Adolf Hitler (bahasa Jerman: [ˈadɔlf
ˈhɪtlɐ] 20 April 1889 – 30 April 1945) adalah seorang
politisi Jerman dan ketua Partai
Nazi (bahasa
Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP); Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional)
kelahiran Austria. Ia menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi (bergelar Führer
und Reichskanzler) mulai tahun
1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang
Dunia II di Eropa, dan Holocaust.
Hitler adalah veteran Perang
Dunia I dengan banyak
gelar. Ia bergabung dengan Partai
Pekerja Jerman (pendahulu
NSDAP) pada tahun 1919, dan menjadi ketua NSDAP tahun 1921. Tahun 1923, ia
melancarkan kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer
Hall Putsch. Kudeta yang gagal
tersebut berujung dengan ditahannya Hitler. Di penjara, Hitler menulis
memoarnya, Mein Kampf (Perjuanganku). Setelah bebas tahun 1924, Hitler
mendapat dukungan rakyat dengan mengecam Perjanjian Versailles dan menjunjung Pan-Jermanisme, antisemitisme, dan anti-komunisme melalui pidatonya yang karismatik dan propaganda
Nazi. Setelah ditunjuk
sebagai kanselir pada tahun 1933, ia mengubah Republik
Weimar menjadi Reich
Ketiga, sebuah
kediktatoran satu
partai yang didasarkan
pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik.
Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde
Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan Eropa. Sampai saat
itu, kebijakan luar dan dalam negerinya bertujuan mencapai Lebensraum ("ruang hidup") bagi kaum
Jermanik. Ia memerintahkan
Jerman dipersenjatai kembali dan Wehrmacht menginvasi
Polandia pada bulan
September 1939, menyebabkan pecahnya Perang
Dunia II di Eropa. Di bawah
pemerintahan Hitler, pada tahun 1941 pasukan Jerman dan sekutu
Eropanya menduduki sebagian
besar Eropa dan Afrika
Utara. Tahun 1943,
Jerman terpaksa bertahan diri dan mengalami serangkaian kekalahan dalam
pertempuran. Pada hari-hari terakhir perang, saat Pertempuran Berlin berlangsung tahun 1945, Hitler menikahi kekasih lamanya,
Eva
Braun. Tanggal 30 April
1945, kurang dari dua hari kemudian, keduanya bunuh
diri agar tidak
ditangkap Angkatan
Darat Merah, lalu mayat mereka
dibakar.
Kebijakan Hitler yang supremasis dan termotivasi oleh
ras mengakibatkan
kematian sekitar 50 juta orang selama Perang Dunia II, termasuk 6 juta kaum Yahudi dan 5 juta etnis "non-Arya" yang pemusnahan
sistematisnya diperintahkan oleh Hitler dan rekan-rekan terdekatnya.
Tahun-Tahun Pertama
Nenek Moyang
Ayah Hitler, Alois Hitler (1837–1903), adalah anak tidak sah dari Maria
Anna Schicklgruber. Catatan
baptis tidak menyebutkan nama ayah Alois, sehingga Alois memakai nama belakang
ibunya. Pada tahun 1842, Johann
Georg Hiedler menikahi Anna.
Setelah Anna meninggal dunia tahun 1847 dan Johann tahun 1856, Alois dibesarkan
di keluarga adik Hiedler, Johann
Nepomuk Hiedler. Pada tahun
1876, Alois disahkan dan catatan baptisnya diubah oleh seorang pendeta di
hadapan tiga saksi mata. Saat diadili di Nuremberg tahun 1945, pejabat Nazi Hans
Frank menyebut
keberadaan surat-surat yang mengklaim bahwa ibu Alois bekerja sebagai pembantu
rumah tanga untuk sebuah keluarga Yahudi di Graz
dan bahwa putra keluarga tersebut yang berusia 19 tahun, Leopold
Frankenberger, merupakan ayah
Alois. Akan tetapi, tidak ada nama Frankenberger yang tercatat di Graz pada
masa itu dan catatan keluarga Leopold Frankenberger tidak pernah dibuat. Para
sejarawan meragukan klaim bahwa ayah Alois adalah seorang Yahudi.
Pada usia 39 tahun, Alois memilih nama belakang "Hitler", bisa
dieja "Hiedler", "Hüttler", atau "Huettler". Asal
kata namanya adalah "seseorang yang tinggal di rumah" (Jerman
Standar Hütte), "penggembala" (Jerman Standar hüten
"menjaga", Inggris "heed"), atau dari bahasa
Slavik Hidlar dan Hidlarcek.
Masa Kanak-Kanak dan Pendidikan
Adolf Hitler saat masih bayi (c. 1889–1890)
Adolf Hitler lahir tanggal 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, sebuah
penginapan di Salzburger Vorstadt 15, Braunau
am Inn, Austria-Hongaria. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dari
pasangan Alois Hitler dan Klara Pölzl (1860–1907). Abang dan kakak Hitler – Gustav, Ida,
dan Otto – meninggal saat masih bayi. Saat Hitler berusia tiga tahun,
keluarga mereka pindah ke Passau,
Jerman. Di sana ia mempelajari dialek Bayern
Hilir, bukannya bahasa
Jerman Austria, yang menjadi
ciri khas gaya bicaranya seumur hidup. Tahun 1894, keluarga mereka pindah lagi
ke Leonding (dekat Linz),
dan pada Juni 1895, Alois menetap di sebuah lahan kecil di Hafeld, dekat Lambach, tempat ia bertani dan beternak lebah. Adolf bersekolah di kota tetangga, Fischlham. Hitler mulai suka mempelajari perang setelah menemukan
buku bergambar tentang Perang
Perancis-Prusia milik
ayahnya.
Perpindahan mereka ke Hafeld merupakan awal dari konflik ayah-anak yang
intens akibat Adolf menolak mematuhi peraturan ketat di sekolahnya. Usaha
pertanian Alois Hitler di Hafeld gagal dan pada tahun 1897 mereka pindah ke
Lambach. Hitler yang masih berusia 8 tahun mengikuti les menyanyi, bernyanyi
dengan paduan suara gereja, dan bahkan semapt mempertimbangkan diri untuk
menjadi pendeta. Tahun 1898, keluarga mereka pindah permanen ke Leonding.
Kematian adiknya, Edmund, akibat cacar pada 2 Februari 1900 sangat mempengaruhi
kehidupan Hitler. Ia berubah dari sosok yang percaya diri, mudah bergaul, dan
pintar, menjadi bocah yang murung, menarik diri, dan cemberut yang sering
bertengkar dengan ayah dan gurunya.
Ibu Hitler, Klara
Alois memiliki karier yang sukses di biro bea cukai dan ingin anaknya
mengikuti jejaknya. Hitler kemudian mendramatisir sebuah peristiwa ketika ayah
Hitler membawanya berkunjung ke kantor bea cukai, menyebutnya sebagai peristiwa
yang membangkitkan antagonisme tanpa ampun antara ayah dan anak, yang keduanya
sama-sama berkeinginan kuat.Mengabaikan keinginan putranya untuk masuk SMA
klasik dan menjadi seorang seniman, Alois mengirim Adolf ke Realschule di Linz pada bulan September 1900. (Ini adalah SMA yang
sama yang kelak dimasuki Adolf
Eichmann 17 tahun
kemudian.)Hitler menolak keputusan ini, dan dalam buku Mein
Kampf, Hitler
mengungkapkan bahwa ia berprestasi buruk di sekolah, sambil berharap bahwa
setelah ayahnya melihat "kemajuan kecil yang aku buat di sekolah teknik,
ia akan membiarkanku mengejar mimpiku."
Hitler terobsesi dengan nasionalisme
Jerman sejak masih muda.
Ia menunjukkan kesetiaannya terhadap Jerman, membenci monarki
Habsburg yang semakin kacau
dan pemerintahannya di kekaisaran yang dihuni berbagai etnis. Hitler dan
teman-temannya memakai kata sambutan Jerman "Heil", dan menyanyikan
lagu kebangsaan Jerman "Deutschland
Über Alles" alih-alih lagu
kebangsaan Kekaisaran Austria.
Setelah kematian mendadak Alois tanggal 3 Januari 1903, prestasi Hitler di
sekolah memburuk. Ibunya mengizinkan Hitler berhenti sekolah pada musim gugur
1905. Ia bersekolah di Realschule di Steyr pada September 1904; perilaku dan prestasinya membaik.
Pada musim gugur 1905, setelah lulus ujian susulan dan ujian akhir, Hitler
berhenti sekolah tanpa keinginan apapun untuk melanjutkan sekolah atau membina
karier.
Masa Remaja Di Wina dan Munich
Rumah di Leonding
tempat Hitler menghabiskan masa remaja awalnya (c.1984)
Sejak 1905, Hitler menjalani kehidupan bohemia di Wina
yang didanai oleh tunjangan anak yatim dan bantuan dari ibunya. Ia bekerja
sebagai buruh biasa, lalu seorang pelukis yang menjual lukisan cat air. Akademi
Seni Rupa Wina dua kali
menolak Hitler, yaitu tahun 1907 dan 1908, dikarenakan "tidak cocok
melukis". Direktur akademi menyarankan agar Hitler mempelajari arsitektur,
namun ia tidak memenuhi persyaratan akademik. Pada tanggal 21 Desember 1907,
ibunya meninggal dunia pada usia 47 tahun. Setelah ditolak Akademi untuk kedua
kalinya, Hitler kehabisan uang. Tahun 1909, ia tinggal di tempat penampungan
tunawisma, dan pada tahun 1910, ia menetap di sebuah rumah
pekerja miskin di Meldemannstraße. Saat Hitler tinggla di sana, Wina adalah tempat penuh prasangka agama dan
rasisme. Kekhawatiran bahwa Wina akan dipenuhi imigran dari Timur meluas, dan
walikotanya yang populis, Karl Lueger, mengeksploitasi retorika antisemitisme untuk kepentingan politiknya. Antisemitisme pan-Jermanik Georg
Schönerer mendapat dukungan
kuat di distrik
Mariahilf, tempat Hitler
tinggal. Hitler membaca koran-koran setempat, seperti Deutsches Volksblatt,
yang mengompori prasangka dan membakar ketakutan umat Kristen yang khawatir
akan terusir oleh membanjirnya pendatang Yahudi dari timur.Menolak apa yang
disebutnya sebagai "Jermanofobia" Katolik, ia mulai menyukai Martin
Luther.
The Alter Hof in Munich. Lukisan cat air karya Adolf
Hitler, 1914
Asal usul dan kapan Hitler menunjukkan antisemitismenya sulit dilacak.
Hitler menyebutkan dalam Mein Kampf bahwa berubah menjadi seorang
antisemit di Wina. Sahabatnya, August Kubizek, mengaku bahwa Hilter adalah seorang "antisemit
resmi" sebelum meninggalkan Linz. Kesaksian Kubizek ditantang oleh
sejarawan Brigitte
Hamann, yang menulis bahwa
Kubizek adalah satu-satunya orang yang mengatakan bahwa Hitler muda adalah
seorang antisemit. Hamann juga menulis bahwa belum ada pernyataan antisemit
yang keluar dari mulut Hitler pada masa itu. Sejarawan Ian
Kershaw berpendapat bahwa
jika Hitler pernah berkata seperti itu, perkataannya tidak diketahui karena
antisemitisme di Wina sudah biasa pada saat itu.Sejumlah sumber memberikan
bukti kuat bahwa Hitler memiliki teman-teman Yahudi di penginapannya dan
tempat-tempat lain di Wina. Sejarawan Richard
J. Evans menyatakan bahwa
"para sejarawan sekarang setuju bahwa anti-Semitismenya yang terkenal baru
muncul setelah kekalahan Jerman [dalam Perang Dunia I], sebagai efek samping
dari jawaban
paranoid 'pengkhianatan'
terhadap peristiwa ini".
Hitler mewarisi bagian terakhir dari harta ayahnya pada bulan Mei 1913 dan
pindah ke Munich. Para sejarawan yakin ia keluar dari Wina untuk
menghindari wajib militer ke Angkatan Darat Austria. Hitler kemudian mengklaim
bahwa ia tidak mau berdinas di Kekaisaran Habsburg karena percampuran "ras" di dalam tubuh AD.
Setelah ia dinyatakan tidak cocok berdinas—karena gagal tes fisik di Salzburg tanggal 5 Februari 1914—ia pulang ke Munich.
Perang Dunia I
Saat Perang Dunia I pecah, Hitler adalah penduduk kota Munich dan dengan
sukarela berdinas di Angkatan
Darat Bayern sebagai warga
negara Austria. Ditempatkan di Resimen
Infanteri Cadangan Bayern 16
(Kelompok Resimen ke-1), Hitler berperan sebagai pengirim berita di Front
Barat di Perancis dan
Belgia,menghabiskan nyaris separuh waktunya di belakang garis depan. Ia
terlibat dalam Pertempuran
Ypres Pertama, Pertempuran
Somme, Pertempuran
Arras, dan Pertempuran
Passchendaele, dan sempat
terluka di Somme.
Ia diberi penghargaan Iron
Cross, Second Class,
pada tahun 1914 atas keberaniannya. Karena disarankan Hugo Gutmann, Hitler menerima Iron Cross, First Class, pada tanggal 4
Agustus 1918, sebuah penghargaan yang jarang disematkan pada seseorang
berpangkat seperti Hitler (Gefreiter). Pekerjaan Hitler di kantor pusat resimen, yaitu
berinteraksi penuh dengan perwira senior, mungkin membantu dirinya mendapatkan
penghargaan ini. Meski aksinya dianggap berani, namun tetap tidak dapat disebut
sangat terpuji.Hitler juga menerima Black Wound
Badge pada 18 Mei 1918.
Selama berdinas di kantor pusat, Hitler mengembangkan bakat seninya dengan
menggambar kartun dan instruksi untuk surat kabar angkatan darat. Pada
Pertempuran Somme bulan Oktober 1916, ia terluka di bagian paha atau betis kiri
oleh granat yang meledak di parit pengirim berita. Hitler menghabiskan hampir
dua bulan di rumah sakit Palang Merah di Beelitz, lalu kembali ke resimennya pada 5 Maret 1917. Pada 15
Oktober 1918, Hitler buta sementara akibat serangan gas mustar dan terpaksa diinapkan di rumah sakit Pasewalk. Di sana, Hitler mengetahui kekalahan Jerman,dan setelah
mendapatkan berita tersebut, ia mengaku buta kembali.
Hitler menjadi jengkel karena upaya perang Jerman gagal dan karena itu pula
perkembangan ideologinya perlahan terbentuk. Ia menyebut Perang Dunia I sebagai
"pengalaman terhebat seumur hidup" dan ia dipuji oleh para
komandannya atas keberaniannya. Pengalaman ini memperkuat patriotismenya
terhadap Jerman dan ia terkejut oleh penyerahan
diri Jerman pada bulan
November 1918.Seperti para nasionalis Jerman lainnya, ia percaya terhadap Dolchstoßlegende
(legenda pengkhianatan) yang mengklaim bahwa Angkatan Darat Jerman yang
"tak terkalahkan di lapangan" telah "ditusuk dari belakang"
di front
dalam negeri oleh para pemimpin
warga sipil dan kaum Marxis, yang kemudian dijuluki "para kriminal
November".
Perjanjian Versailles menekankan bahwa Jerman harus mengembalikan sejumlah
wilayah yang diduduki dan mendemiliterisasi Rhineland. Perjanjian ini memberlakukan sanksi ekonomi dan
reparasi berat terhadap Jerman. Banyak warga Jerman memandang perjanjian
ini—khususnya Artikel
231 yang menyebut
Jerman bertanggung jawab atas semua akibat perang—sebagai suatu upaya
mempermalukan Jerman. Perjanjian Versailles dan kondisi ekonomi, sosial, dan
politik di Jerman pascaperang kemudian dieksploitasi oleh Hitler untuk
kepentingan politiknya.
Kancah politik
Setelah Perang Dunia I, Hitler pulang ke Munich. Tanpa pendidikan formal
dan prospek karier, ia mencoba bertahan di AD selama mungkin. Pada Juli 1919,
ia ditunjuk sebagai Verbindungsmann (agen intelijen) untuk sebuah Aufklärungskommando
(komando mata-mata) milik Reichswehr untuk mempengaruhi tentara lain dan menyusup ke Partai
Pekerja Jerman (DAP). Saat
mengawasi aktivitas DAP, Hitler tertarik pada pemikiran sang pendiri partai, Anton Drexler, yang antisemit, nasionalis, anti-kapitalis, dan anti-Marxis. Drexler menyukai pemerintahan aktif
yang kuat, versi sosialisme non-Yahudi, dan solidaritas kalangan masyarakat.
Terpukau oleh kemampuan pidato Hitler, Drexler mengundangnya untuk bergabung
dengan DAP. Hitler menerima tawaran tersebut pada 12 September 1919dan menjadi
anggota partai ke-55.
Di DAP, Hitler bertemu dengan Dietrich
Eckart, salah seorang
pendiri partai dan anggota kelompok rahasia Thule Society. Eckart menjadi guru Hitler, sempat bertukar pikiran
dengannya dan memperkenalkannya dengan berbagai macam tokoh masyarakat
Munich.Demi meningkatkan daya tariknya, DAP mengubah namanya menjadi Nationalsozialistische
Deutsche Arbeiterpartei (Partai
Pekerja Jerman Sosialis Nasional –
NSDAP). Hitler merancang bendera swastika di dalam lingkaran putih berlatar belakang merah untuk
partai ini.
Hitler keluar dari AD pada Maret 1920 dan mulai bekerja purnawaktu untuk
NSDAP. Pada Februari 1921—saat sudah cakap berpidato di hadapan kerumunan
besar—ia berpidato di hadapan 6.000 orang di Munich. Untuk mempublikasikan
pertemuan tersebut, dua truk pendukung partai berkeliling kota sambil
mengibarkan bendera swastika dan menyebar brosur. Popularitas Hitler segera
naik gara-gara pidato polemiknya yang kasar terhadap Perjanjian Versailles, pesaing
politik, dan kaum Marxis dan Yahudi. Pada waktu itu, NSDAP berkantor pusat di
Munich, lahan subur bagi kaum nasionalis Jerman anti-pemerintah yang ingin
menghancurkan Marxisme dan melecehkan Republik
Weimar.
Pada bulan Juni 1921, saat Hitler dan Eckart sedang dalam perjalanan
penggalangan dana ke Berlin, sebuah pemberontakan terjadi di dalam tubuh NSDAP
di Munich. Sejumlah anggota komite eksekutif, beberapa di antaranya menganggap
Hitler terlalu sombong, ingin bergabung dengan pesaing mereka, Partai
Sosialis Jerman (DSP). Hitler
pulang ke Munich tanggal 11 Juli dan mempertegas pengunduran dirinya. Anggota
komite kemudian menyadari pengunduran diri Hitler berarti partai bubar. Hitler
mengumumkan akan bergabung kembali dengan syarat ia menggantikan Drexler
sebagai ketua partai dan kantor pusat partai harus tetap berada di Munich.
Komite setuju; Hitler bergabung kembali dengan partai sebagai anggota ke-3.680.
Ia masih mendapat sejumlah pertentangan di internal NSDAP: Hermann Esser dan sekutunya menerbitkan 3.000 pamflet yang menyerang
Hitler sebagai pengkhianat partai. Pada hari-hari berikutnya, Hitler berbicara
di hadapan kerumunan mempertahankan dirinya dan mendapat sambutan luar biasa.
Strateginya terbukti berhasil: pada rapat anggota umum, ia diberi kekuasaan
absolut sebagai ketua partai dengan satu suara menentang.
Pidato Hitler yang bersemangat di aula bir mulai menarik para pendengar
setia. Ia mulai terbiasa memakai tema populis yang ditargetkan pada pendengarnya, termasuk pemakaian kambing
hitam yang bisa
disalahkan atas kesulitan ekonomi para pendengarnya. Sejarawan mencatat dampak
hipnotis dari kata-katanya terhadap kerumunan besar, dan matanya terhadap
kerumunan kecil. Kessel menulis, "Dengan luar biasa ... warga Jerman
berbicara dengan mistifikasi pesona 'hipnotis' Hitler. Kata itu muncul lagi dan
lagi; Hitler dikatakan berhasil memukau bangsa ini, membawa mereka ke dalam
keadaan trans di mana mereka tidak bisa melepaskan diri." Sejarawan Hugh
Trevor-Roper mendeskripsikan
"pesona pandangannya yang menyihir banyak orang yang masih waras." Ia
memakai magnetisme pribadinya dan pemahaman terhadap psikologi kerumunan untuk
mendapat keunggulan saat berpidato di hadapan publik. Alfons Heck, mantan anggota Pemuda
Hitler, mendeskripsikan
reaksi terhadap pidato Hitler: "Kami terbakar dengan kebanggaan nasionalis
yang sudah mencapai tingkat histeria. Pada menit-menit terakhir, kami berteriak
sekencang mungkin dengan derai air mata: Sieg Heil, Sieg Heil, Sieg Heil!
Sejak saat itu, diri saya adalah milik tubuh dan jiwa Adolf Hitler". Meski
kemampuan pidato dan kepribadiannya dapat diterima secara baik oleh kerumunan
besar dan acara-acara resmi, sejumlah orang yang pernah bertemu Hitler secara
pribadi mengatkan bahwa penampilan dan perilakunya gagal memberi pesona yang
bertahan lama.
Para pengikut pertamanya meliputi Rudolf
Hess, mantan pilot AU Hermann
Göring, dan kapten AD Ernst
Röhm. Röhm menjadi
kepala organisasi paramiliter Nazi, Sturmabteilung (SA, "Tentara Penyerbu"), yang bertugas
melindungi rapat dan sering menyerang pesaing politik. Pengaruh kritis terhadap
pemikirannya pada masa itu adalah Aufbau
Vereinigung, sebuah
kelompok konspirasi para pengungsi Rusia Putih dan Sosialis Nasional awal. Kelompok yang didanai
sejumlah tokoh industrialis kaya seperti Henry
Ford ini memperkenalkan
Hitler dengan ide konspirasi Yahudi yang mengaitkan keuangan internasional
dengan Bolshevisme.
Bierkeller Putsch
Hitler meminta bantuan Jenderal Perang Dunia I Erich
Ludendorff untuk melakukan
kudeta bernama "Bierkeller
Putsch". Partai Nazi
memakai Fasisme Italia sebagai model penampilan dan kebijakan mereka. Hitler
ingin meniru "Pawai di Roma"-nya Benito
Mussolini (1922) dengan
membuat kudetanya sendiri di Bayern, lalu diikuti dengan melawan pemerintahan
di Berlin. Hitler dan Ludendorff mencari dukungan Staatskommissar (komisaris
negara) Gustav
von Kahr, pemimpin de facto
Bayern. Namun Kahr dan Kepala Polisi Hans
Ritter von Seisser (Seißer) dan
Jenderal Reichswehr Otto
von Lossow ingin mendirikan
kediktatoran nasionalis tanpa keterlibatan Hitler.
Hitler hendak merengkuh momen kritis ini demi meraih dukungan luas dari
rakyat. Pada tanggal 8 November 1923, ia dan SA menyerbu rapat umum 3.000 orang
yang diselenggarakan Kahr di Bürgerbräukeller, sebuah aula bir besar di Munich. Hitler menyerobot
pidato Kahr dan mengumumkan bahwa revolusi nasional telah dimulai dan
mendeklarasikan pembentukan pemerintahan baru bersama Ludendorff. Mundur ke
ruang belakang, Hitler, dengan pistol genggamnya, menuntut dan mendapat
dukungan Kahr, Seisser, dan Lossow. Pasukan Hitler awalnya berhasil menduduki
Reichswehr dan markas polisi setempat; sayangnya, Kahr dan rekan-rekannya
menarik dukungan mereka dan baik AD maupun polisi negara tidak bergabung dengan
Hitler. Keesokan harinya, Hitler dan para pengikutnya berpawai dari aula bir ke
Kementerian
Perang Bayern untuk
menggulingkan pemerintahan Bayern, tetapi berhasil dibubarkan polisi.16 anggota NSDAP dan 4 polisi tewas dalam kudeta gagal ini.
Hitler kabur ke rumah Ernst
Hanfstaengl dan menurut
sejumlah orang ia sempat mempertimbangkan bunuh diri. Ia depresi namun tenang
saat ditahan tanggal 11 November 1923 akibat pengkhianatan
tingkat tinggi.
Pengadilannya dimulai bulan Februari 1924 di hadapan Pengadilan
Rakyat istimewa di
Munich,dan Alfred
Rosenberg menjadi ketua
sementara NSDAP. Pada tanggal 1 April, Hitler dihukum lima tahun penjara di Penjara
Landsberg. Ia ditangani
secara baik oleh para penjaga; ia diizinkan menerima surat dari para pendukungnya
dan kunjungan rutin oleh rekan-rekan partai. Mahkamah Agung Bayern mengeluarkan
pengampunan dan Hitler dibebaskan dari penjara pada tanggal 20 Desember 1924,
bertentangan dengan keberatan jaksa negara. Jika dihitung secara keseluruhan,
Hitler hanya mendekam selama satu tahun lebih di penjara.
Di Landsberg, Hitler mendiktekan sebagian besar volume pertama Mein
Kampf (Perjuanganku;
awalnya berjudul Empat Setengah Tahun Perjuangan Melawan Kebohongan,
Kebodohan, dan Kepengecutan) kepada wakilnya, Rudolf Hess. Buku tersebut,
didedikasikan kepada anggota Thule Society Dietrich Eckart, adalah sebuah
otobiografi sekaligus pemaparan ideologinya. Mein Kampf dipengaruhi oleh
The
Passing of the Great Race
karya Madison Grant, yang Hitler anggap "Injilku". Buku tersebut
menjadi dasar rencana Hitler untuk mengubah masyarakat Jerman menjadi satu
berdasarkan ras. Sejumlah kalimat di dalamnya menekankan genosida.Diterbitkan dalam dua volume tahun 1925 dan 1926, buku
ini terjual sebanyak 228.000 eksemplar antara 1925 dan 1932. Satu juga
eksemplar terjual pada 1933, tahun pertama Hitler menjabat.
Membangun Kembali NSDAP
Setelah Hitler dibebaskan dari penjara, politik di Jerman sudah kurang
bersaing dan ekonomi membaik, sehingga membatasi kesempatan Hitler memenuhi
tujuan politiknya. Akibat Bierkeller Putsch yang gagal tersebut, NSDAP dan
organisasi terkait dilarang berdiri di Bayern. Dalam pertemuan dengan Perdana
Menteri Bayern Heinrich Held tanggal 4 Januari 1925, Hitler setuju menghormati
kewenangan negara: ia hanya akan mengejar kekuasaan politik melalui proses
demokratis. Pertemuan ini berhasil mencabut larangan terhadap NSDAP. Akan tetapi,
Hitler dilarang berpidato di hadapan publik, sebuah larangan yang tetap berlaku
sampai 1927. Untuk memajukan ambisi politiknya meski dilarang, Hitler menunjuk Gregor
Strasser, Otto Strasser, dan Joseph
Goebbels untuk mendirikan
dan mengembangkan NSDAP di Jerman utara. Seorang strategiwan berbakat, Gregor
Strasser, membuat jalur politik yang lebih independen dengan menekankan elemen
sosialis dari program partai ini.
Bursa saham di Amerika Serikat jatuh
pada tanggal 24 Oktober 1929.
Dampaknya di Jerman begitu parah: jutaan orang di-PHK dan sejumlah bank besar
bangkrut. Hitler dan NSDAP bersiap untuk memanfaatkan peristiwa ini demi
mendulang dukungan bagi partai mereka. Mereka berjanji menghapus Perjanjian
Versailles, memperkuat ekonomi, dan menyediakan lapangan kerja.
Masa Pemerintahan
Hasil pemilu Partai
Nazi
|
||||
Pemilu
|
Total suara
|
% suara
|
Kursi
Reichstag
|
Catatan
|
Mei 1924
|
1.918.300
|
65
|
32
|
Hitler dipenjara
|
Desember 1924
|
907.300
|
30
|
14
|
Hitler bebas
|
1928
|
810.100
|
26
|
12
|
|
1930
|
6.409.600
|
183
|
107
|
Setelah krisis
keuangan
|
1932
|
13.745.000
|
373
|
230
|
Setelah Hitler
dicalonkan jadi presiden
|
1932
|
11.737.000
|
331
|
196
|
|
1933
|
17.277.180
|
439
|
288
|
Hitler saat menjadi
Kanselir Jerman
|
Pemerintahan Brüning
Depresi
Besar di Jerman memberi
kesempatan politik bagi Hitler. Penduduk Jerman setengah mendukung setengah
menentang republik
parlementer, yang menghadapi
tekanan besar dari kaum ekstremis sayap kanan dan kiri. Partai politik moderat
tidak mampu membendung gelombang ekstremisme, dan referendum
Jerman 1929 berhasil membawa
ideologi Nazi ke permukaan. Pemilihan umum September 1930 berakhir dengan
terpecahnya koalisi besar dan digantikan oleh kabinet minoritas. Ketuanya,
kanselir Heinrich Brüning dari Partai
Tengah, memerintah
menggunakan dekrit
darurat dari presiden Paul von Hindenburg. Pemerintahaan menggunakan dekrit akan menjadi norma
baru dan membuka jalan bagi pemerintahan otoriter. NSDAP bangkit dari ketidakjelasan menjadi pemenang
18,3% suara dan 107 kursi parlemen dalam pemilu tahun 1930, menjadikannya
partai terbesar kedua di parlemen.
Hitler hadir pada pengadilan dua perwira Reichswehr, Letnan Richard
Scheringer dan Hans Ludin, pada musim gugur 1930. Keduanya dituduh memiliki
keanggotaan di NSDAP yang pada waktu itu tidak diperbolehkan untuk personil
Reichswehr. Hakim berpendapat bahwa NSDAP adalah partai ekstremis, sehingga
pengacara terdakwa Hans Frank terpaksa memanggil Hitler untuk bersaksi di pengadilan.
Pada tanggal 25 September 1930 Hitler bersaksi bahwa partainya hanya mengejar
kekuasaan politik melalui pemilihan umum yang dmeokratis,sebuah kesaksian yang
memberinya dukungan dari korps Reichswehr.
Tindakan Brüning yang keras membawa sedikit perbaikan terhadap ekonomi dan
sangat tidak merakyat. Hitler memanfaatkannya dengan menargetkan pesan-pesan
politiknya khusus kepada orang-orang yang terkena dampak inflasi 1920-an dan
Depresi Besar, seperti petani, veteran perang, dan kelas menengah.
Hitler secara resmi melepaskan kewarganegaraan Austrianya pada 7 April
1925, tetapi belum memperoleh kewarganegaraan Jerman. Nyaris selama 7 tahun ia
adalah orang tanpa negara, tidak bisa menduduki jabatan publik, dan terancam
dideportasi. Pada tanggal 25 Februari 1932, menteri dalam negeri Brunswick, anggota NSDAP juga, menunjuk Hitler sebagai pengurus
delegasi negara untuk Reichsrat di Berlin. Karena itu pula, Hitler otomatis menjadi
warga negara Brunswick, sekaligus Jerman.
Tahun 1932, Hitler berkampanye melawan von Hindenburg dalam pemilu
presiden. Kelangsungan
pencalonannya ditegaskan oleh pidato tanggal 27 Januari 1932 di Industry Club
di Düsseldorf, yang memberinya dukungan dari sebagian besar
industrialis paling berpengaruh di Jerman.
Namun Hindenburg sudah didukung oleh berbagai partai
nasionalis, monarkis, Katolik, dan republikan, dan sejumlah kaum demokrat sosial. Hitler memakai
slogan kampanye "Hitler über Deutschland" ("Hitler di
atas Jerman"), merujuk pada ambisi politik sekaligus kampanyenya yang
menggunakan pesawat terbang.Hitler menempati peringkat kedua di dua putaran
pemilu dengan lebih dari 35% suara pada pemilu terakhir. Meski ia kalah,
pemilihan umum ini menjadikan Hitler kekuatan dalam perpolitikan Jerman.
Penunjukan Sebagai Kanselir
Ketiadaan pemerintahan yang efektif memaksa dua politikus berpengaruh, Franz
von Papen dan Alfred
Hugenberg, bersama sejumlah
industrialis dan pebisnis lainnya, menyurati von Hindenburg. Para penandatangan
memaksa Hindenburg menunjuk Hitler sebagai kepala pemerintahan "bebas dari
partai parlemen", yang akan berubah menjadi gerakan yang mampu
"memukau jutaan orang".
Hitler, di jendela Reichskanzlei, menerima sambutan pada malam
pelantikannya sebagai kanselir,
30 Januari 1933
Hindenburg dengan setengah hati setuju menunjuk Hitler sebagai kanselir
setelah dua pemilihan umum parlemen—bulan Juli dan November 1932—tidak
menghasilkan pembentukan pemerintahan mayoritas. Hitler akan memimpin
pemerintahan koalisi berusia pendek yang dibentuk oleh NSDAP dan partai
Hugenberg, yaitu Partai
Rakyat Nasional Jerman
(DNVP). Pada 30 Januari 1933, kabinet baru disumpah dalam upacara singkat di
kantor Hindenburg. NSDAP memperoleh tiga jabatan penting, Hitler menjadi
Kanselir, Wilhelm Frick Menteri Dalam Negeri, dan Hermann
Göring Menteri Dalam
Negeri untuk Prusia. Hitler sebelumnya menuntut jabatan menteri sebagai upaya
mengendalikan polisi di sebagian besar wilayah Jerman.
Kebakaran Reichstag dan Pemilu Maret
Sebagai kanselir, Hitler berupaya melawan balik tindakan-tindakan para
pesaing NSDAP untuk membuat pemerintahan mayoritas. Karena kebuntuan politik,
ia meminta Presiden Hindenburg membubarkan Reichstag lagi dan menjadwalkan
pemilu pada awal Maret. Pada 27 Februari 1933, gedung Reichstag terbakar. Göring menyebut hal ini sebagai plot komunis, karena
seorang komunis Belanda Marinus
van der Lubbe terbukti
memperburuk keadaan di dalam gedung yang terbakar itu. Atas permintaan Hitler,
Hindenburg menanggapinya dengan mengeluarkan Dekrit
Kebakaran Reichstag tanggal 28
Februari, yang menghapus hak-hak dasar dan mengizinkan penahanan tanpa diadili
terlebih dahulu. Aktivitas Partai
Komunis Jerman ditekan dan
sekitar 4.000 anggota partai komunis ditahan. Para peneliti, termasuk William
L. Shirer Alan Bullock, berpendapat bahwa NSDAP sendiri yang memulai kebakaran
tersebut.
Selain kampanye politik, NSDAP terlibat dalam kekerasan paramiliter dan
penyebaran propaganda anti-komunis beberapa hari menjelang pemilu. Pada hari-H,
6 Maret 1933, jumlah suara NSDAP meningkat menjadi 43,9% dan partai ini
memperoleh jumlah kursi terbanyak di parlemen. Akan tetapi, partai Hitler gagal
mengamankan mayoritas absolut, sehingga mereka harus berkoalisi dengan DNVP.
Hari Potsdam dan UU Pengaktifan
Tanggal 21 Maret 1933, Reichstag baru dibentuk melalui upacara pembukaan di
Gereja
Garnisun di Potsdam. "Hari Potsdam" ini diadakan untuk menunjukkan
persatuan antara gerakan Nazi dan kaum elit dan militer Prusia lama. Hitler tampil dengan mantel pagi dan dengan ramah menyambut Presiden von Hindenburg.
Paul von Hindenburg dan Adolf
Hitler pada Hari Potsdam, 21 Maret 1933
Demi mencapai kendali politik penuh meski gagal memeroleh mayoritas absolut
di parlemen, pemerintahan Hitler meminta rancangan Ermächtigungsgesetz (Undang-Undang
Pengaktifan) untuk menjalani
pemungutan suara di Reichstag yang baru terbentuk ini. RUU ini memberikan
kabinet Hitler kekuasaan legislatif penuh selama empat tahun dan (dengan sejumlah
pengecualian) mengizinkan penyimpangan dari konstitusi. RUU tersebut
membutuhkan mayoritas dua per tiga agar bisa disahkan. Tanpa menyiakan
kesempatan, Nazi memakai persyaratan Dekrit Kebakaran Reichstag untuk mencegah
sejumlah deputi Demokrat Sosial hadir; Partai Komunis resmi dilarang.
Pada 23 Maret, Reichstag bersidang di Kroll
Opera House di bawah suasana yang
kacau balau. Sejumlah anggota SA menjadi penjaga di dalam gedung, sementara
kerumunan besar di luar yang menentang RUU meneriakkan slogan dan ancaman
terhadap anggota parlemen yang baru datang. Posisi Partai
Tengah, partai terbesar
ketiga di Reichstag, adalah mutlak. Setelah Hitler berjanji langsung kepada
ketua partai Ludwig Kaas bahwa Presiden von Hindenburg akan mempertahankan hak
vetonya, Kaas mengumumkan Partai Tengah kan mendukung RUU Pengaktifan.
Akhirnya, UU Pengaktifan disahkan dengan suara 441–84; semua partai kecuali
Demokrat Sosial memberi suara setuju. UU Pengaktifan, bersama Dekrit Kebakaran
Reichstag, mengubah pemerintahan Hitler menjadi kediktatoran de facto yang sah
secara hukum.
Penghapusan Batasan Lain
Meski tampak seperti omong kosong, aku beritahu kalian bahwa gerakan
Sosialis Nasional akan berlanjut sampai 1.000 tahun! ... Jangan lupa bagaimana
orang-orang menertawakanku 15 tahun yang lalu saat kukatakan bahwa suatu hari aku
akan memimpin Jerman. Mereka sekarang tertawa, sama bodohnya, saat aku
menyatakan akan terus berkuasa!
—Adolf Hitler kepada seorang koresponden Britania di Berlin, Juni 1934
Setelah berhasil mengendalikan penuh cabang pemerintahan legislatif dan
eksekutif, Hitler dan sekutu politiknya mulai menekan oposisi politik yang
tersisa secara sistematis. Partai
Demokratik Sosial dilarang
berdiri dan semua asetnya disita.Saat delegasi serikat dagang berkumpul di
Berlin untuk aktivitas May Day, tentara SA merubuhkan kantor-kantor serikat di seluruh
Jerman. Pada tanggal 2 Mei 1933, semua serikat dagang terpaksa bubar dan
ketua-ketuanya ditahan; beberapa di antaranya dikirim ke kamp konsentrasi. Front
Buruh Jerman dibentuk sebagai
organisasi yang memayungi semua pekerja, pengurus, dan pemilik perusahaan,
sehingga merefleksikan konsep sosialisme nasional dengan semangat Volksgemeinschaft Hitler (komunitas rasial Jerman; secara harafiah berarti
"komunitas rakyat").
Pada akhir Juni, partai-partai lain diintimidasi agar bubar. Dengan bantuan
SA, Hitler menekan rekan koalisinya, Hugenberg, supaya mundur. Tanggal 14 Juli
1933, NSDAP dinyatakan sebagai satu-satunya partai politik yang sah di Jerman.
Tuntutan SA untuk kekuasaan politik dan militer yang lebih besar memunculkan
kegelisahan di kalangan pimpinan militer, industri, dan politik. Hitler
menanggapinya dengan menghapus seluruh kepemimpinan SA dalam Malam
Pisau-Pisau Panjang yang
dilancarkan pada 30 Juni sampai 2 Juli 1934. Hitler menargetkan Ernst
Röhm dan pimpinan SA
lainnya, bersama sejumlah lawan politik Hitler (seperti Gregor Strasser dan
mantan kanselir Kurt
von Schleicher), yang
kemudian dikumpulkan, ditahan, dan ditembak mati. Saat komunitas internasional
dan sejumlah masyarakat Jerman terkejut akibat pembunuhan itu, banyak kalangan
di Jerman melihat Hitler sedang menegakkan ketertiban
Tanggal 2 Agustus 1934, Presiden von Hindenburg meninggal dunia. Sehari
sebelumnya, kabinet telah mengesahkan "Hukum Jabatan Negara Tertinggi
Reich".Hukum ini menyatakan bahwa setelah Hindenburg meninggal dunia,
jabatan presiden akan dihapus dan kekuasaannya digabung dengan kekuasaan
kanselir. Hitler lantas menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan,
dan secara formal diberi nama Führer
und Reichskanzler (pemimpin dan
kanselir).Hukum ini melanggar Undang-Undang Pengaktifan. Meski mengizinkan
Hitler menyimpang dari konstitusi, UU ini secara eksplisit melarangnya
menerobos hukum apapun yang berkaitan dengan jabatan presiden. Pada tahun 1932,
konstitusi tersebut diamandemen untuk menjadikan presiden Mahkamah Agung, bukan
kanselir, sebagai presiden sementara sambil menunggu pemilihan umum baru.
Dengan hukum ini, Hitler menghapus alternatif hukum terakhir yang dapat
menurunkannya dari tampuk kekuasaan.
Sebagai kepala negara, Hitler menjadi Komandan Tertinggi angkatan
bersenjata. Sumpah setia tentara yang biasa diganti menjadi sumpah setia
kepada diri Hitler, bukannya
jabatan komandan tertinggi atau negara. Pada 19 Agustus, penggabungan
kepresidenan dengan kekanseliran disetujui oleh 90% suara dalam sebuah plebisit.
Bendera Pribadi Hitler
Pada awal 1938, Hitler memakai taktik pemfitnahan untuk mengonsolidasikan
kekuasaan militernya dengan mencetuskan Skandal
Blomberg–Fritsch. Hitler
memaksa Menteri Perang, Marsekal Lapangan Werner
von Blomberg mengundurkan diri
dengan menunjukkan laporan polisi bahwa istri baru Blomberg pernah terlibat
dalam prostitusi. Komandan Angkatan Darat Kolonel-Jenderal Werner
von Fritsch disingkirkan
dengan cara yang sama setelah Schutzstaffel (SS) membuat tuduhan bahwa ia terlibat dalam hubungan
homoseksual.Keduanya menjadi sosok yang tidak disukai setelah mereka keberatan
terhadpa permintaan Hitler agar Wehrmacht dipersiapkan untuk perang setidaknya tahun 1938. Hitler
mengambil alih jabatan Komandan Bertugas Blomberg, sehingga ia bisa
mengendalikan angkatan bersenjata secara pribadi. Ia mengganti Kementerian
Perang dengan Oberkommando
der Wehrmacht (Komando Tinggi
Angkatan Bersenjata, atau OKW), dipimpin Jenderal Wilhelm
Keitel. Pada hari yang
sama, 16 jenderal dipecat dan 44 lainnya dipindahtugaskan; semuanya diduga
tidak pro-Nazi. Pada awal Februari 1938,
12 jenderal dipecat.
Setelah mengonsolidasikan kekuatan politiknya, Hitler menekan atau
menyingkirkan oposisinya melalui proses Gleichschaltung. Ia berupaya mendapat tambahan dukungan publik dengan
berjanji memutarbalikkan dampak Depresi Besar dan Perjanjian Versailles.
Banyak dekrit Hitler didasarkan pada Dekrit Kebakaran Reichstag, sesuai Artikel 48 Konstitusi Weimar. Dekrit ini memberi presiden kekuasaan
mengambil tindakan darurat untuk melindungi keselamatan dan ketertiban
masyarakat. Karena itu, Hitler bisa berkuasa di bawah darurat
militer yang sah.
Reichstag dua kali memperbaiki UU Pengaktifan sebagai formalitas karena semua
partai selain Nazi dilarang berdiri.
Reich Ketiga
Ekonomi dan Budaya
Upacara penghormatan korban
meninggal (Totenehrung) di teras depan Aula Kehormatan (Ehrenhalle) di lapangan rapat
partai Nazi, Nuremberg,
September 1934
Pada bulan Agustus 1934, Hitler menunjuk presiden Reichsbank Hjalmar
Schacht sebagai Menteri
Ekonomi, dan pada tahun selanjutnya, sebagai Menteri Ekonomi Perang Berkuasa
Penuh yang bertugas mempersiapkan ekonomi negara untuk perang. Rekonstruksi dan
persenjataan kembali didanai oleh surat Mefo, pencetakan uang, dan penyitaan aset orang-orang yang
ditahan sebagai musuh negara, termasuk kaum Yahudi.Pengangguran menurun dari
enam juta orang pada tahun 1932 menjadi satu juta orang pada tahun 1936. Hitler
mengoperasikan salah satu kampanye perbaikan infrastruktur terbesar sepanjang
sejarah Jerman, termasuk pembangunan bendungan, jalan
bebas hambatan, rel kereta,
dan pekerjaan umum lainnya. Upah agak rendah pada pertengahan sampai akhir
1930-an jika dibandingkan dengan upah pada masa Republik Weimar, sementara
biaya hidup naik 25%. Minggu kerja rata-rata bertambah saat peralihan ke
ekonomi perang; pada 1939, rata-rata orang Jerman bekerja antara 47 sampai 50
jam seminggu.
Pemerintah Hitler mensponsori arsitektur dalam skala besar. Albert
Speer, terkenal karena
mengimplementasikan reinterpretasi klasik Hitler terhadap budaya Jerman, ditugaskan membuat rencana renovasi
arsitektur Berlin. Tahun 1936, Hitler membuka Olimpiade Musim
Panas di Berlin.
Persenjataan Kembali dan Aliansi Baru
Dalam pertemuan dengan para pemimpin militer Jerman tanggal 3 Februari
1933, Hitler membicarakan "penaklukan untuk memperoleh Lebensraum di Timur dan Jermanisasi-nya yang kejam"
sebagai tujuan utama kebijakan luar negerinya. Pada bulan Maret, Pangeran
Bernhard Wilhelm von Bülow, sekretaris di Auswärtiges
Amt (Kementerian Luar
Negeri), mengeluarkan pernyataan berupa tujuan-tujuan utama kebijakan luar
negeri: Anschluss dengan Austria, pengembalian perbatasan nasional Jerman
tahun 1914, penolakan pembatasan militer Perjanjian Versailles, pengembalian
bekas koloni Jerman di Afrika, dan zona pengaruh Jerman di Eropa Timur. Hitler
melihat tujuan-tujuan yang dibuat Bülow terlalu sederhana. Dalam beberapa
pidato selanjutnya, ia menekankan tujuan damai dari kebijakannya dan kemauan
untuk bekerja sama dengan perjanjian internasional.Pada pertemuan pertama
Kabinetnya tahun 1933, Hitler memprioritaskan anggaran militer ketimbang
pembuatan lapangan kerja.
Jerman keluar dari Liga Bangsa-Bangsa dan Konferensi
Pelucutan Senjata Dunia
pada Oktober 1933. Bulan Maret 1935, Hitler mengumumkan perluasan Wehrmacht
menjadi 600.000 anggota—enam kali lebih besar daripada yang diizinkan
Perjanjian Versailles—termasuk pembentukan angkatan udara (Luftwaffe) dan perluasan ukuran angkatan laut (Kriegsmarine). Britania, Perancis, Italia, dan Liga Bangsa-Bangsa mengutuk
pelanggaran perjanjian tersebut. Perjanjian
Laut Inggris-Jerman (AGNA)
tanggal 18 Juni 1935 mengizinkan peningkatan tonase Jerman menjadi 35%-nya AL
Britania Raya. Hitler menyebut penandatanganan AGNA sebagai "hari paling
membahagiakan dalam hidupnya," percaya bahwa perjanjian tersebut
menandakan awal dari aliansi Inggris-Jerman yang ia prediksikan di Mein
Kampf. Perancis dan Italia tidak diikutsertakan sebelum penandatanganan,
sehingga secara langsung mengabaikan LBB dan menjadikan Perjanjian Versailles
tidak berlaku lagi.
Jerman menduduki
kembali zona
demiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936, melanggar Perjanjian Versailles.
Hitler juga mengirim tentara ke Spanyol untuk membantu Jenderal
Franco setelah menerima
permintaan bantuan pada bulan Juli 1936. Pada saat yang sama, Hitler
melanjutkan upayanya membentuk aliansi Inggris-Jerman. Pada Agustus 1936,
menanggapi krisis ekonomi yang semakin besar akibat upaya persenjataan kembali,
Hitler meminta Göring memberlakukan Rencana
Empat Tahun demi menyiapkan
Jerman untuk perang dalam kurun empat tahun selanjutnya. Rencana ini merupakan
perjuangan habis-habisan antara "Judeo-Bolshevisme" dan sosialisme
nasional Jerman, yang dalam pandangan Hitler membutuhkan upaya persenjataan
kembali tanpa memikirkan risiko ekonomi.
Conti Galeazzo Ciano, menteri luar negeri untuk pemerintahan Benito
Mussolini, mengumumkan
pembentukan aliansi antara Jerman dan Italia, dan pada 25 November, Jerman
menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jepang. Britania, Cina, Italia, dan Polandia juga diundang
untuk bergabung dengan Pakta Anti-Komintern, namun hanya Italia yang
menandatanganinya pada tahun 1937. Hitler membatalkan rencana aliansi
Inggris-Jermannya dan menyalahkan pemerintah Britania yang "tidak
pas".Pada pertemuan di Reichskanzlei dengan menteri luar negeri dan pimpinan militernya November
itu, Hitler menyatakan kembali keinginannya mengejar Lebensraum untuk
bangsa Jerman. Ia memerintahkan persiapan perang di wilayah timur dimulai
setidaknya tahun 1938 dan tidak melewati tahun 1943. Menjelang kematiannya,
menit-menit konferensi yang direkam sebagai Hossbach
Memorandum tersebut dianggap
sebagai "pernyataan politik"-nya. Ia merasa penurunan tajam standar
hidup di Jerman diakibatkan oleh krisis ekonomi yang hanya bisa dihentikan oleh
agresi militer terhadap Austria dan Cekoslowakia. Hitler menginginkan aksi cepat sebelum Britania dan
Perancis unggul permanen dalam perlombaan
senjata. Pada awal 1938,
setelah Skandal Blomberg–Fritsch, Hitler mengambil alih kendali instrumen
militer-kebijakan luar negeri, memecat Neurath sebagai Menteri Luar Negeri dan
menunjuk dirinya sendiri sebagai Oberster Befehlshaber der Wehrmacht
(komandan tertinggi angkatan bersenjata). Sejak awal 1938 sampai seterusnya,
Hitler menerapkan kebijakan luar negeri dengan tujuan perang.
Perang Dunia II
Kesuksesan diplomatik pertama
Aliansi dengan Jepang
Hitler dan Menteri Luar Negeri Jepang, Yōsuke Matsuoka,
pada pertemuan di Berlin bulan Maret 1941. Di belakangnya adalah Joachim
von Ribbentrop.
Pada Februari 1938, atas nasihat Menteri Luar Negeri yang baru ditunjuk, Joachim von
Ribbentrop yang sangat
pro-Jepang, Hitler mengakhiri aliansi
Cina-Jerman dengan Republik
Cina demi membentuk
aliansi dengan Jepang yang lebih modern dan kuat. Hitler mengumumkan
pemerintahannya mengakui Manchukuo, negara dudukan Jepang di Manchuria, dan menarik klaim Jerman terhadap bekas koloni mereka
di Pasifik yang dimiliki Jepang. Hitler menyatakan berakhirnya pengiriman senjata ke Cina
dan memulangkan semua pejabat Jerman yang bekerja di Angkatan Darat Cina.
Sebagai tindak balasan, Jenderal Cina Chiang
Kai-shek membatalkan semua
perjanjian ekonomi Cina-Jerman, sehingga bahan mentah Cina tidak lagi masuk ke
Jerman.
Austria dan Cekoslowakia
Pada tanggal 12 Maret 1938, Hitler mengumumkan penyatuan Austria dengan
Jerman Nazi dalam program Anschluss. Hitler kemudian mengalihkan perhatiannya ke populasi etnis Jerman di distrik Sudetenland di Cekoslowakia.
Tanggal 28–29 Maret 1938, Hitler mengadakan serangkaian pertemuan rahasia
di Berlin bersama Konrad Henlein dari Heimfront (Front Dalam Negeri) Sudeten,
partai etnis Jerman di Sudetenland. Mereka setuju agar Henlein meminta otonomi
yang lebih besar bagi penduduk Jerman Sudeten ke pemerintah Cekoslowakia,
sehingga memberi legitimasi atas aksi militer Jerman ke Cekoslowakia. Pada
April 1938, Henlein memberitahu menteri luar negeri Hongaria bahwa "apapun yang ditawarkan pemerintah Ceko, ia
akan selalu meminta lebih tinggi lagi ... ia ingin menyabotase pemahaman
dengan artian apapun karena inilah satu-satunya cara memecah Cekoslowakia
dengan cepat". Secara pribadi, Hitler menganggap masalah Sudeten tidak
penting; keinginan sebenarnya adalah melancarkan perang penaklukan terhadap
Cekoslowakia.
Oktober 1938: Hitler (berdiri di Mercedes) berkendara
melalui kerumunan di Cheb (bahasa Jerman: Eger), bagian dari wilayah berpenduduk Jerman Sudetenland
di Cekoslowakia,
yang dianeksasi ke Jerman Nazi akibat Perjanjian Munich
Pada bulan April, Hitler meminta OKW bersiap-siap untuk Fall
Grün ("Kasus
Hijau"), kode invasi ke Cekoslowakia.
Karena tekanan diplomatik bertubi-tubi dari Perancis dan
Britania, pada tanggal 5 September Presiden Cekoslowakia Edvard
Beneš meluncurkan
"Rencana Keempat" untuk reorganisasi konstitusional negaranya yang
menyetujui sebagian besar permintaan Henlein untuk otonomi Sudeten.Heimfront
Henlein menanggapi tawaran Beneš dengan serangkaian kerusuhan melawan polisi
Cekoslowakia dan berujung pada penerapan darurat militer di sejumlah distrik di
Sudeten.
Jerman bergantung pada minyak
impor; konfrontasi
dengan Britania atas sengketa Cekoslowakia akan mengurangi suplai minyak Jerman.
Hitler membatalkan Fall Grün yang awalnya direncanakan dilaksanakan
tanggal 1 Oktober 1938. Pada 29 September, Hitler, Neville
Chamberlain, Édouard
Daladier, dan Benito
Mussolini mengadakan
konferensi satu hari di Munich dan menghasilkan Perjanjian
Munich yang berisi
penyerahan distrik Sudetenland ke Jerman.
Chamberlain puas dengan konferensi Munich dan menyebutnya "perdamaian
untuk masa kini",
sementara Hitler marah karena kehilangan kesempatan berperang pada tahun 1938;
ia menyatakan ketidakpuasannya dalam sebuah pidato tanggal 9 Oktober di Saarbrücken. Dalam pandangan Hitler, perdamaian yang dibantu
Britania ini, meski memenuhi permintaan Jerman, adalah kekalahan diplomatik
yang menggagalkan keinginannya membatasi kekuasaan Britania untuk membuka jalan
ekspansi Jerman ke timur. Karena pertemuan itu pula Hitler terpilih sebagai Man of the Year versi majalah Time tahun 1938.
Pada akhir 1938 dan awal 1939, krisis ekonomi yang berlanjut akibat
persenjataan kembali memaksa Hitler memotong anggaran besar-besaran. Dalam
pidato "Ekspor atau mati" tanggal 30 JAnuari 1939, ia meminta
serangan ekonomi demi meningkatkan kepemilikan valuta asing Jerman untuk
membeli bahan mentah seperti besi berkualitas tinggi untuk senjata-senjata
militernya.
Pada tanggal 15 Maret 1939, melanggar Perjanjian Munich dan mungkin akibat
krisis ekonomi yang menekankan perlunya aset tambahan, Hitler memerintahkan
Wehrmacht menyerbu Praha
dan memproklamasikan Bohemia dan Moravia sebagai protektorat Jerman dari Kastil
Praha.
Pecahnya Perang Dunia II
Dalam diskusi pribadi tahun 1939, Hitler menyatakan Britania sebagai musuh
utama yang perlu dikalahkan dan pemusnahan Polandia adalah prasyarat yang
diperlukan demi mencapai tujuan tersebut. Sisi timur akan diamankan dan
daratannya dimasukkan dalam Lebensraum Jerman. Tersinggung oleh
"jaminan" kemerdekaan Polandia oleh Britania pada 31 Maret 1939,
Hitler berkata, "Aku harus membuatkan minuman iblis untuk mereka."
Dalam sebuah pidato di Wilhelmshaven pada acara peluncuran kapal perang Tirpitz tanggal 1 April, ia mengancam akan membatalkan Perjanjian
Laut Inggris-Jerman jika Britania
terus menjamin kemerdekaan Polandia, yang ia pandang sebagai kebijakan
"pengepungan". Polandia akan menjadi negara satelit Jerman atau
dinetralisasi untuk mengamankan sisi timur Reich dan mencegah kemungkinan blokade
Britania. Hitler awalnya memilih ide negara satelit, tetapi karena ditolak
pemerintah Polandia, ia memutuskan menginvasi Polandia dan menjadikannya tujuan
utama kebijakan luar negerinya tahun 1939. Pada tanggal 3 April, Hitler
memerintahkan pihak militer bersiap untuk Fall
Weiss ("Kasus
Putih"), yaitu rencana penyerbuan ke Polandia tanggal 25 Agustus. Dalam
pidato di Reichstag tanggal 28 April, Hitler membatalkan Perjanjian Laut
Inggris-Jerman dan Pakta
Non-Agresi Jerman–Polandia.
Pada bulan Agustus, Hitler memberitahu jenderal-jenderalnya bahwa rencana
awalnya untuk tahun 1939 adalah "...membentuk hubungan baik dengan
Polandia demi memerangi Barat." Sejumlah sejarawan seperti William Carr, Gerhard
Weinberg, dan Ian Kershaw
berpendapat bahwa alasan ketergesaan Hitler melancarkan perang adalah ia takut
keburu meninggal duluan.
Hitler khawatir serangan militernya ke Polandia akan menciptakan perang
lebih awal terhadap Britania. Akan tetapi, menteri luar negeri Hitler—dan
mantan Duta Besar untuk London—Joachim von Ribbentrop menjamin bahwa baik
Britania maupun Perancis tidak akan menghormati komitmen mereka ke Polandia.
Karena dijamin seperti itu, pada tanggal 22 Agustus 1939 Hitler memerintahkan
mobilisasi militer ke Polandia.
Rencana ini memerlukan bantuan rahasia dari Sovietdan pakta
non-agresi (Pakta Molotov-Ribbentrop) antara Jerman dan Uni Soviet, dipimpin Joseph
Stalin, termasuk
perjanjian rahasia pembelahan Polandia untuk kedua negara tersebut.
Menanggapi pakta yang baru terbentuk ini—dan berbeda
dengan prediksi Ribbentrop bahwa aksi ini akan memperburuk hubungan
Inggris-Polandia—Britania dan Polandia membentuk aliansi Inggris-Polandia pada
25 Agustus 1939. Manuver ini, bersamaan dengan berita dari Italia bahwa
Mussolini tidak akan menghormati Pakta Baja, memaksa Hitler menunda serbuan ke Polandia dari 25
Agustus menjadi 1 September.Hitler gagal mengalihkan Britania ke posisi netral
dengan menawarkan jaminan non-agresi ke Imperium Britania tanggal 25 Agustus;
ia kemudian menginstruksikan Ribbentrop agar mengungkapkan rencana perdamaian
menit-menit terakhir dengan batasan waktu yang sangat pendek agar bisa
menyalahkan perang yang akan terjadi pada ketidaksigapan Britania dan Polandia.
Meski gelisah akan intevensi Britania, Hitler melanjutkan rencana invasi
Polandia.Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu
Polandia barat dengan alasan
klaimnya terhadap Kota
Bebas Danzig dan haknya atas
jalan ekstrateritorial melintasi Koridor
Polandia ditolak, yang
telah diserahkan Jerman sesuai Perjanjian Versailles.Merespon tindakan ini,
Britania Raya dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3
September, mengejutkan Hitler dan memaksanya bertanya dengan nada marah kepada
Ribbentrop, "Sekarang apa lagi”? Perancis dan Britania segera bertindak sesuai pernyataan mereka, dan pada 17
September, pasukan Soviet menyerbu Polandia timur.
Polandia takkan pernah bangkit lagi dalam bentuk Perjanjian Versailles. Ini dijamin tidak
hanya oleh Jerman, tetapi juga ... Rusia.
Jatuhnya Polandia diikuti oleh apa yang disebut sejumlah wartawan sebagai
"Perang Palsu" atau Sitzkrieg ("perang duduk").
Hitler menginstruksikan dua Gauletier Polandia barat laut yang baru ditunjuk, Albert Forster dari Reichsgau
Danzig-Prusia Barat dan Arthur Greiser dari Reichsgau
Wartheland, untuk "menjermanisasikan" daerah mereka "tanpa pertanyaan" tentang
bagaimana caranya.Ketika penduduk Polandia di daerah Forster harus
menandatangani pernyataan bahwa mereka memiliki darah Jerman,Greiser melakukan
kampanye pembersihan
etnis brutal terhadap
penduduk Polandia di daerahnya.Greiser mengeluh Forster mengizinkan ribuan
orang Polandia diterima sebagai "ras" Jerman sehingga mengancam
"kemurnian ras" Jerman. Hitler menolak terlibat, karena ingin
menjadikannya contoh dari teori "bekerja untuk Führer": Hitler
mengeluarkan instruksi yang tidak jelas dan mengharapkan semua bawahannya
menjalankan kebijakan mereka sendiri.
Sengketa lain muncul tentang metode Himmler dan Greiser, yang memilih
pembersihan etnis di Polandia, melawan metode Göring dan Hans Frank, Gubernur
Jenderal teritori Pemerintah
Umum Polandia, yang
ingin mengubah Polandia menjadi "lumbung padi" Reich.Pada tanggal 12
Februari 1940, sengketa ini awalnya selesai melalui pelaksanaan metode
Göring–Frank, yang mengakhiri pengusiran massal yang mengganggu arus ekonomi.
Akan tetapi, pada 15 Mei 1940, Himmler menulis memo berjudul "Pemikiran
tentang Penanganan Penduduk Asing di Timur" yang mengusulkan pengusiran
seluruh penduduk Yahudi di Eropa ke Afrika dan mengucilkan penduduk Polandia
menjadi "kelas buruh tanpa pemimpin." Hitler menyebut memo Himmler
"bagus dan tepat,"lalu menerapkan kebijakan Himmler–Greiser di
Polandia, sambil mengabaikan Göring dan Frank.
Hitler mulai memusatkan militernya di perbatasan barat Jerman, dan pada
April 1940, pasukan Jerman menyerbu Denmark
dan Norwegia. Tanggal 9 April,
Hitler mengumumkan kelahiran "Reich
Jerman Raya", yaitu
visinya akan sebuah imperium bangsa-bangsa Jermanik di Eropa yang bersatu,
tempat orang Belanda, Flandria, dan Skandinavia bergabung dalam pemerintahan
"ras murni" di bawah kepemimpinan Jerman. Bulan Mei 1940, Jerman menyerang Perancis, dan menduduki Luksemburg, Belanda, dan Belgia. Kemenangan tersebut memaksa Mussolini membawa Italia
bergabung dengan Hitler pada 10 Juni. Perancis menyerah tanggal 22 Juni.
Britania, yang tentaranya dipaksa meninggalkan Perancis melalui laut dari Dunkirk, terus berperang bersama jajahan Britania
yang lain pada Pertempuran
Atlantik. Hitler menawarkan
perdamaian kepada pemimpin Britania Raya yang baru, Winston
Churchill, dan setelah
ditolak ia memerintahkan serangan
pengeboman ke Britania Raya.
Rencana invasi Hitler ke Britania Raya dimulai dengan serangkaian serangan
udara pada Pertempuran Britania terhadap sejumlah pangkalan udara dan stasiun radar Angkatan Udara
Kerajaan (RAF) di Inggris
Tenggara. Sayangnya, Luftwaffe Jerman tidak mampu mengalahkan Angkatan Udara
Kerajaan. Pada akhir Oktober, Hitler menyadari bahwa superioritas udara untuk
invasi Britania—Operasi
Sea Lion—tidak dapat diraih,
lalu ia melancarkan serangan udara malam terhadap kota-kota di Britania, termasuk London, Plymouth, dan Coventry.
Pada tanggal 27 September 1940, Pakta
Tiga Pihak ditandatangani di
Berlin oleh Saburō Kurusu dari Kekaisaran
Jepang, Hitler, dan
menteri luar negeri Italia Ciano, kemudian meluas hingga Hongaria, Rumania, dan Bulgaria, sehingga memperkuat kekuatan
Poros. Upaya Hitler
dalam mengintegrasikan Uni Soviet dengan blok anti-Britania gagal pasca
pertemuan buntu antara Hitler dan Molotov di Berlin pada bulan November, kemudian ia meminta semua
pihak bersiap untuk invasi besar-besaran ke Uni Soviet.
Pada musim semi 1941, aktivitas militer di Afrika Utara, Balkan, dan Timur Tengah mengalihkan Hitler dari rencananya di
kawasan timur. Bulan Februari, pasukan
Jerman tiba di Libya
untuk memperkuat keberadaan pasukan Italia di sana. Bulan April, Hitler
melancarkan invasi
Yugoslavia, yang tidak lama
kemudian diikuti dengan invasi Yunani.Bulan Mei, pasukan Jerman dikirim untuk membantu pasukan
pemberontak Irak memerangi Britania dan menyerbu Kreta. Pada tanggal 23 Mei, Hitler mengeluarkan Surat
Perintah Führer No. 30.
Menjelang Kekalahan
Tanggal 22 Juni 1941, melawan pakta non-agresi Hitler–Stalin tahun 1939,
5,5 juta tentara Poros menyerbu Uni Soviet. Tujuan dari serangan berskala besar
ini (Operasi Barbarossa) adalah penghancuran total Uni Soviet dan perebutan
semua sumber daya alamnya untuk upaya agresi masa depan terhadap negara-negara
Barat. Dalam invasi ini, Jerman berhasil mencaplok wilayah yang sangat luas,
termasuk beberapa republik Baltik, Belarus, dan Ukraina Barat. Setelah keberhasilan Pertempuran
Smolensk, Hitler
memerintahkan Grup
Angkatan Darat Tengah
menghentikan lajunya ke Moskwa dan sementara mengalihkan grup Panzernya ke
utara dan selatan untuk membantu pengepungan Leningrad dan Kiev.
Keputusan Hitler ini menciptakan krisis besar di kalangan petinggi militer,
karena para jenderal tidak setuju dengan perubahan target tersebut.
Jeda yang diambil Hitler pada akhir musim panas memberikan
Angkatan Darat Merah kesempatan memobilisasi cadangan-cadangan baru; sejarawan Russel
Stolfi menganggap hal ini sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan
kegagalan serangan Moskwa, yang baru dilanjutkan bulan Oktober 1941 dan berakhir dengan kegagalan besar pada bulan Desember.
Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang
menyerang Pearl Harbor,
Hawaii. Empat hari kemudian, Hitler secara resmi menyatakan perang melawan
Amerika Serikat.
Tanggal 18 Desember 1941, Himmler menanyai Hitler, "Apa yang perlu
dilakukan terhadap kaum Yahudi Rusia?" Hitler menjawab, "als
Partisanen auszurotten" ("musnahkan mereka sebagai
partisan").Sejarawan Israel Yehuda Bauer berkomentar bahwa pernyataan tersebut bisa jadi
tanda-tanda yang hampir bisa dikatakan para sejarawan sebagai perintah langsung
dari Hitler untuk melaksanakan genosida saat Holocaust.
Pada akhir 1942, pasukan Jerman kalah dalam pertempuran
El Alamein kedua,menggagalkan
rencana Hitler merebut Terusan
Suez dan Timur Tengah.
Kelewat yakin atas kemampuan militernya sendiri pasca kemenangan awal tahun
1940, Hitler menjadi tidak percaya terhadap Komando Tinggi Angkatan Darat dan
mulai ikut campur dalam militer dan perencanaan taktis dengan akibat yang
menghancurkan. Pada bulan Februari 1943, penolakan Hitler yang berulang-ulang
terhadap penarikan mereka dari Pertempuran
Stalingrad mengakibatkan
kehancuran total Angkatan
Darat ke-6. Lebih dari
200.000 tentara Poros gugur dan 235.000 lainnya ditawan, hanya 6.000 di
antaranya yang pulang ke Jerman setelah perang.
Setelah itu, terjadi kekalahan mutlak pada Pertempuran
Kursk. Pendapat militer
Hitler mulai tidak jelas, dan posisi militer dan ekonomi Jerman ikut jatuh
seiring memburuknya kesehatan Hitler. Kershaw dan sejarawan lain percaya Hitler
mengalami penyakit Parkinson.
Pasca invasi Sekutu ke
Sisilia tahun 1943,
Mussolini digulingkan oleh Pietro
Badoglio, yang menyerah
kepada Sekutu. Sepanjang tahun 1943 dan 1944, Uni Soviet pelan-pelan memaksa
pasukan Hitler mundur di sepanjang Front Timur. Tanggal 6 Juni 1944, pasukan Sekutu Barat mendarat di
Perancis utara dalam salah satu operasi amfibi terbesar sepanjang sejarah, Operasi
Overlord. Akibat
serangkaian kemunduran besar yang dialami Angkatan Darat Jerman, banyak
petingginya berkesimpulan bahwa kekalahan tak dapat dielakkan dan kesalahan
perhitungan atau penolakan Hitler akan membawa perang ke dalam negeri dan
menyebabkan Jerman hancur total.
Antara 1939 dan 1945, ada banyak rencana untuk membunuh
Hitler, beberapa di
antaranya berlanjut sampai tingkatan tertentu. Upaya paling terkenal justru
berasal dari Jerman sendiri dan didorong oleh kemungkinan bahwa Jerman akan
kalah perang. Pada Juli 1944, rencana
20 Juli, bagian dari Operasi
Valkyrie, dijalankan. Claus von
Stauffenberg meletakkan sebuah
bom di salah satu bangunan markas Hitler, Wolf's Lair di Rastenburg. Hitler nyaris terbunuh karena seseorang tidak sengaja
mendorong kopor bom tersebut ke belakang kaki meja konferensi yang tebal. Saat
bom meledak, meja itu memantulkan ledakan menjauhi Hitler. Setelah itu, Hitler
memerintahkan balas dendam yang kejam yang berujung pada eksekusi lebih dari
4.900 orang.
Kekalahan dan Kematian
Halaman depan koran Angkatan Bersenjata A.S., Stars
and Stripes, 2 Mei 1945
Pada akhir 1944, baik Angkatan
Darat Merah dan Sekutu Barat sedang menyerbu masuk Jerman. Mengetahui kekuatan dan
kegigihan Angkatan Darat Merah, Hitler memutuskan memakai sisa tentara
cadangannya untuk melawan tentara Amerika Serikat dan Britania yang ia anggap
lebih lemah.Pada 16 December, ia melancarkan serangan
di Ardennes untuk memecah
belah Sekutu Barat dan mungkin meyakinkan mereka ikut berperang melawan Soviet. Setelah serangan tersebut gagal,
Hitler sadar bahwa Jerman akan kalah perang. Harapan terakhirnya untuk
menegosiasikan damai dengan Amerika Serikat dan Britania dibantu oleh kematian Franklin D. Roosevelt tanggal 12 April 1945; namun, berbeda dengan harapannya,
Sekutu tetap tidak gentar.Bertindak dengan pandangannya bahwa kegagalan militer
Jerman turut menghilangkan haknya untuk berdiri sebagai suatu bangsa, Hitler
memerintahkan penghancuran semua infrastruktur industri Jerman sebelum jatuh ke
tangan Sekutu. Menteri Persenjataan Albert Speer dipercaya untuk mengeksekusi
rencana bumi hangus ini, namun diam-diam ia tolak.
Pada tanggal 20 April, ulang tahun Hitler ke-56, Hitler melakukan
perjalanan terakhir dari Führerbunker ("perlindungan Führer") ke permukaan. Di kebun
Reichskanzlei yang hancur, ia menyematkan Iron
Cross kepada sejumlah
tentara Pemuda Hitler.Pada 21 April, Front
Belorusia ke-1 pimpinan Georgy
Zhukov berhasil menembus
pertahanan Grup
Angkatan Darat Vistula
Jerman pimpinan Jenderal Gotthard
Heinrici pada Pertempuran
Dataran Tinggi Seelow
dan melaju hingga pinggiran kota Berlin. Menolak situasi tersebut, Hitler
menggantungkan harapannya pada pasukan Waffen SS pimpinan Jenderal Felix Steiner, Armeeabteilung Steiner ("Detasemen
Angkatan Darat Steiner").
Hitler meminta Steiner menyerang sisi utara bukit dan Angkatan
Darat Kesembilan Jerman
diperintahkan menyerang ke utara dalam bentuk serangan jepit.
Pada konferensi militer tanggal 22 April, Hitler mempertanyakan serangan
Steiner. Ia diberitahu bahwa serangan tersebut tak pernah dilancarkan dan
pasukan Rusia sudah memasuki Berlin. Jawaban tersebut memaksa Hitler meminta
semua orang selain Wilhelm Keitel, Alfred
Jodl, Hans Krebs, dan Wilhelm
Burgdorf keluar ruangan.
Hitler kemudian marah besar-besaran atas pengkhianatan dan ketidakmampuan para
komandannya yang diakhiri dengan pernyataannya—untuk pertama kali—bahwa Jerman
kalah perang. Hitler mengumumkan bahwa ia akan tetap berada di Berlin sampai
perang berakhir, lalu bunuh diri.
Pada 23 April, Angkatan Darat Merah mengepung seluruh Berlindan Goebbels
membuat pernyataan yang meminta warga kota ikut mempertahankan Berlin. Pada
hari itu pula, Göring mengirim telegram dari Berchtesgaden yang berisi pendapat bahwa karena Hitler terisolasi di
Berlin, ia, Göring, harus mengambil alih pemerintahan Jerman. Göring menetapkan
batas waktu, lewat dari itu ia menganggap Hitler tidak berkuasa lagi. Hitler
menanggapinya dengan menahan Göring dan dalam surat wasiatnya yang ditulis 29
April, Hitler menyatakan Göring dipecat dari semua jabatan pemerintahan yang
dipegangnya. Tanggal 28 April, Hitler mengetahui bahwa Himmler, yang
meninggalkan Berlin tanggal 20 April, sedang mencoba membahas penyerahan diri
dengan Sekutu Barat. Ia memerintahkan Himmler ditahan dan Hermann
Fegelein (perwakilan SS
Himmler di kantor pusat Hitler di Berlin) dieksekusi.
Setelah tengah malam 29 April, Hitler menikahi Eva
Braun dalam sebuah upacara
pernikahan kecil di ruang peta di Führerbunker. Setelah sarapan sederhana
bersama istri barunya, ia membawa sekretaris Traudl Junge ke ruangan lain dan mendiktekan wasiat
dan kata-kata terakhir.
Peristiwa ini disaksikan dan dokumennya ditandatangani oleh Hans Krebs, Wilhelm
Burgdorf, Joseph Goebbels, dan Martin Bormann. Sore itu, Hitler diberitahu
tentang pembunuhan diktator Italia Benito Mussolini, yang mungkin mempertegas
keinginannya untuk menolak ditangkap.
Tanggal 30 April 1945, setelah pertempuran
jalanan yang sengit,
ketika tentara Soviet berada satu atau dua blok dari Reichskanzlei, Hitler dan
Braun bunuh diri; Braun menggigit kapsul sianida dan Hitler menembak dirinya. Jasad mereka dibawa naik
melalui pintu keluar darurat bunker ke kebun belakang Reichskanzlei yang sudah
hancur, kemudian ditempatkan di sebuah kawah bom dan disiram bensin. Kedua
jasad kemudian dibakar diiringi suasana pengeboman oleh Angkatan Darat Merah.
Berlin menyerah pada tanggal 2 Mei. Catatan arsip Soviet—dirilis setelah
jatuhnya Uni Soviet—memperlihatkan bahwa sisa-sisa jenazah Hitler, Braun,
Joseph dan Magda Goebbels, enam anak
Goebbels, Jenderal Hans
Krebs, dan anjing-anjing Hitler berkali-kali dikubur dan diangkat.Pada tanggal
4 April 1970, sebuah tim KGB
Soviet memakai peta pemakaman terperinci untuk mengangkat lima kotak kayu di
fasilitas SMERSH di Magdeburg. Sisa-sisa jenazah dari kotak tersebut dibakar,
dihancurkan, dan disebarkan di sungai Biederitz, anak sungai Elbe.
Holocaust
Jika para hartawan Yahudi di luar Eropa berhasil membawa bangsa ini sekali
lagi ke kancah perang, akibatnya bukanlah bolshevisasi Bumi yang menguntungkan
kaum Yahudi, namun pemusnahan ras Yahudi di Eropa!
Holocaust dan perang Jerman di timur didasarkan pada pandangan lama Hitler
bahwa kaum Yahudi adalah musuh besar bangsa Jerman dan bahwa Lebensraum
perlu diciptakan demi perluasan Jerman. Ia berfokus ke Eropa Timur untuk upaya
perluasan tersebut dengan mengalahkan Polandia dan Uni
Soviet dan menyingkirkan
atau membantai kaum Yahudi dan Slavia. Generalplan
Ost ("Rencana
Umum untuk Timur") berisikan deportasi penduduk Eropa Timur dan Uni Soviet
yang diduduki ke Siberia Barat untuk dimanfaatkan sebagai buruh atau dibunuh;
wilayah dudukan akan dikolonisasi oleh penduduk Jerman atau yang
"dijermanisasi". Tujuannya adalah menerapkan rencana ini setelah
menaklukkan Uni Soviet, tetapi jika gagal, Hitler tetap melanjutkannya. Pada
Januari 1942, Hitler memutuskan untuk membunuh semua kaum Yahudi, Slavia, dan
penduduk terdeportasi lain yang ingin disingkirkan.
Holocaust ("Endlösung der Judenfrage" atau "Solusi Akhir Pertanyaan Yahudi")
diperintahkan oleh Hitler dan disusun dan dilaksanakan oleh Heinrich
Himmler dan Reinhard
Heydrich. Catatan Konferensi Wannsee—diselenggarakan tanggal 20 Januari 1942, dipimpin
Heydrich dan dihadiri 15 pejabat senior Nazi—memberikan bukti jelas tentang
rencana sistematis Holocaust. Tanggal 22 Februari, Hitler mengatakan,
"kita harus mendapatkan kembali kesehatan kita dengan memusnahkan kaum
Yahudi."Sekitar 30 kamp konsentrasi dan kamp
pemusnahan dipakai untuk
melaksanakan rencana ini. Pada musim panas 1942, kamp konsentrasi
Auschwitz dengan cepat
diperluas untuk menampung sejumlah besar penduduk deportasi untuk dibunuh atau diperbudak.
Meski tidak ada perintah khusus dari Hitler yang mengizinkan pembunuhan
massal yang dipublikasikan, ia menyetujui pembentukan Einsatzgruppen—skuad pembunuh yang mengikuti jalur AD Jerman melintasi
Polandia, Baltik, dan Uni Soviet—dan ia sangat mengetahui aktivitas
mereka.Dalam rekaman interograsi oleh pejabat
intelijen Soviet yang
dipublikasikan 50 tahun kemudian, sopir Hitler, Heinz Linge, dan ajudannya, Otto Günsche, menyatakan bahwa Hitler punya ketertarikan langsung
terhadap pengembangan kamar gas.
Antara 1939 dan 1945, Schutzstaffel (SS), dibantu pemerintah Kolaborasi
dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia IIkolaborasionis dan rekrutan dari negara-negara dudukan, bertanggung
jawab atas kematian 11 hingga 14 juta orang, termasuk 6 juta kaum Yahudi yang
mewakili dua per tiga populasi Yahudi di Eropa, serta antara 500.000 dan
1.500.000 etnis Roma. Kematian terjadi di kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan,
ghetto, dan eksekusi massal. Banyak korban Holocaust digas sampai mati, sementara lainnya meninggal karena
kelaparan atau penyakit saat bekerja sebagai buruh paksa.
Kebijakan Hitler juga mengakibatkan pembunuhan bangsa
Polandia dan tahanan
perang Soviet, kaum komunis dan
pesaing politik lain, homoseksual, orang yang cacat fisik dan mental,Saksi-Saksi
Yehuwa, Adventis, dan anggota serikat dagang. Hitler tidak pernah
mengunjungi kamp konsentrasi dan membicarakan pembunuhan tersebut di hadapan
publik.
Konsep Nazi yang lain adalah arti dari kemurnian ras. Pada tanggal 15 September 1935, Hitler memperkenalkan
dua hukum—disebut Hukum-Hukum
Nuremberg—ke Reichstag.
Hukum-hukum tersebut melarang pernikahan antara warga Jerman non-Yahudi dan
Yahudi, serta melarang mempekerjakan wanita non-Yahudi di bawah usia 45 tahun
di keluarga Yahudi. Hukum ini juga menghapus hak-hak kewarganegaraan Jerman
yang dipegang orang-orang "non-Arya". Kebijakan eugenika pertama Hitler menargetkan anak-anak dengan cacat fisik
dan mental dalam sebuah program bernama Action
Brandt, lalu mengizinkan
program eutanasia untuk orang dewasa dengan cacat fisik dan mental yang
sekarang bernama Action T4.
Gaya kepemimpinan
Hitler memimpin NSDAP secara otokratik dengan menerapkan Führerprinzip ("prinsip pemimpin"). Prinsip ini bergantung
pada kepatuhan absolut semua bawahannya kepada pimpinan mereka; sehingga ia
melihat struktur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dengan dirinya—pemimpin
mutlak—di puncak. Pangkat dalam partai tidak ditentukan oleh pemilihan
umum—jabatan diisi melalui penunjukkan oleh pangkat yang lebih tinggi, yang
menuntut kepatuhan tanpa pernyataan terhadap keinginan sang pemimpin. Gaya
kepemimpinan Hitler adalah memberikan perintah berlawanan terhadap bawahannya
dan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab
mereka saling bertindihan agar "orang yang lebih kuat menjalankan
pekerjaannya". Dengan cara ini, Hitler mendorong saling tidak percaya,
persaingan, dan perkelahian di antara bawahannya demi mengonsolidasi dan
memaksimalkan kekuasaannya. Kabinetnya tidak pernah rapat setelah tahun 1938,
dan ia meminta para menterinya tidak bertemu secara pribadi. Hitler biasanya
tidak memberi perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal atau
disampaikan melalui rekan dekatnya, Martin
Bormann.Ia memercayakan
semua dokumennya, penunjukannya, dan kekayaan pribadinya ke Bormann dan Bormann
memanfaatkan jabatannya untuk mengendalikan arus informasi dan akses ke Hitler.
Hitler secara pribadi membuat semua keputusan militer besar. Sejarawan yang
menilai kinerjanya setuju bahwa setelah awal yang kuat, ia semakin tidak
fleksibel setelah 1941 sehingga ia menyia-nyiakan kekuaran militer yang
dimiliki Jerman. Sejarawan Antony Beevor berpendapat bahwa saat perang pecah, "Hitler adalah
pemimpin yang terinspirasi, karena kejeniusannya terletak pada menilai
kelemahan orang lain dan memanfaatkan kelemahan tersebut." Akan tetapi,
sejak 1941 sampai seterusnya, "ia menjadi sangat sklerotik. Ia tidak
mengizinkan kemunduran atau fleksibilitas dalam bentuk apapun di antara
komandan lapangannya, dan hal tersebut sangat menghancurkan."
Warisan
Di
luar bangunan di Braunau am Inn, Austria, tempat Hitler lahir, terdapat sebuah batu
peringatan sebagai pengingat
Perang Dunia II yang menakutkan. Tulisannya:
Untuk perdamaian, kebebasan
dan demokrasi
jangan lagi fasisme
jutaan korban mengingatkan [kita]
Peristiwa bunuh diri Hitler dianggap para sejarawan kontemporer sebagai
"mantra" yang dipatahkan. Menurut sejarawan John
Toland, tanpa
pemimpinnya, Sosialisme Nasional "meledak bagaikan gelembung."
Aksi Hitler dan ideologi Nazi hampir dianggap secara universal sebagai sesuatu yang
sangat imoral; menurut sejarawan Ian Kershaw, "Belum pernah terjadi dalam
sejarah kerusakan semacam itu—secara fisik dan moral—dikaitkan dengan nama satu
orang saja." Program politik Hitler mengakibatkan pecahnya perang dunia,
meninggalkan Eropa Timur dan Tengah yang hancur dan miskin. Jerman sendiri
mengalami kehancuran menyeluruh yang dijuluki "Jam Nol".Kebijakan
Hitler mengakibatkan penderitaan manusia dalam skala yang luar biasa;menurut R.J. Rummel, rezim Nazi bertanggung jawab atas pembunuhan demosida terhadap sekitar 21 warga sipil dan tahanan perang.
Selain itu, 29 juta tentara dan warga sipil tewas akibat aksi militer di teater
Eropa pada Perang Dunia II,
dan peran Hitler dideskripsikan sebagai, "... perancang utama perang yang
mengakibatkan 50 juta orang tewas dan jutaan lainnya meratapi kematian mereka
..."Para sejarawan, filsuf, dan politikus sering memakai kata "iblis" untuk menyebut rezim Nazi.Banyak negara Eropa mengkriminalisasikan dukungan terhadap Nazisme dan penolakan
Holocaust.
Sejarawan Friedrich
Meinecke menyebut Hitler
sebagai "salah satu contoh terhebat kekuatan tunggal dan luar biasa
seseorang sepanjang kehidupan sejarah". Sejarawan Inggris Hugh
Trevor-Roper memandangnya
sebagai "salah seorang 'penyederhana sejarah yang buruk', sosok penakluk
dunia yang paling sistematis, paling bersejarah, paling filosofis, tetapi
paling kasar, paling kejam, paling tidak murah hati yang pernah diketahui umat
manusia." Bagi sejarawan John
M. Roberts, kekalahan Hitler
menandakan akhir fase sejarah Eropa yang didominasi Jerman. Sebagai
penggantinya, muncullah Perang
Dingin, sebuah
konfrontasi global antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Pandangan Agama
Hitler melihat gereja penting secara politik, sebagai suatu pengaruh
konservatif terhadap masyarakat. Ia merasa jika gereja dihancurkan, umat
beragama akan beralih ke mistisisme, yang ia anggap sebagai kemunduran politik
dan budaya. Meski ia tidak pernah meninggalkan Gereja Katolik secara resmi, ia
tidak punya kedekatan sejati dengan gereja. Setelah meninggalkan kampung
halaman, ia tidak pernah lagi menghadiri misa atau menerima sakramen. Ia lebih menyukai aspek Protestantisme yang pas dengan pandangan-pandangannya dan mengadopsi sebagian
elemen organisasi hierarkis, liturgi, dan fraseologi Gereja Katolik dalam politiknya.
Secara publik, Hitler sering memuji warisan Kristen dan budaya Kristen
Jerman, dan memilih kepercayaan terhadap Yesus
Kristus
"Arya"—seorang Yesus yang memerangi umat Yahudi.Ia berbicara tentang
interpretasinya terhadap Kristen sebagai motivasi utama antisemitismenya,
sambil berkata, "Sebagai seorang Kristen aku tidak berhak mengizinkan
diriku dibohongi, namun aku berhak menjadi seorang pejuang kebenaran dan
keadilan." Secara pribadi, ia lebih kritis terhadap Kristen tradisional,
menganggapnya sebuah agama yang pas dianut para budak; ia menyukai kekuatan
Roma, tetapi kasar terhadap ajarannya. Sejarawan John
S. Conway menyebutkan bahwa
Hitler memiliki "antagonisme mendasar" terhadap gereja-gereja
Kristen.
Dalam hubungan politik dengan gereja, Hitler mengambil strategi "yang
pas dengan tujuan-tujuan politiknya". Menurut laporan US Office of
Strategic Services, Hitler
memiliki sebuah rencana umum, bahkan sebelum berkuasa, untuk menghancurkan
pengaruh gereja Kristen di dalam Reich. Laporan berjudul "The Nazi Master
Plan" itu menyatakan bahwa penghancuran gereja adalah tujuan gerakan
tersebut sejak awal, namun tidak cukup untuk mengekspresikan posisinya yang
ekstrem secara publik.Tujuannya, menurut Bullock, adalah menunggu sampai perang
berakhir, lalu menghancurkan pengaruh Kristen.
Hitler menyukai tradisi militer Muslim, namun tetap menganggap bangsa Arab sebagai "ras
inferior".Ia percaya bahwa bangsa Jerman, seperti umat Islam, bisa
menguasai sebagian besar dunia pada Abad
Pertengahan. Meski Hitler
tertarik pada hal-hal gaib, penerjemahan sajak, dan melacak akar prasejarah
bangsa Jermanik, Hitler justru lebih pragmatis dan ideologinya terpusat pada
hal-hal yang lebih praktis.
Kesehatan
Banyak peneliti berpendapat bahwa Hitler menderita sindrom
usus mudah iritasi, luka kulit, detak
jantung tidak tetap, penyakit Parkinson, sifilis,dan tinnitus.Dalam sebuah laporan untuk Office of Strategic Services
tahun 1943, Walter
C. Langer dari Universitas Harvard menyebut Hitler sebagai seorang "psikopat neurotik."Sejumlah teori seputar kondisi medis Hitler
sulit dibuktikan, dan menurut mereka terlalu banyak bebannya jika mengaitkan
sejumlah peristiwa dan akibat Reich Ketiga dengan kesehatan fisik seseorang
yang mungkin buruk. Kershaw merasa lebih baik mengambil pandangan yang lebih
luas terhadap sejarah Jerman dengan menilai dorongan sosial apa yang
menciptakan Reich Ketiga dan kebijakan-kebijakannya, alih-alih mencari
penjelasan sempit tentang Holocaust dan Perang Dunia II dari satu orang saja.
Hitler
mengikuti pola makan vegetarian.
Pada acara-acara sosial ia kadang mengutarakan pernyataan menjijikkan tentang
penyembelihan hewan agar tamu-tamunya menghindari daging.
Ketakutan terserang kanker (penyebab ibunya meninggal
dunia) adalah alasan pola makan Hitler yang paling terkenal.
Selaku seorang antipembedahan, Hitler mungkin memilih pola makan selektif karena masih
menghargai hewan.Bormann memiliki sebuah rumah kaca di dekat Berghof (dekat Berchtesgaden) untuk menjamin suplai stabil buah-buahan dan sayuran
segar untuk Hitler sepanjang perang. Hitler menjauhi alkohol dan bukan perokok.
Ia mempromosikan kampanye
anti-merokok yang agresif di
seluruh Jerman. Hitler mulai sering memakai amfetamin setelah 1937 dan menjadi pecandu pada musim gugur 1942.
Albert Speer mengaitkan pemakaian amfetamin ini dengan keputusan Hitler yang
semakin tidak fleksibel (misalnya, tidak pernah mengizinkan militer mundur dari
medan perang).
Dengan 90 jenis obat-obatan sepanjang perang, Hitler mengonsumsi banyak pil
setiap hari karena masalah lambung kronis dan penyakit lain. Ia menderita kerusakan
gendang telinga akibat
ledakan bom 20 Juli 1944 dan 200 serpihan kayu harus diangkat dari kakinya.
Rekaman berita Hitler memperlihatkan getaran pada tangannya dan gaya jalannya
yang pincang, yang sudah ada sejak sebelum perang dan memburuk sampai akhir
hayatnya. Dokter pribadi Hitler, Theodor Morell, merawat Hitler dengan sebuah obat yang sering dipakai
untuk menangani penyakit Parkinson pada tahun 1945. Ernst-Günther
Schenck dan beberapa
dokter lain yang bertemu Hitler pada minggu-minggu terakhir hidupnya juga
menyimpulkan Hitler menderita penyakit Parkinson.
Keluarga
Hitler bersama kekasih lamanya,
Eva Braun,
yang ia nikahi 29 April 1945
Hitler menciptakan citra publik sebagai sosok selibat tanpa kehidupan rumah
tangga, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk misi politik dan bangsanya.
Ia bertemu kekasihnya, Eva
Braun, pada tahun
1929,dan menikahinya pada April 1945. Pada bulan September 1931,
separuh-keponakannya, Geli Raubal, bunuh diri dengan pistol Hitler di apartemennya di
Munich. Tersebar rumor bahwa Geli terlibat dalam hubungan romantis dengan
Hitler dan kematiannya menjadi sumber kesedihan mendalam yang bertahan lama. Paula Hitler, anggota keluarga terakhir yang masih hidup, meninggal
dunia tahun 1960.
Sumber : www.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar