Air Susu Ibu
Air Susu
Ibu (disingkat ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum
dapat mencerna makanan padat.
Air susu ibu diproduksi karena
pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin setelah kelahiran bayi. Air susu ibu pertama yang
keluar disebut kolostrum atau jolong dan
mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk
pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.
Bila ibu tidak dapat menyusui
anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula
khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi
sebelum berusia 1 tahun.
Pengaruh Cahaya Matahari
Apabila bila air susu ibu dijemur di bawah sinar matahari secara langsung,
maka dalam beberapa jam akan berubah warnanya menjadi merah
seperti darah.
Hal tersebut disebabkanreaksi kimia yang dikarenakan air susu ibu mengandung
berbagai macam protein dan vitamin.
Hal-hal yang
mempengaruhi produksi ASI :
- Makanan
- Ketenangan jiwa dan pikiran
- Penggunaan alat kontrasepsi
- Perawatan payudara
- Anatomis payudara
- Faktor fisiologi
- Pola istirahat
- Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan
- Faktor obat-obatan
- Berat lahir bayi
- Umur kehamilan saat melahirkan
- Konsumsi rokok dan alkohol
Manakah Susu Formula Terbaik?
ASI adalah susu yang
terbaik bagi anak. Susu formula terbaik adalah susu yang sesuai dengan kondisi
anak dan tidak menimbulkan gangguan. Bukan karena yang disukai, termahal,
terkenal atau yang mengandung berbagai macam kandungan kecerdasan
ASI adalah merupakan
makanan terbaik untuk bayi dan anak. Tetapi menjadi masalah bila anak tidak
dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan keadaan.
Penggunaan PASI (Pengganti ASI) menjadi alternatif yang tidak dapat
dihindarkan. Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu
formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan semakin
banyaknya susu formula yang beredar di pasaran. Informasi tentang pemahaman
pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan, baik dari dokter, sales promotion
di supermarket, iklan di media cetak dan elektronik, brosur atau dari
pengalaman ibu lainnya.
Informasi yang beragam
inilah yang kadang membingungkan orang tua, karena sering sangat berbeda dan
berlawanan. Seorang ibu mendapat advis dari dokter bahwa anaknya harus memakai
susu A. Saat mencari susu tersebut di supermarket mendapat informasi dari
seorang SPG (Sales Promotion Girl) bahwa susu A mungkin tidak cocok karena
tidak bisa menggemukkan jadi harus dengan susu B. Sesampai di rumah si ibu
mencoba "curhat" pertelepon dengan temannya. Si teman mengatakan
bahwa anaknya bisa gemuk dengan susu C karena lebih terkenal dan lebih mahal.
Dengan perasaan bingung si Ibu mencoba konsultasi ke dokter lainnya ternyata
advisnya berbeda lagi, anak harus minum susu D.
Contoh tersebut
menunjukkan bahwa kesulitan pemilihan jenis susu banyak dialami oleh para orang
tua terutama yang mempunyai anak alergi atau gangguan pencernaan. Pemilihan
susu formula yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan beberapa fungsi dan
organ tubuh seperti diare, sering batuk, sesak dan sebagainya. Gangguan sistem
tubuh tersebut ternyata dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta
mempengaruhi dan memperberat gangguan perilaku anak.
Pemilihan susu terbaik
bagi anak harus dilakukan secara cermat dan teliti. Susu merupakan makanan bayi
dan anak yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang.
Bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang
terjadi terjadi terus menerus dalam jangka panjang.
Pemilihan Susu Formula Terbaik
Susu formula bayi
adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan
anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki
peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai
satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula yang
diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs
Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk
ini harus memenuhi standar ketat tertentu.
Secara umum prinsip
pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa
diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan
saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang
terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak,
gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat
berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu
A terjadi diare atau muntah.
Susu yang paling enak
dan disukai bukan merupakan pertimbangan utama pemilihan susu. Meskipun susu
tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan
sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Tetapi
sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu
makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.
Harga susu yang mahal
dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu tersebut yang
terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara atau daerah
sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi pemasaran dan
penyediaan barang. Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan penjualan tertinggi
di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat berbeda dan bervariasi.
Penambahan AA, DHA,
Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama
pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap
kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih
bertolak belakang untuk menyikapi pendapat tersebut. Beberapa penelitian
menunjukkan pemberian AA dan DHD pada penderita prematur tampak lebih
bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga ESPGAN,
British Nutrition Foundation, dan WHO/FAO hanya merekomendasikan pemberian AA
dan DHA hanya pada bayi prematur saja.
Penjualan susu formula
adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat menggiurkan.
Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian gencar. Semua
produsen susu berlomba-loba mengangkat isu kecerdasan dengan mengandalkan AA,
DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya promosi "susu
kecerdasan" ini, banyak orangtua menolak bila susu anaknya tidak
mengandung AA dan DHA. Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk selalu
menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak. Sehingga
akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk kepentingan
bisnis belaka.
Penambahan prebiotik
atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama. Selama
bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka penambahan
kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat. Sebaliknya meskipun terdapat zat
tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak bisa diterima
saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat masalah
gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis susu
atau makanan lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna tersebut.
Mengapa Susu Formula Tidak Cocok
Pengaruh ketidakcocokan
terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena
reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan
gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi
terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan
keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula
yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang
terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang
terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul.
Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme
sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi
ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.
Reaksi simpang makanan
tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula.
Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi
(kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi,
madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit
dan sebagainya.
Gejala Reaksi Alergi Susu Sapi Atau Reaksi Simpang
Susu Formula
Gangguan akibat
ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya
gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah
lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan.
Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama
dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh
terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.
Tabel 1. Manifestasi klinis yang sering diperberat dan
dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
•o Saluran cerna : Pada bayi
: sering muntah/gumoh, kembung,"cegukan", sering buang
angin, sering "ngeden atau mulet", sering rewel,gelisah atau
kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering buang air besar (>
3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau tajam, warna hijau atau
berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena sering ngeden beresiko
terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan inguinalis.
Pada anak lebih besar : mulut berbau,
sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti kotoran
kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut.
•o Kulit sensitif, sering timbul
bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup
popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk.
Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di
belakang kepala atau leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telapak
tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
•o Saluran napas : Pada bayi
: Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan, terutama malam dan
pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala
sering miring ke salah satu sisi karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering
tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Mata sering berair
atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi.
Pada anak besar : sering batuk, batuk
lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang hari hilang)
sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.
Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan
susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna
tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran cerna atau
leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran
cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan
imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak.
Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan
konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan
konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.
Tabel 2. Gangguan perilaku dan motorik
(gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan
dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
•o Gangguan neuroanatomis : mudah
kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir
sering gemetar, sakit kepala, migrain
•o Gerakan motorik berlebihan atau
hiperkinetik :
usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering
melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila
digendong sering minta turun atau sering bergerak/sering menggerakkan kepala ke
belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur,
menjatuhkan badan di kasur ("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku
"tomboy" pada anak perempuan
•o Gangguan tidur (biasanya malam
hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi
"nungging", berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur.
Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, "beradu
gigi"
•o Agresif dan emosi meningkat : sering
memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit,
menjilat, mencubit, menjambak (spt "gemes"). Mudah marah,
keras kepala sering berteriak.
•o Gangguan konsentrasi dan gangguan
belajar : Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton
televisi, baca komik atau main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru,
tidak mau antri, tidak teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai
pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran
lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol
dan mengganggu teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.
•o Gangguan koordinasi dan keseimbangan
motorik kasar :
Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau
tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering
menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau
menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat
kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)
•o Keterlambatan bicara:
Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan
bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada
gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya
usia lebih 2 tahun membaik.
•o Memperberat gejala dan perilaku ADHD
(hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan
bicara, gangguan sosialisasi.
Berbagai Jenis Susu Formula
Susu sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari
ASI, PASI atau susu formula (comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan
makanan bayi yang paling sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak. ASI juga mengandung zat
untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit)
dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat bagi
ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan
kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara,
dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu.
PASI (Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan
alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena
sebab lainnya. PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi
kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam
bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal (starting formula),
susu lanjutan (Followup Formula) dan susu formula khusus (specific
formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak lahir sebelum
usia 6 bulan dan Followup Formula diberikan di atas usia 6 bulan.
Spesific formula merupakan formula
khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi, alergi,
intoleransi ataupun penyakit metabolik. Susu formula khusus ini sangat banyak
dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu pula. Di
antaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior,
pregestimil. Golongan susu ini termasuk yang paling aman karena komposisinya
tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein
susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk
penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.
Susu formula khusus lainnya adalah susu
hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini
biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala
alergi agar tidak semakin memberat di kemudian hari. Untuk pencegahan alergi
biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini
bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala
alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini sangat bermanfaat.
Susu formula khusus kedelai atau susu formula
soya adalah susu formula khusus yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai
pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia
adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya
adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk
penderita intoleransi laktosa, misalnya Bebelac FL, Similac LF dan sebagainya,
Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak
memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar,
susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan
komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan
kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan
baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang
sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu,
pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan
yang telah dianjurkan.
Strategi Pemilihan Susu Formula
Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam
melakukan pemilihan susu formula yang terbaik bagi anak. Langkah awal yang
harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau
intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua
orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi.
Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi
pada anak sejak lahir. Gejala yang harus diamati adalah gejala gangguan saluran
cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir
Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain
seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu
lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak,
gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak cermati gangguan
organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti
sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang
air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini
berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.
Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan
anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi
susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu
formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan
gangguan alergi. Dalam keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek
sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran
cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Hal lain sering
terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi
tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin
pertambahan usia akan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi
biasanya terjadi sejak lahir. Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6
bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi
terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut.
Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami
alergi terhadap makanan tertentu.
Bila mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan
terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu
formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul
karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti gluten, zat warna,
aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan
DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan
dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan
susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan
gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula
tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu
sapinya berbeda.
Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak
harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai
ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu
hipoalergi lainnya. Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi
formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian
susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang. Buang air besar
yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa
sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk,
dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu.
Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan
berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis
susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung
berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum
tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya
sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik
untuk tumbuh kembang anak tersebut.
Secara umum semua susu formula yang beredar di
Indonesia dan di dunia kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard
RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral
harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi
dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang
terbaik untuk anak tersebut.
Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh
penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan
lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan
penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus
dikhawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak
terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang
sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang
ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan
jumlah sesuai yang dibutuhkan anak..
Kesimpulan
Pertimbangan utama dalam pemilihan susu yang
terbaik bagi anak adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan
reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya.
Pertimbangan lain adalah masalah harga harus
disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan yang mudah dicari dan
distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, sinbiotik
dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan
pemilihan susu yang terbaik bagi anak.
Secara umum semua susu formula yang beredar
secara resmi di suatu negara kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard
RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral
harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak
selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk
anak tersebut.
Sumber :www.wikipedia.org dan www.wikimu.com
Terimakasih informasinya bun, sangat membantu :)
BalasHapusPopok Bayi