mundur meninggalkan beragam barang, termasuk lima
ratus karung besar berisi kacang aneh, yang dianggap para tentara sebagai
makanan unta. Karena ternyata unta-unta tak doyan, mereka lemparkanratusan
karung tersebut ke api. Kolschitzky, seorang tentara yang pernah tinggal di
Jazira Arab, terbangun oleh aroma kopi terbakar tersebut.
“Demi
Maria Yang Suci!” teriak Kolschitzky. “Yang kalian bakar itu kopi! Kalau kalian
tak tahu gunanya, berikan padaku.” Makan dengan bekal tersebut ia membuka kedai
kopi yang termasuk generasi awal di Wina. Beberapa dekade kemudian, kopi
mewarnai kehidupan intelektual di kota tersebut.
Namun
gambaran kedai kopi tak melulu didominasi catatan positif. Begitu terbukanya
tempat-tempat seperti ini membuat orang dari berbagai latar belakang kelas
sosial dan karakter, bertemu bersamaan. Karenanya, seperti digambarkan sebuah
catatatan yang dikutip Mark Pendergrast, di kedai kopi orang membaca,
mengobrol; lalu-lalang orang, para perokok, dan beragam aroma bercampur jadi
satu, tak ubahnya kabin tongkang.
Negara-negara
lain di Eropa mulai mengenal kopi sekitar periode yang sama. Sementara
negara-negara Skandinavia, yang paling buncit berkenalan dengan kopi,
sebagaimana data tahun 2002 yang tertera di nationmaster.com, kini malah
menjadi wilayah yang konsumsi kopi perkapitanya tertinggi di dunia.
Ritual Ngopi
Dicerca lalu dipuja, pesona harum kopi sukses menaklukkan
berbagai belahan dunia.
KOPI
luwak pernah bikin heboh. Sebabnya, rencana pengharaman kopi luwak oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Setelah melalui perdebatan hangat, MUI akhirnya mengeluarkan
fatwa bahwa kopi luwak mengandung najis namun halal jika dicuci terlebih dulu
sebelum dikonsumsi. Menilik sejarahnya, hukum halal-haram kopi juga sudah
diperdebatkan oleh kaum agamawan.
Pelarangan
kopi dipercaya hampir setua umur kopi mulai dikonsumsi manusia. Hal ini bisa
diketahui dari sebuah cerita rakyat di daerah Abyssinia, sekarang Etiopia.
Dikisahkan, seorang penggembala bernama Kaldi melihat kambing-kambingnya
kegirangan setelah memakan buah menyerupai beri merah yang belum pernah dia
lihat. Dia pun mencicipinya dan merasakan efek rasa segar. Ketika dia memberi
tahu orang-orang, popularitas buah ini segera meroket di daerah tersebut.
Tapi
tak semua orang berpikir seperti Kaldi. Para agamawan setempat, yang mencurigai
efek energi dari buah itu, segera menganggap gejala tersebut sebagai “pekerjaan
setan”. Barulah setelah tahu buah itu bisa membantu mereka begadang untuk
melakukan ibadah, buah yang di kemudian hari dikenal sebagai kopi ini legal
dikonsumsi.
Sejak
itu, hanya butuh sedikit waktu bagi kopi untuk tersebar ke daerah lain. Saat
Etiopia menginvasi Yaman pada abad ke-6, mereka membudidayakan kopi di sana.
Aktivitas perdagangan dengan bangsa Arab ikut membantu mempopulerkan kopi.
NationalGeographic.com
dalam artikel “Escape from Arabia”
menyebut bangsa Arab jualah yang menemukan cara baru mengonsumsi buah ini. Jika
sebelumnya dimakan dengan cara dibungkus lemak binatang, kopi mulai diseduh
sebagai minuman, sebagaimana kita kenal sekarang.
Menurut
Reay Tannahill dalam Food in History, bangsa Arab menyambut baik kopi
karena dianggap dapat menggantikan minuman keras yang dilarang dalam Islam. Hal
ini terlihat dari kepercayaan sebagian orang bahwa penamaan kopi atau coffee
dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Arab, qahwa, yang berarti
minuman anggur, alias wine. Sebagian lainnya meyakini akar kata coffee
adalah: kaffa, sebuah wilayah di Etiopia; istilah Arab quwwa yang
berarti kekuatan; atau kafta, nama minuman yang dibuat dari tanaman
khat. Di Indonesia, kata “kopi” berasal dari bahasa Belanda koffie.
Menurut
Mark Pendergrast dalam Uncommon Grounds, sejak awal mengenal kopi, para
sufi asal Arab menggunakannya sebagai minuman yang membantu menyegarkan stamina
dan menguatkan konsentrasi saat berdoa di tengah malam. Sebuah riwayat menyebut
Nabi Muhammad pernah mengakui efek kesegaran kopi dan menyebutnya mampu
“mengalahkan tenaga empat puluh lelaki dan memengaruhi empat puluh perempuan”.
Tak
berlebihan untuk mengatakan bahwa kopi menyebar bersama Islam. Pokoknya, kemana
Islam pergi, ke sana pula kopi ikut. Ketika agama ini merentangkan pengaruhnya
ke Turki, negara-negara Balkan, Spanyol, dan Afrika Utara, kopi dapat ditemukan
di sana. Beberapa sumber bahkan menyebutnya sebagai "minuman Islam”.
Namun
hingga abad ke-15 tak ada bibit kopi yang menyebar. Bangsa Arab yang sadar arti
penting kopi sebagai komoditas, memonopoli peredaran kopi dengan mencegah
peredaran bibit kopi ke luar daerah Arab. Kebun-kebun kopi dijaga ketat.
Rencana ini berantakan hanya gara-gara Baba Budan, seorang jamaah haji asal
Mysore, India, menyelundupkan tujuh bibit kopi dengan menempelkan di perutnya,
lalu memulai perkebunan kopi di kampungnya.
Karena
popularitasnya kian membumbung, kopi yang awalnya identik dengan ritual
keagamaan merambah ke sisi sekuler kehidupan manusia. Dalam dunia medis, pada
abad ke-9, Al Razi menjadi orang pertama yang menyebut kopi dalam tulisannya
dengan memasukkan kata bunn dan sebuah minuman bernama buncham,
dalam ensiklopedi tentang zat-zat yang dipercaya menyembuhkan penyakit.
Sayangnya, karya ini telah musnah. Sementara pada abad ke-11, Ibnu Sina
mengatakan bunchum dapat “membentengi tubuh, membersihkan kulit, dan
mengeringkan kelembaban di bawahnya, serta memberikan bau yang enak untuk
tubuh”.
“Sekularisasi”
kopi juga terlihat dengan jelas di Turki. Pada 1453, di sana berdiri toko kopi
pertama di dunia, Kiva Han. Pentingnya kopi dalam kehidupan masyarakat Turki
membuat negeri ini membolehkan tuntutan untuk menceraikan suami yang tak mampu
memenuhi kebutuhan kopi untuk istrinya. Hal ini menunjukkan bahwa kopi telah
menjadi komoditas sehari-hari.
Ketika
kedai-kedai qahveh mulai populer, para politikus, filosof, seniman,
pendongeng, pelajar, wisatawan, hingga pedagang ngopi sambil menonton
pertunjukan musik. Mereka juga kerap mendiskusikan soal-soal politik,
sosial, dan keagamaan sambil minum kopi. Penentangan terhadap kopi oleh kaum
agamawan pun kembali muncul. Banyak penguasa juga menganggap rakyatnya
menghabiskan terlalu banyak waktu dengan bersenang-senang di kedai kopi.
Apalagi kedai kopi juga menjadi ajang pesta-pora, main judi, catur, dan
permainan lainnya. “Para pelanggan dimanjakan dengan berbagai kegiatan yang
membuang-buang waktu,” kata sejarawan Ralph Hattox dalam “Coffee and
Coffeehouses” sebagaimana dikutip DecentCoffee.com.
Sekelompok
Muslim pun mengekspresikan kemarahannya, karena kopi yang dianggap sebagai
teman ibadah mereka diperlakukan seperti itu. Mereka menutup paksa kedai-kedai
kopi. Bahkan di Konstantinopel terjadi kekerasan; seorang yang dianggap
melanggar kesucian kopi diikat pada sebuah kantong kulit dan dijebloskan ke
sungai. Untuk mengatasinya, pemerintah setempat mengambil jalan tengah. Kedai
kopi boleh dibuka jika mereka bersedia membayar pajak.
Mark
Pendergrast mencatat, di tempat lain, kejadian yang mirip terjadi. Pada 1511,
Gubernur Mekkah Khair-Beg, yang menganggap pengaruh kopi tak ubahnya seperti
anggur, melarang kedai-kedai kopi di kotanya. Hal tersebut berhenti hanya karena
Sultan Kairo, yang menggandrungi kopi, membatalkan keputusan itu. Namun selama
abad ke-16, banyak pemimpin dan pemuka agama Arab yang tetap mengecam kopi.
Meski begitu, para peminum kopi tetap meneguk kopi secara diam-diam, hingga tak
ada larangan lagi.
Berbeda
dengan masyarakat Arab, hingga abad ke-16, orang-orang Eropa belum mengakrabi
harum kopi. Sebagaimana dikutip Belief.Net, Claudia Rosen dalam bukunya Coffee,
menceritakan bahwa baru pada 1615, saat para pedagang Venesia membawanya ke
Eropa, kopi segera menggebrak seisi benua tersebut. Di Italia, beberapa pemuka
gereja mulai khawatir. Mereka menyebut kopi sebagai “temuan pahit setan”
sehingga meminta Paus Clement VIII melarangnya.
Clement
VIII memutuskan untuk mencicipinya sebelum menjatuhkan putusan. “Kenapa minuman
setan ini demikian lezat,” katanya setelah menyeruput, “sayang jika membiarkan
para Muslim memilikinya secara eksklusif. Kita harus menipu setan dengan
“membaptis” kopi.”
Sejak
itu, penyebaran kopi di Eropa tak terbendung lagi hingga hari ini.
Manfaat
Kopi Bagi Kesehatan
Berbicara mengenai kopi, banyak orang yang masih
berpendapat bahwa kopi buruk bagi kesehatan. Sebenarnya hal itu tidak
sepenuhnya benar. Kopi, asalkan dikonsumsi secara bijak, sebenarnya
justru bermanfaat bagi kesehatan.
Apa pun, bukan hanya kopi, bila dikonsumsi berlebihan pasti tidak baik.
Manfaat
Kopi
Menurut Harvard Women’s
Health, konsumsi kopi beberapa cangkir sehari dapat mengurangi risiko diabetes
tipe 2, pembentukan batu ginjal, kanker usus besar,
penyakit parkinson, kerusakan fungsi hati (sirosis), penyakit jantung serta
menghambat penurunan daya kognitif otak.
- Diabetes. Dua puluh studi yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan bahwa kopi mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 50%. Para peneliti menduga penyebabnya adalah asam klorogenik di dalam kopi berperan memperlambat penyerapan gula dalam pencernaan. Asam klorogenik juga merangsang pembentukan GLP-1, zat kimia yang meningkatkan insulin (hormon yang mengatur penyerapan gula ke dalam sel-sel). Zat lain dalam kopi yaitu trigonelin (pro vitamin B3) juga diduga membantu memperlambat penyerapan glukosa.
- Kanker. Riset secara konsisten menunjukkan bahwa kopi mengurangi risiko kanker hati, kanker payudara dan kanker usus besar.
- Sirosis. Kopi melindungi hati dari sirosis, terutama sirosis karena kecanduan alkohol.
- Penyakit Parkinson. Para peminum kopi memiliki risiko terkena Parkinson setengah lebih rendah dibanding mereka yang tidak minum kopi.
- Penyakit jantung dan stroke. Konsumsi kopi tidak meningkatkan risiko jantung dan stroke. Sebaliknya, kopi justru sedikit mengurangi risiko stoke. Sebuah studi atas lebih dari 83.000 wanita berusia lebih dari 24 tahun menunjukkan mereka yang minum dua sampai tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko terkena stroke 19% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Studi terhadap sejumlah pria di Finlandia menunjukkan hasil yang sama.
- Fungsi kognitif. Studi atas 4.197 wanita dan 2.820 pria di Perancis menunjukkan bahwa meminum setidaknya tiga cangkir kopi sehari dapat menghambat penurunan fungsi kognitif otak akibat penuaan hingga 33 persen pada wanita. Namun, manfaat yang sama tidak ditemukan pada pria. Hal ini mungkin karena wanita lebih peka terhadap kafein.
Efek
Negatif Kopi
Namun demikian, kopi
juga memiliki efek negatif. Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat
stimulan yang mencandu. Kafein mempengaruhi sistem kardiovaskuler seperti
peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Dampak negatif itu muncul bila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan.
Bagi kebanyakan orang,
minum dua sampai tiga cangkir kopi tidak memberikan dampak negatif. Meminum
kopi dengan frekuensi lebih dari itu bisa menimbulkan jantung berdebar-debar,
sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lainnya. Oleh karena itu, bagi mereka
yang mengkonsumsi kopi agar tidak mengantuk–misalnya karena kekurangan tidur–
disarankan agar konsumsinya disebar sepanjang hari.
Riset mengenai hubungan
konsumsi kopi dengan keguguran kandungan tidak memberikan kesimpulan seragam.
Tetapi, untuk amannya ibu hamil disarankan tidak minum lebih dari satu cangkir
kopi sehari.
Berikut
Ini Kelebihan & Kekurangan Pada Kopi
Kelebihan:
1.Menambah kecepatan berfikir dan inspirasi
2.Mengurangi rasa ngantuk dan kelelahan
3.Meningkatkan sensor stimuli dari reaksi motorik, misalnya seorang yang mengetik akan dapat bekerja lebih cepat dan dengan tingkat kesalahan lebih kecil.
4.Dapat mengurangi rasa sakit kepala (menurut peneliian di Chicago,USA)
5.Meningkatkan daya ingat (Penelitian ilmiah di John Hopkins School of Medicine di Baltimore dan Harvard)
6.Mengatasi reaksi alergi
7.Terhindar dari Alzheimer dan Parkinson
8.Mencegah diabetes. Asam klorogenik yang terkandung di kopi dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit diabetes
Kelebihan:
1.Menambah kecepatan berfikir dan inspirasi
2.Mengurangi rasa ngantuk dan kelelahan
3.Meningkatkan sensor stimuli dari reaksi motorik, misalnya seorang yang mengetik akan dapat bekerja lebih cepat dan dengan tingkat kesalahan lebih kecil.
4.Dapat mengurangi rasa sakit kepala (menurut peneliian di Chicago,USA)
5.Meningkatkan daya ingat (Penelitian ilmiah di John Hopkins School of Medicine di Baltimore dan Harvard)
6.Mengatasi reaksi alergi
7.Terhindar dari Alzheimer dan Parkinson
8.Mencegah diabetes. Asam klorogenik yang terkandung di kopi dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit diabetes
Kekurangan:
1."Mabuk" kafein. Jika terlalu banyak kandungan kopi yang masuk dalam tubuh dan melebihi ambang normal, bisa menyebabkan intoksikasi kafeina, semacam 'mabuk' kafein. Gejala yang terlihat adalah timbulnya rasa resah, risau, suasana hati tidak menentu, mudah mrah, cemas, merasa depresi, sulit konsentrasi, sulit tidur, dan sering buang air kecil
2.Beresiko osteoporosis
3.Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
4.Dapat membuat para pria mandul karena zat yang terkandung di kopi
5.Kopi dapat menyebabkan gangguan percernaan kerena terlalu banyak mengkonsumsi
6. Kopi dapat menggangu pertumbuhan/kesuburan bagi para wanita yang memkonsumsi kopi lebih dari 2 cangkir sehari
1."Mabuk" kafein. Jika terlalu banyak kandungan kopi yang masuk dalam tubuh dan melebihi ambang normal, bisa menyebabkan intoksikasi kafeina, semacam 'mabuk' kafein. Gejala yang terlihat adalah timbulnya rasa resah, risau, suasana hati tidak menentu, mudah mrah, cemas, merasa depresi, sulit konsentrasi, sulit tidur, dan sering buang air kecil
2.Beresiko osteoporosis
3.Denyut jantung dan tekanan darah meningkat
4.Dapat membuat para pria mandul karena zat yang terkandung di kopi
5.Kopi dapat menyebabkan gangguan percernaan kerena terlalu banyak mengkonsumsi
6. Kopi dapat menggangu pertumbuhan/kesuburan bagi para wanita yang memkonsumsi kopi lebih dari 2 cangkir sehari
Ternyata
Kopi Membuat Orang Lebih Positif
Ada kabar baik buat
pencinta kopi. Ternyata dosis kafein yang setara dengan dua sampai tiga cangkir
kopi membantu orang melihat sisi positif lebih cepat. Hal ini disimpulkan soleh
sebuah penelitian yang dilakukan oleh psikolog di Jerman. Psikolog
eksperimental bernama Lars Kuchinke dan timnya dari Universitas Ruhr, Jerman
meminta 66 sukarelawan untuk mengenali secara cepat rangkaian huruf acak yang
ditampilkan di komputer.
Sebagian dari mereka
diberikan tablet yang mengandung 200 mg kafein, 30 menit sebelum diuji. Dosis
kafein setara dengan dua atau tiga cangkir kopi, sementara lainnya diberikan
pil laktosa yang tidak menimbulkan efek. Para peneliti menemukan para
sukarelawan yang mengonsumsi tablet kafein 7% lebih akurat untuk mengenali
kata-kata positif daripada kata-kata lainnya. Professor Kuchinke menyatakan hal
ini disebabkan karena kafein merangsang beberapa area otak yang terhubung
dengan hal positif.
Studi sebelumnya telah
menunjukkan bahwa orang-orang yang diberikan kafein tersebut bisa mengenali
kata-kata, gambar, dan suara positif lebih cepat daripada yang negatif.
Dalam usaha untuk
memahami bagaimana kepositifan ini bekerja, para peneliti bereksperimen dengan
kafein. Hasilnya mengarah padarespon yang lebih cepat dan kesalahan yang lebih
sedikit di sebuah tugas mental yang sederhana.
“Walaupun kafein
meningkatkan beberapa fungsi mental, studi kami menunjukkan hal yang spesifik
untuk rasangan tertentu, seperti kata-kata posistif”, kata Professor Kuchinke
kepada Dailymail (14/11/2012).
Kopi
Bikin Orang Lebih Kebal Menghadapi Omelan dan Keluhan
Tak salah kopi disebut
penangkal stres, sebab kandungan kafeinnya bisa membuat orang lebih peka
terhadap kata-kata positif dibanding yang negatif. Jadi kalau sedang pusing
menghadapi orang ngomel dan banyak mengeluh, minum saja kopi.
Penelitian terbaru di Ruhr
University menunjukkan bahwa kopi bisa mengubah cara pandang seseorang
terhadap kehidupan secara keseluruhan. Jika semula sering dihantui pikiran
negatif, paparan kafein akan mengubahnya jadi pikiran-pikiran yang lebih
positif.
Berbagai penelitian
sebelumnya juga mengungkap bahwa kafein membuat orang lebih peka terhadap
kata-kata positif seperti 'bahagia' dibanding yang negatif seperti 'gila'.
Bukan hanya pada kata-kata, kecenderungan yang sama juga berlaku saat merespons
gambar maupun suara.
Untuk memastikan
berbagai spekulasi terkait manfaat kafein, Lars Kuchinke dari Ruhr
University melakukan eksperimen pada 66 relawan. Sebagian diberi tablet
berisi 200 mg kafein, sebagian lagi diberi obat kosong atau plasebo yang hanya
berisi tepung gula.
Relawan yang
mengonsumsi tablet kafein memiliki akurasi 7 persen lebih baik dalam mengenali
kata-kata positif saat diminta mengamati layar monitor yang memunculkan
kata-kata secara acak. Pada kata-kata negatif, akurasinya sama sekali tidak
terpengaruh.
Hal itu membuktikan
bahwa kafein seperti yang terkandung dalam kopi bisa mempengaruhi fungsi saraf
secara positif. Diyakini, efek tersebut muncul karena kafein mempengaruhi
pelepasan dopamin yakni senyawa di otak yang berhubungan dengan reward atau
rasa senang dan kreativitas.
"Penelitian
terkini menunjukkan bahwa ini (pengaruh kafein terhadap fungsi saraf) hanya
spesifik pada stimuli atau rangsang yang spesifik, misalnya hanya untuk kata-kata
positif," kata Kuchinke yang mempublikasikan temuannya di jurnal PLoS
ONE, seperti dikutip dari Livescience, Senin (12/11/2012).
Si
Hitam Yang Melindungi Dari Diabetes
Anda para pecandu kopi
boleh bernapas lega: tidak seperti dugaan banyak orang, minum kopi setiap hari tidak menyebabkan penyakit
jantung atau kanker.
Bahkan, justru dapat menurunkan risiko
diabetes tipe 2!
Itulah salah satu
kesimpulan dari hasil penelitian berjangka panjang bernama EPIC (European
Prospective Investigation into Cancer and Nutrition). Salah satu studi prospektif
terbesar di dunia itu meneliti hubungan antara diet dengan kanker dan penyakit
kronis lainnya seperti diabetes tipe 2. EPIC melibatkan para ilmuwan dari
sepuluh negara Eropa yang menganalisis data diet, gaya hidup dan kondisi medis
lebih dari 500.000 pria dan wanita dewasa. Untuk penelitian prospektif ini,
para peserta dipilih yang tidak menderita penyakit kronis pada awal studi
sehingga faktor risiko untuk penyakit itu dapat diidentifikasi sebelum
penyakitnya timbul. Selama periode tindak lanjut rata-rata hampir sembilan
tahun, sebanyak 1.432 subyek menderita diabetes tipe 2, 394 menderita serangan
jantung , 310 menderita stroke dan 1.801 menderita kanker. Orang yang meminum lebih
dari empat cangkir (sekitar 600 ml) kopi berkafein setiap hari memiliki risiko
23 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang
mengonsumsi rata-rata kurang dari satu cangkir. Hubungan serupa juga
ditunjukkan untuk konsumsi kopi tanpa kafein. Hasil penelitian yang dipimpin
oleh Heiner Boeing dan Anne Flogel dari bagian epidemiologi gizi Institut
Nutrisi Potsdam-Rehbruecke di Jerman tersebut telah diterbitkan di American Journal of
Clinical Nutrition.
“Hasil studi kami
konsisten dengan hasil studi prospektif terbaru dari AS,” kata penulis utama
Anne Flogel. “Siapa pun yang suka minum kopi dan menoleransinya dengan baik,
silakan terus melakukannya,” katanya. ”Namun juga sangat penting untuk
mengonsumsi biji-bijian dalam jumlah cukup, sedikit daging dan banyak buah dan
sayuran, tidak merokok dan cuku berolahraga,” tambah pemimpin penelitian Heiner
Boeing.
Kopi adalah salah
minuman terpopuler di dunia yang memiliki kandungan berbagai zat, termasuk
kafein, asam klorogenat dan polifenol lainnya, asam nikotinat dan zat-zat
mineral. Zat-zat tersebut memengaruhi metabolisme tubuh manusia, beberapa di
antaranya sangat positif dan beberapa mungkin negatif. Belum jelas dari
penelitian tersebut, zat apa yang menyebabkan manfaat kesehatan.
Finlandia adalah negara
dengan konsumsi kopi per kapita tertinggi di dunia. Rata-rata orang Finlandia
menghabiskan sekitar 12 kg kopi setahun (atau 1 kilogram sebulan!). Orang
Jerman mengonsumsi 6,4 kg per kapita, sementara orang AS mengonsumsi sekitar
4,2 kg per kapita. Berapa konsumsi kopi per kapita orang Indonesia? Belum
ada datanya. Namun, barangkali masih belum sebanyak orang Finlandia…
Kopi Kurangi Risiko Kanker Endometrium
Mengonsumsi segelas kopi telah
menjadi bagian dari gaya hidup. Hal tersebut menjadi alasan banyak
bermunculannya kedai yang khusus menghadirkan suguhan kopi, baik skala kaki
lima di pinggir jalan hingga jajaran cafe kelas atas.
Namun sebenarnya kopi bukan hanya soal kegemaran dan gaya hidup, sebuah studi
baru menemukan bahwa mengonsumsi kopi jangka pangjang dapat membantu mengurangi
risiko kanker endometrium yang dikenal dengan tumbuhnya jaringan atau selaput
lender rahim di luar rahim.
Menurut sang peneliti Edward Giovannucci, MD, Sc.D., profesor gizi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health, kopi muncul sebagai agen pelindung pada kanker yang terkait dengan obesitas, estrogen dan insulin.
Menurut sang peneliti Edward Giovannucci, MD, Sc.D., profesor gizi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health, kopi muncul sebagai agen pelindung pada kanker yang terkait dengan obesitas, estrogen dan insulin.
Minum lebih dari empat cangkir kopi tanpa kafein per hari dikaitkan dengan 25
persen penurunan risiko untuk kanker endometrium,†kata Giovannucci.
Dalam Studi Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention, sebuah jurnal dari
American Association for Cancer Research, sebanyak 67.470 orang perempuan,
penikmat kopi tanpa kafein mengalami penurunan risiko kanker endomitrium dalam
tahun-tahun terakhir.
Temuan tersebut diperkuat dalam penelitian yang dikutip dari Times of India
bahwa kopi tanpa kafein, jika diminum lebih dari dua cangkir per hari membantu
penurunan risiko kanker endometrium sebesar 22 persen.
Sembilan Sinyal Tubuh Kebanyakan Ngopi
Mengatasi rasa
kantuk, mengonsumsi kafein merupakan cara terjitu. Namun, jangan biarkan tubuh
menjadi pecandu kafein. Diantara banyak manfaat kafein, ternyata terdapat
banyak efek negatif kebaikan kafein.
Agar Anda bisa
menakar kadar kafein dalam tubuh, yuk kenali beberapa sinyal tubuh yang
menandakan Anda kebanyakan mengonsumsi kafein.
Ingin Minum Soda
Terus
Jika Anda tak
bisa melewati hari tanpa diet coke, mungkin Anda kecanduan kafein.
"Kandungan kafein dalam satu kaleng Diet Coke setara dengan segelas
espresso," ujar David J. Clayton, MD. Selain dapat memicu penurunan
energi, kandungan asam pada minuman bersoda bisa merusak enamel gigi jika
diminum setiap hari. Batasi minuman soda hingga sekaleng saja sehari, lalu
gosoklah gigi untuk membantu mengurangi efek erosi pada enamel gigi.
Berdebar-debar
Tak Karuan
Jantung akan
terasa berdebar-debar bila terlalu banyak minum kopi, karena dalam kadar
tertentu kafein dapat mempengaruhi susunan saraf pusat di otak. Kafein juga
dapat meningkatkan tekanan darah sehingga tidak dianjurkan untuk penderita
hipertensi dan sakit jantung.
Urine Berwarna
Kuning Gelap
Warna kuning
gelap pada urin merupakan tanda tubuh mengalami dehidrasi. "Kopi bersifat
diuretik yang bisa menyebabkan dehidrasi karena memicu Anda untuk banyak
mengeluarkan jumlah urin, sehingga mengakibatkan tubuh kehilangan banyak
cairan," kata Amy Gross, MPH, RD, CDN, pakar diet klinis di New York
Presbyterian Hospital. Namun, sebenarnya Anda tidak akan mengalami dehidrasi
hanya dengan mengonsumsi kafein, bila mengonsumsinya tidak lebih dari 500
mg/hari. Jadi batasi konsumsi kopi, maksimal dua gelas per hari.
Selalu Gelisah
Tangan
berkeringat, jantung berdebar-debar disertai perasaan gelisah adalah petunjuk
bahwa Anda telah overdosis kafein. Kafein dapat memperburuk stres dan depresi
karena mengganggu zat penenang kimia pada otak yang disebut adenosin. Kafein
juga dapat bertindak sebagai stimulan yang memicu kelenjar adrenal untuk
mengeluarkan lebih banyak hormon stres seperti adrenalin. Hormon ini dapat
meningkatkan denyut jantung dan membuat Anda lebih mudah cemas.
Gangguan
Pencernaan
Perut mulas dan
rasa mual sering dikeluhkan saat minum kopi terlalu banyak. Kafein itu sendiri
memang meningkatkan produksi asam di lambung. Coba hentikan dulu minum kopi
untuk melihat apakah rasa tak nyaman tersebut mereda.
Berhalusinasi
Jika Anda sering mendengarkan suara aneh-aneh atau melihat sosok yang sebenarnya tidak terjadi, berarti Anda kelebihan mengonsumsi kafein. Sebuah penelitian di Inggris menyatakan bahwa orang yang minum kopi instan lebih dari 7 cangkir sehari mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk berhalusinasi.
Jika Anda sering mendengarkan suara aneh-aneh atau melihat sosok yang sebenarnya tidak terjadi, berarti Anda kelebihan mengonsumsi kafein. Sebuah penelitian di Inggris menyatakan bahwa orang yang minum kopi instan lebih dari 7 cangkir sehari mempunyai kemungkinan 3 kali lebih besar untuk berhalusinasi.
Sakit Kepala
Beberapa jenis obat
sakit kepala menggunakan campuran kafein karena dalam jumlah sedikit senyawa
ini memang memiliki khasiat anti nyeri. Namun efek sebaliknya bisa muncul jika
dikonsumsi terlalu banyak, misalnya minum lebih dari 2-3 cangkir kopi espresso
atau 5-6 cangkir kopi biasa setiap hari.
Insomnia
Efek samping paling umum dari minum kopi terlalu banyak adalah tidak bisa tidur. Bagi remaja atau orang paruh baya, efek ini mungkin hanya akan memicu rasa lelah namun bisa berdampak serius bagi kesehatan kaum lanjut usia.
Efek samping paling umum dari minum kopi terlalu banyak adalah tidak bisa tidur. Bagi remaja atau orang paruh baya, efek ini mungkin hanya akan memicu rasa lelah namun bisa berdampak serius bagi kesehatan kaum lanjut usia.
Keringatan
Kopi meningkatkan produksi keringat dengan dua cara. Pertama, kafein merangsang sistem saraf pusat, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Sehingga, makin tinggi kandungan kafein, makin banyak keringat yang diproduksi.
Kopi meningkatkan produksi keringat dengan dua cara. Pertama, kafein merangsang sistem saraf pusat, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Sehingga, makin tinggi kandungan kafein, makin banyak keringat yang diproduksi.
Semula
Nikmat, Kopi akan Jadi Bahaya Kalau Sudah Seperti Ini
Dalam takaran yang pas, kopi punya segudang
manfaat kesehatan. Mulai dari antioksidan pencegah kanker dan kerusakan sel,
hingga kafein penghilang rasa kantuk dan pembangkit stamina. Namun kalau
berlebihan, kopi kadang justru berbahaya.
Umumnya konsumsi kopi
masih bisa ditoleransi dengan baik oleh tubuh bila belum melebihi 4-5
cangkir/hari. Namun kopi juga bisa jadi tidak sehat,
bahkan berbahaya kalau sudah memicu berbagai gangguan kesehatan seperti iritasi
lambung dan kecanduan.
Bahaya kopi lainnya
yang lebih serius jika dikonsumsi berlebihan antara lain sebagai berikut,
seperti dikutip dari Menshealth, Kamis (8/11/2012).
1. Memicu Diare Akut
Diare akut merupakan
efek samping kafein yang klasik tetapi masih belum dipahami benar oleh para
ilmuwan hingga saat ini. Diyakini karena kafein memicu kontraksi usus, sehingga
kotoran akan lebih cepat terdorong keluar melalui saluran pembuangan.
Faktor stres juga bisa
dikaitkan dengan efek samping tersebut, sebab kortisol atau hormon stres maupun
kafein diyakini sama-sama memicu kontraksi usus. Saat kadar keduanya meningkat
dalam tubuh, maka efek sering buang air besarnya akan semakin terasa.
2. Meningkatkan Tekanan
Darah
Hipertensi atau tekanan
darah tinggi merupakan salah satu faktor pemicu berbagai ganguan jantung dan
pembuluh darah seperti serangan jantung maupun stroke. Kondisi ini bisa
diperparah oleh kafein, yang efeknya adalah memacu jantung untuk bekerja lebih
kuat.
Secangkir kopi mungkin
tidak akan terasa efeknya, tetapi minuman lain dengan kadar kafein tinggi akan
sangat berpengaruh. Apalagi kafein juga memicu adrenalin, yakni hormon yang
memicu kontraksi otot serta merangsang peningkatan tekanan darah.
3. Meningkatkan Gula
Darah
Kalau bukan penggemar
kopi sejati, jarang ada orang bisa menikmati minuman ini tanpa ditambah gula.
Kopinya sendiri mungkin tidak mempengaruhi sistem metabolisme, tetapi justru
campuran gula yang akan meningkatkan kadar gula dalam darah kalau berlebihan.
Dalam kadar tertentu,
kandungan antioksidan dalam kopi sebenarnya bisa mengurangi risiko diabetes
mellitus tipe 2. Namun kalau tidak sebanding dengan banyaknya gula yang
ditambahkan, maka efek antioksidan akan tertutup dan kopi manis justru
meningkatkan risiko tersebut.
Kopi
Meningkatkan Kadar Kolestrol ?
Kopi tidak mengandung
kolesterol, tetapi mengandung zat yang meningkatkan kolesterol, terutama diterpenes
cafestol dan kahweol alami. Cafestol adalah
zat pemicu kolesterol yang paling kuat dalam makanan kita. Penelitian
menunjukkan bahwa penambahan 10 mg cafestol per hari selama 4 minggu
meningkatkan kolesterol total
0,13 mmol / l. Dengan rata-rata kolesterol darah 5,5 mmol / l maka ada
peningkatan sekitar 2%. Peningkatan terutama pada kolesterol buruk (LDL),
sedangkan kolesterol baik (HDL) cenderung konstan. Efek meningkatkan kolesterol
ini bersifat sementara: setelah menghentikan minum kopi kolesterol akan kembali
normal.
Jumlah cafestol
dalam kopi sangat tergantung pada cara penyiapan dan jenis kopinya. Ketika
menyiapkan kopi dengan disaring, misalnya dengan saringan kertas, cafestol dan kahweol
sebagian besar tersaring. Secangkir kopi saring hanya mengandung rata-rata 0,1
mg cafestol. Padahal,
kopi tubruk (yang disiapkan dengan menuang kopi bubuk ke dalam air mendidih
tanpa penyaringan) mengandung 4-6 mg cafestol per cangkir. Kopi instan
yang dibuat dari konsentrat kopi hasil pengolahan mesin hampir tidak mengandung
diterpenes cafestol
dan tidak atau sedikit sekali berpengaruh terhadap kadar kolesterol.
Kopi Turki dan Yunani
mengandung konsentrasi cafestol
dan kahweol
yang relatif tinggi (4-5 mg cafestol per cangkir). Biji kopi Arabika
berisi lebih banyak cafestol
dari biji Robusta. Tidak ada pengaruhnya beralih ke kopi bebas kafein
karena kafein tidak berpengaruh pada kadar kolesterol. Bahkan, menurut
penelitian tahun 2005 oleh US
National Institute of Health, peminum kopi tanpa
kafein (rata-rata 6 cangkir sehari selama 3 bulan) memiliki kolesterol
buruk (LDL) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak atau
jarang minum kopi.
Secara teoritis
diketahui bahwa peningkatan kolesterol (total) sebesar 1% dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung sebesar 2%. Seseorang yang mengkonsumsi 10 mg cafestol
per hari (sekitar 3 cangkir kopi tubruk atau 5-6 cangkir kopi saring),
kolesterolnya naik sebesar 2% sehingga 4% lebih berisiko terkena penyakit
jantung. Jika kita berasumsi bahwa 8% orang terkena penyakit jantung
sebelum usia 65 tahun, maka risiko pada peminum kopi berat adalah 8,32%
(104% x 8%). Untuk pasien diabetes yang memiliki 40% risiko serangan
jantung sebelum ulang tahunnya yang ke-70 berarti pada peminum kopi berat
risikonya meningkat menjadi 41,6% (104% x 40%). Kenaikan risiko karena
minum kopi ini tentu saja lebih kecil dibandingkan, misalnya, mengkonsumsi makanan
yang kaya lemak jenuh.
Namun, ini adalah suatu
perhitungan teoritis yang sejauh ini tidak dapat dibuktikan dengan hubungan
langsung antara konsumsi kopi harian dan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular atau prognosis setelah serangan jantung. Sebaliknya,
beberapa studi menunjukkan risiko
kematian yang lebih
rendah akibat penyakit kardiovaskular pada peminum
kopi. Kemungkinan, antioksidan dalam kopi dapat menghambat peradangan dan
menekan risiko penyakit jantung. Juga ada bukti bahwa diabetes tipe 2
– yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular – kurang
umum pada peminum kopi reguler.
Meminum kopi sampai 4
atau 5 cangkir sehari tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang
yang sehat. Namun, penderita gangguan metabolisme lemak atau penderita kadar
kolesterol tinggi sebaiknya tidak terlalu banyak meminum kopi tubruk dan
menggantinya dengan kopi saring atau instan.
Ini
Bahayanya kalau Sarapan Gorengan Lalu Minum Kopi
Jakarta, Jangan memulai
hari dengan sarapan makanan berlemak seperti gorengan, apalagi jika disajikan
dengan kopi sebagai teman sarapan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
kombinasi keduanya menyebabkan lonjakan gula darah.
Menurut sebuah studi
dari University of Guelph, minum kopi setelah makan makanan berminyak dapat
menyebabkan lonjakan gula darah. Efek ini bahkan berlaku untuk orang yang sehat
yang tidak berisiko terhadap diabetes.
Seperti yang telah
diketahui, makan makanan berminyak telah dikaitkan dengan lonjakan gula darah.
Nah, dengan menggabungkannya dengan minum kopi dapat menggandakan dampak
tersebut.
Peneliti menyatakan
bahwa gorengan mengandung lemak jenuh yang membuat tubuh kesulitan membersihkan
gula dari darah. Meski telah lewat beberapa jam setelah makan gorengan, minum
kopi dapat menambah tingkat kesulitan pembersihan gula.
Hal ini menunjukkan
bahwa efek makanan tinggi lemak dapat berlangsung hingga berjam-jam, kata
Marie-Soleil Beaudoin dan Terry Graham, peneliti dari University of Guelph,
seperti dilansir theglobeandmail, Sabtu (3/11/2012).
Tim peneliti meminta
beberapa peserta studi untuk makan makanan berlemak, kemudian setelah 6 jam,
peserta diminta minum minuman gula. Biasanya, tubuh langsung memproduksi
insulin untuk menghilangkan gula dari darah.
Tetapi penelitian
menunjukkan bahwa setelah makan makanan berlemak, tubuh kurang dapat
memproduksi insulin dan tingkat gula dalam darah peserta 32 persen lebih tinggi
dibanding peserta penelitian yang tidak mengonsumsi makanan berlemak
sebelumnya.
Bagian kedua
penelitian, peserta diminta untuk minum 2 cangkir kopi setelah 5 jam makanan
berlemak dan minuman gula. Hasilnya kadar gula dalam darah meningkat hingga 65
persen dibanding kelompok kontrol.
Gula yang berlama-lama
dalam darah dapat merugikan kesehatan seperti meningkatkan risiko diabetes,
kerusakan arteri, dan penyakit jantung. Studi ini diterbitkan dalam Journal of
Nutrition.
Orang yang berisiko
tinggi terhadap diabetes atau penyakit jantung, harus lebih berhati-hati
mengkombinasikan makanan. Hindari makanan tinggi lemak dan batasi asupan kafein
untuk menjaga kestabilan gula darah.
Apakah
Kopi Berbahaya Bagi Pasien Jantung ?
Seseorang bertanya
kepada saya pagi ini, apakah kopi berbahaya bagi pasien jantung? Pertanyaan itu
sering sekali kita dengar, terutama dari mereka yang memiliki penyakit jantung
tetapi sebelumnya suka meminum kopi. Apakah kebiasaan itu aman untuk
diteruskan?
Bila Anda menanyakannya
ke ahli jantung dan internis, mereka umumnya akan menyarankan untuk
menghentikannya. Kafein pada kopi dapat bertindak sebagai stimulan yang
menambah beban jantung atau bahkan memicu serangan jantung, kata mereka. Namun,
sebenarnya pendapat itu belum tentu benar. Berbagai penelitian
mengenai dampak kopi terhadap pasien penyakit jantung masih memberikan
kesimpulan yang beragam.
Penelitian
Kanada
Penelitian yang
diterbitkan pada majalah Epidemiology (Sept, 2006) menunjukkan bahwa
pada beberapa orang kopi dapat memicu serangan jantung
dalam waktu satu jam setelah meminumnya. Kafein menyebabkan peningkatan tekanan
darah jangka pendek dan aktivitas saraf simpatik yang bisa memicu serangan
jantung. Risikonya tertinggi di kalangan peminum kopi ringan (mereka yang
mengonsumsi maksimal satu cangkir sehari). Bagi orang-orang itu, risiko
serangan jantung meningkat empat kali lipat. Peminum kopi sedang (mereka yang
mengonsumsi dua atau tiga cangkir sehari) memiliki peningkatan risiko serangan
jantung sebesar 60% dengan meminum secangkir kopi. Efek paling rendah terlihat
di kalangan peminum kopi berat (mereka yang minum empat cangkir atau lebih per
hari). Bagi mereka, meminum kopi tampaknya tidak meningkatkan risiko terkena
serangan jantung.
“Bagi orang-orang yang
tidak teratur meminum kopi, meminum kopi akan menyebabkan sentakan kafein pada
sistem (kardiovaskuler) mereka,” kata Ahmed El-Sohemy, PhD, pakar nutrisi di University
of Toronto, Kanada. “Kita tahu bahwa kafein menyebabkan peningkatan
tekanan darah sementara, sehingga mereka yang tidak biasa mengonsumsinya akan
mendapatkan gelombang kenaikan yang berbahaya bagi jantung yang rentan”,
tambahnya. Pada penelitian sebelumnya yang diterbitkan di Journal of
American Medical Association (Maret, 2006), El-Sohemy menyebutkan bahwa
orang-orang tertentu memiliki variasi genetik yang menyebabkan metabolisme
kafein yang lebih lambat, sehingga dampaknya adalah peningkatan risiko serangan
jantung setelah mengonsumsi kopi. Pada mereka yang memiliki metabolisme kafein
cepat, kopi justru bermanfaat bagi
kesehatan jantung.
Penelitian
Italia dan AS
Sebuah studi di Italia
telah mengevaluasi lebih dari 11.000 orang dewasa yang melaporkan serangan
jantung dalam tiga bulan sebelumnya dan memeriksa asupan kopi mereka selama
masa penelitian. Konsumsi kopi mereka dikelompokkan sebagai berikut: tidak
pernah/hampir tidak pernah, kurang dari 2 cangkir per hari, 2 sampai 4 cangkir
per hari, dan lebih dari 4 cangkir per hari. Setelah lebih dari tiga tahun,
risiko serangan jantung, kematian akibat serangan jantung, dan stroke dihitung
berdasarkan tingkat konsumsi kopi pada populasi orang dewasa beriwayat serangan
jantung tersebut. Hasil penelitian tersebut, yang diterbitkan di jurnal Circulation
(Des, 2007), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi kopi dan
risiko serangan jantung, kematian akibat serangan jantung, atau stroke.
Sebagai catatan,
penelitian itu dilakukan pada orang Italia, yang terbiasa mengonsumsi diet
Mediterania dan meminum kopi yang disiapkan dengan cara Italia. Sebagian besar
peserta penelitian itu meminum kopi moccha atau espresso,
yang disaring dari kopi bubuk yang diseduh air panas dalam waktu yang sangat
singkat. Tidak diketahui apakah hasil kesimpulannya akan sama bila kopi diminum
sebagai kopi tubruk oleh masyarakat yang berpola diet sebagaimana umumnya di
Indonesia.
Pada studi lain yang
diikuti oleh hampir 12.000 perawat AS dengan riwayat penyakit jantung atau
stroke, diketahui bahwa mereka yang rutin meminum kopi berkafein tidak memiliki
risiko kematian lebih besar dibandingkan bukan peminum kopi. Hasil studi yang
berlangsung lebih dari 20 tahun itu dilaporkan dalam American Journal of
Clinical Nutrition (Mei, 2011). Para peneliti tidak menemukan hubungan
antara asupan kopi dan risiko kematian akibat serangan jantung, stroke atau
penyebab lainnya. Hal itu juga berlaku pada perempuan yang menenggak empat
cangkir atau lebih per hari.
Jadi Apa Kesimpulannya?
Mengacu pada
penelitian-penelitian di atas, bila Anda adalah pecandu kopi yang terbiasa
meminum kopi empat cangkir atau lebih sehari, tidak ada alasan untuk
menghentikan kebiasaan itu setelah terkena serangan jantung. Namun, bila Anda
hanya penikmat kopi ringan atau sedang, tampaknya lebih aman bila Anda tidak
meminumnya lagi setelah mendapatkan serangan jantung, terutama bila tekanan
darah Anda tidak terkendali dan Anda mengalami palpitasi (jantung
berdebar), kesulitan tidur, dan masalah lain setelah meminum
kopi.
Awas!
Minum Kopi Berlebihan Picu Kebutaan
Kopi bila dikonsumsi
secara wajar bisa mendatangkan manfaat. Tapi manakala diminum secara
berlebihan, bisa mendatangkan resiko, bahkan sangat fatal. Sebuah penelitian di
Amerika Serikat mengungkapkan, minum kopi lebih dari tiga cangkir sehari dapat
meningkatkan resiko kehilangan penglihatan bahkan kebutaan.
Bahkan meminum kopi jumlah
normal pun, dapat memperburuk kondisi penderita glaukoma. Penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal Ophthalmology & Visual Investigative Science ini,
sebagaimana dilansir Antara, menyarankan agar para pecinta kopi mengurangi
konsumsi kopi, untuk menghindari risiko terjadinya kebutaan.
Para peneliti, dari
Brigham and Women's Hospital di Boston, menunjukkan bahwa senyawa yang
ditemukan dalam kopi dapat meningkatkan ketegangan di dalam bola mata, yang
menyebabkan kerusakan retina. Secara otomatis ini memperburuk kondisi glaukoma.
Namun tidak ada
korelasi dengan produk kafein lainnya, seperti teh, cola atau cokelat.
Penelitian terbaru ini melibatkan lebih dari 120.000 orang di Inggris dan AS,
termasuk lebih dari 40 orang penderita glaukoma.
Para responden diminta
mengisi kuesioner tentang berapa banyak kopi yang mereka minum, serta
pemeriksaan mengenai catatan medis yang terkait dengan sejarah glaukoma. Mereka
yang minum lebih dari tiga cangkir sehari, memiliki peningkatan risiko glaukoma
dibandingkan dengan mereka yang tidak meminum kopi.
Wanita dengan riwayat
keluarga glaukoma juga memiliki peningkatan risiko, sebagaimana dilansir dari
DailyMail. Glaukoma terjadi ketika tabung di dalam mata mengalami kekeringan,
sehingga proses pengelihatan menjadi terganggu.
Tabung ini berfungsi
supaya tidak terjadi penumpukan cairan mata. Bila cairan tidak dapat mengalir
dengan baik, maka akan terjadi ketegangan di area mata. Hal ini dapat merusak
saraf optik, terutama yang terhubung dengan otak, yaitu serabut saraf dari retina.
Berapa
Cangkir Kopi Masih Sehat Untuk Anda?
"Saya sudah berhenti minum kopi dokter, kalau rokok
hanya sesekali saja," demikian ungkapan seorang pasien
ketika mengeluh nyeri dada suatu waktu di ruang praktek saya. Padahal, saya
sama sekali tidak menyinggung masalah kebiasaan minum kopinya. Kalau kebiasaan
merokok memang selalu saya singgung, apalagi bila menyangkut keluhan-keluhan
jantung, paru, hipertensi.
Seperti pada pasien di atas, yang secara tidak langsung mengatakan bahwa kopi merupakan suatu kebiasaan yang tidak sehat, masyarakat umum juga berasumsi demikian. Kebiasaan minum kopi sering dianggap tidak sehat sama dengan rokok, atau bahkan kebiasaan minum alkohol. Kopi sering dianggap sebagai biang kerok, pencetus beberapa penyakit seperti jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Seperti pada pasien di atas, yang secara tidak langsung mengatakan bahwa kopi merupakan suatu kebiasaan yang tidak sehat, masyarakat umum juga berasumsi demikian. Kebiasaan minum kopi sering dianggap tidak sehat sama dengan rokok, atau bahkan kebiasaan minum alkohol. Kopi sering dianggap sebagai biang kerok, pencetus beberapa penyakit seperti jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Padahal, sebenarnya
kopi tidak mempunyai pengaruh demikian. Penelitian malah menunjukkan
sebaliknya, walaupun perlu penelitian lebih lanjut, kopi dapat mengurangi
risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler seperti jantung, stroke. Risiko
diabetes melitus juga lebih rendah pada penikmat kopi, bahkan penelitian
yang dilakukan di Asutralia setiap tambahan satu cangkir kopi yang Anda minum
setiap harinya mengurangi risiko diabetes sebesar 7 persen.
Lalu, "mengapa ada
anggapan umum bahwa minum kopi sebagai suatu kebiasaan yang tidak sehat?"
Hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan beberapa kebiasaan lain yang tidak
sehat yang juga sering bersamaan dilakukan penikmat kopi seperti merokok, minum
alkohol, kurang tidur, jarang berolahraga, dan pola makan yang kurang
sehat.
Di samping itu, bila
minum kopi berlebihan, sebagai efek samping kofein dapat menimbulkan gejala
seperti berdebar, stres, iritatif, tremor dan gangguan tidur. Kemudian,
seperti sering ditanyakan pasien, "bolehkah saya minum kopi dokter? Berapa
kali, cangkir saya boleh meminumnya setiap hari?" Suatu
pertanyaan yang sulit dijawab dengan pasti. Tetapi, seorang pakar
dari harvard University, Dr. Rob Van Dam waktu ditanyakan masalah ini
menjawab, "bila Anda mengkonsumsi sejumlah kopi, kemudian Anda
mengalami efek samping kafein seperti tremor, berdebar, gangguan tidur,
merasa stres, gelisah atau tidak nyaman, berarti Anda telah minum kopi secara
berlebihan.
Dan, dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan, minum sampai 6 cangkir kopi sehari tidak ada
pengaruhnya dengan kematian, atau masalah kesehatan lainnya. Cuma yang perlu
diingat adalah bahwa yang dimaksud satu cangkir kopi dalam
penelitian-penelitian yang dilakukan adalah kopi hitam yang mengandung kafein
100 mg. Sementara kalau Anda menikmati satu cangkir kopi ukuran besar di
Starbucks misalnya, kandungan kafeinnya dapat mencapai 330 mg, satu
cangkir kecil espresso mengandung kafein 117 mg. Kopi hitam yang sering
kita konsumsi dalam rumah tangga dalam satu cangkirnya saya kira mengandung
kofein kurang dari 100 mg.
Sesuai dengan
penelitian yang pernah dilakukan, bila Anda menikmati kopi sebanyak itu
dianggap masih aman. Namun perlu diingat bahwa efek samping kafein itu sangat individual,
seseorang dapat lebih sensitif. Bagi saya sendiri, satu cangkir espresso atau
kopi biasa saja sering menimbulkan efek samping seperti disebut di atas,
terutama gangguan tidur.
Jadi, saya minum kopi
boleh dikatakan tidak pernah sore atau malam hari, selalu pagi hari. Disamping
itu, perlu juga diperhatikan bahwa minuman kopi yang banyak beredar sekarang,
yang kini menjadi favorit, terutama di restoran cepat saji kadang-kadang
mengandung kalori yang tinggi, ada yang mencapai 500 kalori dalam satu
cangkirnya. Bila Anda sering mengkonsumsi ini, andaikan kebutuhan kalori Anda
sekitar 2.000 kalori perhari, 25 persen sudah terpenuhi dari minum kopi
ini saja.
Jadi kalau Anda tidak
hati-hati, kemungkinan Anda menjadi gemuk, obesitas dengan
segala konsekuensinya seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
kardiovaskuler menjadi lebih besar. Karena itu, sebelum anda menyeruput
secangkir kopi, lebih baik ketahui lebih dahulu kandungan kofein dan kalorinya.
Jadi, sebagai kesimpulan, "berapa cangkir Anda minum kopi sehari, masih
dianggap sehat?" Jawabannya, sangat individual, namun bila Anda minum
sampai 6 cangkir sehari dengan kandungan kafeinnya kurang dari 100 mg setiap
cangkirnya dan kandungan kalorinya tidak tinggi, dianggap aman dan bahkan sehat
untuk Anda.
Namun, perlu diingat
suatu prinsip bahwa walaupun sesuatu itu baik untuk Anda, mengonsumsi secara
berlebihan malah dapat mengakibatkan sebaliknya. Dan, pada hipertensi, diabetes
melitus yang tidak terkontrol serta wanita hamil, menyeruput kopi harus
hati-hati.
Kopi,
Butuh atau Suka?
Kopi adalah salah satu
zat adiktif yang legal dikonsumsi. Jika saja kafein baru ditemukan, FDA atau
BPOM di Indonesia pasti tak akan meloloskannya sebagai zat yang aman
dikonsumsi. Kecanduan kafein sepertinya dianggap wajar dan normal saja.
Terlepas dari berbagai
bukti ilmiah tentang efek merugikan kafein, popularitasnya terus meningkat di
masyarakat modern. Indonesia misalnya, dengan mudah kita dapat mendapatkan
minuman berkafein, mulai dari berbagai minuman penambah energi di warung hingga
kopi beraroma harum di berbagai gerai kopi. Kopi telah menjadi minuman wajib
dalam pergaulan sehari-hari.
Kafein dan Tidur
Kafein dan Tidur
Kopi mendapatkan
popularitas karena efeknya yang menunda kantuk, memberikan rasa senang dan
bersemangat serta membangkitkan vitalitas peminumnya. Sesuatu yang amat dicari
di tengah deru kehidupan serba cepat. Ini disebabkan oleh efek kafein pada reticular
ascending system dan reseptor adenosine. Adenosine adalah zat yang
menyebabkan kantuk. Dengan memblokir reseptornya, tubuh tidak bisa membaca
adanya adenosine sehingga mengahalangi kantuk.
Tapi perlu ditekankan
kafein hanya menunda kantuk tanpa mengembalikan kemampuan otak. Otak yang sudah
lelah tetap akan melambat!
Kadar kafein mencapai
puncaknya dalam 30-60 menit setelah dikonsumsi. Kadarnya akan tetap tinggi
dalam darah selama 3 hingga 5 jam. Dosis setara dengan secangkir kopi
(30-150mg) yang dikonsumsi sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang
diperlukan untuk tidur dan juga mengganggu proses tidur itu sendiri. Gangguan
proses tidur akibat kafein adalah buruknya kualitas tidur akibat tahapan tidur
dalam (stage N3 sleep) yang memendek. Padahal tahap tidur dalam,
sering juga disebut restorative sleep, adalah tahapan tidur penting
dimana tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsi dalam perbaikan
sel-sel tubuh yang rusak. Pada beberapa orang yang sensitif terhadap kafein,
dengan konsumsi kopi di pagi hari sudah dapat mengganggu proses tidur di malam
harinya.
Kafein dosis tinggi
(> 6 cangkir kopi) dalam sehari dapat memperlambat metabolisme kopi sehingga
kadarnya tetap tinggi di otak selama 9 hingga 15 jam. Sementara dengan dosis
luar biasa, 100 cangkir (10 gram) sehari dapat menyebabkan kematian.
Dari sisi kesehatan
tidur, bukan hanya dosis konsumsi yang harus diperhatikan. Jauh lebih penting
memperhatikan jadwal konsumsinya. Disarankan, agar tak mengganggu proses tidur
(termasuk kualitas tidur) konsumsi kafein terakhir adalah 12 jam sebelum tidur.
Produktivitas dan Kopi
Kita senang sekali
dihibur dengan mitos bahwa ada zat yang dapat mengalahkan lelah dan kantuk
hingga dapat terus aktif produktif. Lihat saja berbagai iklan di media, semua
produk berlomba-lomba menyatakan bisa kalahkan kantuk dan meningkatkan
produktivitas. Hal yang memprihatinkan sebenarnya, karena menyiratkan
masyarakat kita yang mengantuk.
Tetapi tak demikian
kenyataannya, tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif
tidur!
Berbagai produk tersebut kebanyakan mengandung kafein. Kafein seperti telah dibahas akan memberikan rasa segar dan emosi yang positif. Mirip dengan keadaan saat kita baru bangun tidur di pagi hari. Setiap pagi kita bangun dengan segar bugar, penuh vitalitas dan penuh semangat. Segala tantangan seolah akan dengan mudah kita hadapi.
Berbagai produk tersebut kebanyakan mengandung kafein. Kafein seperti telah dibahas akan memberikan rasa segar dan emosi yang positif. Mirip dengan keadaan saat kita baru bangun tidur di pagi hari. Setiap pagi kita bangun dengan segar bugar, penuh vitalitas dan penuh semangat. Segala tantangan seolah akan dengan mudah kita hadapi.
Kafein digunakan untuk
meniru rasa-rasa itu. Tetapi orang sering lupa, bahwa kafein tak dapat
mengembalikan kemampuan konsentrasi, analisa, ketelitian, kewaspadaan dan jauh
lebih penting, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Hanya tidurlah yang dapat mengembalikan vitalitas kita.
Bagaimana dengan tempat
kerja yang menyediakan kopi untuk meningkatkan produktivitas pekerjanya? Tidak
salah, tetapi sebaiknya kita mulai mengatur konsumsi kopi. Jika sepanjang hari
terus bolak-balik pantry untuk menyeduh kopi, tentu ada yang salah
dengan kesehatan tidur.
Kafein dan Kesehatan
Kafein dan Kesehatan
Dengan berkembangnya
kesadaran akan kesehatan tidur, para ahli ingin melihat lebih dalam hubungan
kafein dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kita sama-sama telah mengetahui
bahwa peningkatan konsumsi kopi akan meningkatkan resiko terhadap kesehatan.
Para ahli berpendapat, mungkin bukan jumlah konsumsi kopi yang penting bagi kesehatan, tetapi "kebutuhan" akan kafeinlah yang beresiko terhadap kesehatan. Apa yang menyebabkan seseorang butuh bercangkir-cangkir kopi seharinya? Kantuk!
Para ahli berpendapat, mungkin bukan jumlah konsumsi kopi yang penting bagi kesehatan, tetapi "kebutuhan" akan kafeinlah yang beresiko terhadap kesehatan. Apa yang menyebabkan seseorang butuh bercangkir-cangkir kopi seharinya? Kantuk!
Beberapa penelitian
sudah menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek akan tingkatkan resiko gagal
jantung, hipertensi hingga stroke. Tetapi kini kita juga kenal adanya
hipersomnia, atau kantuk berlebihan walau durasi tidur cukup. Hipersomnia dan
mendengkur merupakan kombinasi mematikan bernama sleep apnea.
Sleep apnea adalah
henti nafas saat tidur, yang jelas buruk bagi kerja jantung saat tidur. Sleep
apnea telah diketahui menjadi penyebab hipertensi, berbagai penyakit jantung,
diabetes dan stroke.
Penderita sleep
apnea, akibat kantuk yang terus mendera, membutuhkan kafein untuk menopang
segala aktivitasnya. Kebutuhan akan kafein ini yang beresiko terhadap
kesehatan, bukan jumlah konsumsinya saja.
Tanaman
Kopi Diramalkan Akan Punah pada 2080
Nikmatilah setiap tetes
minuman kopi favorit Anda sebelum terlambat. Menurut penelitian yang
diterbitkan di jurnal ilmiah PloS One, tanaman kopi Arabika, yang
merupakan terbanyak dari semua perkebunan kopi, akan punah sebelum 2080.
Adalah para peneliti
Kew Royal Botanic Gardens yang menggunakan simulator untuk meramal dampak
perubahan iklim bagi kehidupan di muka bumi. Di wilayah-wilayah yang merupakan
produsen utama kopi dunia, antara lain di Afrika Timur, pemanasan global
cenderung mengurangi jumlah tanaman yang cocok tumbuh di suatu daerah.
Untuk jenis tanaman
kopi, kemampuan tumbuhnya akan berkurang 65 hingga 100 persen. Dengan kata
lain, jika enetic terburuk mereka menjadi kenyataan, maka tak enetic tempat di
bumi bagi kopi liar untuk tumbuh. Tanaman kopi pun akan punah.
Para peneliti juga
mengidentifikasi beberapa tempat yang paling mungkin untuk melawan efek buruk
perubahan iklim. Mereka menyebut hutan kopi Yayu di Ethiopia, dapat menjadi
gudang bagi sumber daya enetic kopi dunia.
Para peneliti tak
menyebut secara spesifik model perubahan iklim bagi tanaman kopi yang
dibudidayakan. Namun, adalah rahasia umum di kalangan petani kopi bahwa jika
iklim memanas, kualitas dan hasilnya cenderung mengalami penurunan.
Studi lain tahun 2010
menyebut, petani di Meksiko dan Amerika Tengah akan kehilangan tanaman kopi
sepertiga dari jumlah yang ada sekarang pada 2050 karena perubahan iklim.
Sumber : www.historia.co.id, www.majalahkesehatan.com, www.team-clan.net, www.detik.com,
www.satuuntukindonesia.com, www.gatranews.com, www.kompas.com, www.tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar