Nelson
Rolihlahla Mandela
(lahir di Mvezo, 18 Juli
1918; umur 94 tahun)
dikenal di seluruh dunia sebagai pejuang kemerdekaan
melalui kegiatan anti-apartheidnya dan kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan. Masa kecilnya
dihabiskan di Thembu kemudian memulai
karier di bidang hukum.
Dia juga memiliki nama kehormatan dari klannya yaitu Madiba.
Kehidupan
Dilahirkan di Mvezo, Transkei
pada 18 Juli
1918, Rolihlahla Mendela
kemudian pindah ke Qunu sampai berumur 9 tahun. Ia merupakan
yang pertama dari keluarganya yang mengikuti sekolah.
Ia juga mendapat nama Nelson dari gurunya yang seorang Metodis.
Pada umur 16 tahun, ia masuk Clarkebury Boarding Institute mempelajari
kebudayaan barat.
Pada 1934, ia memulai program B.A. di Fort Hare University,
dimana ia bertemu Oliver Tambo yang menjadi teman dan koleganya
yang setia. Setelah menentang kebijakan universitas dan diminta keluar. Ia
pindah ke Johannesburg dan melanjutkan kuliahnya di University of
South Africa setelah mengambil hukum di University of
the Witswatersrand.
Pernikahan
Pernikahan pertama
Mandela dengan Evelyn Ntoko Mase berakhir dengan perceraian pada 1957 setelah 13 tahun.
Pernikahannya dengan Winnie Madikizela yang berjalan 38 tahun
berakhir dengan perceraian 1996. Pada ulang tahunnya ke-80, Mandela menikahi Graça Machel, janda dari
mantan Presiden Mozambik Samora Machel, yang juga seorang kawan ANC.
Politik
Sebagai
Aktivis
Nelson Mandela mengikuti African National Congress (ANC) dari tahun
1942.
Karena kegiatannya yang antiapartheid,
ia menjalani berbagai masa hukuman. Pada 5 Agustus
1962, Mandela ditangkap
dan dipenjarakan di Johannesburg Fort kemudian pada 25 Oktober
1962, ia dijatuhi hukuman
5 tahun penjara dan pada 12 Juni 1964, ia dan sekelompok aktivis lainnya dijatuhi hukuman
penjara seumur hidup.
Setelah menolak pembebasan bersyarat dengan
menghentikan perjuangan bersenjata pada Februari
1985, Mandela tinggal di
penjara sampai dibebaskan pada 11 Februari
1990 atas perintah
Presiden Frederik Willem de Klerk setelah ditekan
oleh seluruh dunia.
Mandela dan de Klerk mendapatkan hadiah Nobel
Perdamaian pada 1993.
Presiden
Nelson Mandela menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan dalam masa sekitar
5 tahun (Mei
1994 - Juni 1999) setelah memenangkan Pemilu dan
menjadi presiden kulit hitam pertama dengan de Klerk sebagai Deputi presiden.
Masalah AIDS menjadi sumber
kekecewaan orang-orang dan penyesalan Mandela karena dalam masa
pemerintahannya, ia kurang memperhatikan masalah ini. Anaknya, Makgatho Mandela,
meninggal karena AIDS pada 6 Januari 2005.
Kisah Perjuangan Nelson Mandela, Si Manusia Malam
Kisah perjuangan Nelson Mandela, Si Manusia Malam
- Dua Pria muda kulit hitam berjalan-jalan di Alun-alun Westminster ( Parlemen
Inggris ) suatu hari di tahun 1962. Mereka mengagumi para tokoh dunia yang
namanya diabadikan dengan pemasangan patung mereka di sana, seperti Presiden
Amerika Serikat Abraham Lincoln, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill,
pemimpin India Mahatma Gandhi, pemimpin Afrika Selatan Jan Christiaan Smuts,
dan masih banyak lagi.
Kedua orang itu adalah Oliver
Tambo dan sahabat seperjuangannya, Nelson Rolihlahla Mandela. Mereka
berada di London dalam pelarian, dikejar-kejar polisi Afrika Selatan, sekaligus
untuk menggalang bantuan buat perjuangan melawan rezim apartheid. Ketika
melihat patung Jan Smuts, setengah berkelakar mereka mengikrarkan impian bahwa
suatu saat patung orang kulit hitan didirikan di sana.
Tambo, yang wafat pada
24 April 1993, tidak bisa menyaksikan ketika impian itu akhirnya terwujud. Mandela
datang lagi ke halaman Westminster pada 29 Agustus 2007 untuk menghadiri
peresmian patung pria kulit hitam berbaju batik setinggi 2,7 meter. Perdana
Menteri Inggris Gordon Brown, dalam sambutannya setelah penyibakan tirai
patung, mengatakan Mandela akan dikenang sepanjang masa sebagai pemimpin
yang mengakhiri politik perbedaan warna kulit ( apartheid ).
"Dia tidak bisa
dibungkam dengan sel penjara, pengadilan sandiwara, dan bahkan ancaman
eksekusi," kata Brown, yang memapah tamu kehormatannya itu saat menuju
podium. Di mata Brown, keyakinan Mandela akan masa depan begitu kuat,
bahkan tak lekang didera derita 27 tahun di balik jeruji penjara dan kawat
berduri.
Mandela
merendah, Ia menganggap kehadiran patung dirinya di Wesrminster itu sebagai
representasi perjuangan banyak manusia. "Meski ini patung satu orang, tapi
sejatinya ia melambangkan mereka semua yang melawan penindasan terutama di
negara saya," kata Mandela, 89 tahun, di depan 7.000-an hadirin. Menurut
sang legenda, sejarah perjuangan di Afrika Selatan kaya dengan kisah-kisah
pahlawan, sebagian kisah para pemimpin, sebagian lagi kisah para pengikut. Dan
semua kisah itu patut dikenang.
"Oliver pasti
bahagia seandainya berada di sini, " ujar Mandela menyebut nama depan
sahabatnya yang pernah menjabat Presiden Kongres Nasional Afrika ( ANC ).
Partai yang dilarang semasa apartheid itu meraih 62% suara pada
pemilihan umum demokratis multiras pertama di Afrika Selatan dan mengantarkan
Mandela menjadi presiden kulit hitan pertama di negara itu pada 10 Mei 1994.
Saat itu, Mandela telah
terentaskan dari jurang gelap penindasan rezim apartheid Afrika Selatan,
yang selama puluhan tahun tak mengusik perhatian negara kampiun demokrasi.
Perjuangan panjang Mandela dan rakyat Afrika Selatan akhirnya didengar
masyarakat dunia, dan ia dinobatkan menjadi peraih Hadiah Nobel Perdamaian
1993, bersama rekannya, Frederick Willem de Klerk. Keduanya dinilai berjasa
menyudahi era rezim apartheid secara damai, dan meletakkan pondasi
demokrasi Afrika Selatan.
Sebelum fajar demokrasi
itu, Mandela hidup dalam dua jenis kegelapan, yaitu main kucing-kucingan dengan
aparat di alam gerakan bawah tanah, dan pengapnya penjara Robben Island.
"Saya menjadi makhluk malam," tulis Mandela dalam otobiografinya Long
Walk to Freedom, yang mengisahkan tentang masa pelariannya.
Ia bersembunyi di siang
hari, dan beraksi saat hari gelap. Suatu hari, ia berada bersama komunitas
muslim di Cape Town, hari yang lain Mandela ada di antara pekerja di Natal,
atau bersama buruh di pelabuhan Elizabeth. Ia bergerak dari satu kota ke kota
lain untuk menghadiri pertemuan-pertemuan rahasia pada malam hari.
Pada tanggal 26 Juni
1961, di hari kemerdekaan Afrika Selatan, Mandela mengirim surat ke koran-koran
setempat untuk memompa semangat masyarakat pendukungnya. Ia mengajak mereka
menuntut terus konvensi nasional konstitusi. "Saya menyatakan lagi bahwa
kampanye pembangkangan seluruh negeri akan dilancarkan jika negara tak mau
mengadakan konvensi seperti itu," kata Mandela dalam surat itu.
Mandela sadar
sepenuhnya bahwa surat perintah penangkapan dirinya telah keluar dan polisi
memburunya. Namun, Dewan Aksi Nasional yang dimotori para tokoh ANC menyarankan
agar ia tidak menyerahkan diri. "Saya menerima saran ini dan tak akan
menyerahkan diri ke pemerintah yang tidak saya akui. Setiap politikus yang
serius akan menyadari bahwa kondisi saat ini di negara ini, mencari kesyahidan
murahan dengan menyerahkan diri ke polisi adalah naif dan kriminal..."
Mandela berkisah,
penyamaran yang sering dilakukannya adalah menjadi sopir, juru masak, atau
tukang kebun. Keadaan ini kerap menjadi sumber imajinasi pers. Halaman muka
koran-koran berisi klaim tentang keberadaannya. Lalu, aparat membuat blokade
jalan di seluruh negeri, namun polisi selalu gigit jari.
Meskipun gemar
berkawan, Mandela mengaku lebih menyukai kesendirian. Dengan begitu, ia punya
kesempatan menjadi diri sendiri, membuat rencana dan berfikir. Namun, tak ada
orang yang tahan terus-menerus kesepian. "Saya sangat merindukan istri dan
keluarga saya." Hanya, ada saja kejadian-kejadian yang membuatnya tabah.
Suatu sore di
Johannesburg, ia menyamar sebagai sopir, menyandang kain lap panjang dan mengenakan
topi, menunggu penjemputan di satu sudut jalan. Mandela tahu seorang polisi
mengawasinya. Ia melihat sekeliling untuk mencari-cari tempat aman. Namun,
belum sempat ia kabur, si polisi tersenyum padanya seraya mengacungkan dua
jempol tanda salut ANC dan pergi. Di lain hari, seorang sersan memberitahu
Winnie ( istri Mandela ): "Pastikan Madiba ( gelar klan Mandela ) tak
berada di Aleksandra Rabu malam karena akan ada penggrebekan di sana."
Maka, Mandela kian yakin gerakannya didukung banyak polisi, terutama polisi
kulit hitam. Akibatnya, polisi kulit hitam kerap dikritik keras oleh kolega
mereka karena dinilai membantu gerakan Mandela.
Jalan
Hidup Nelson Mandela
1918
Dengan
Nama Rolihlahla Dalibhunga Mandela lahir di sebuah desa kecil
di provinsi Cape.
1927
Ayah
Mandela meninggal
1943
Bergabung
ke Kongres Nasional Afrika ( ANC ), sebagai aktivis.
1944
Bersama
sahabat karibnya, Oliver Tambo, dan Walter Sislu, Membentu Liga Pemuda ANC. Di
tahun ini pula Nelson Mandela menikahi Evelyn Mase ( istri Pertama ). Mereka
bercerai tahun 1957 setelah mempunyai tiga anak.
1956
Bersama
155 aktivis politik lain, dituduh berkonspirasi menumbangkan penguasa.
1958
Menikahi
Winnie Madikizela ( istri kedua )
1960
Membentuk
sayap militer ANC
1962
Ditangkap polisi,
dinyatakan bersalah melakukan sabotase dan pengkhianatan dan dihukum seumur
hidup, mula-mula di Robben Island
1992
Bercerai dengan Winnie
setelah istrinya itu terlibat penculikan
1993
Bersama FW de Klerk
mendapat Hadiah Nobel Perdamaian
1994
Terpilih sebagai
presiden Afrika Selatan
1998
Menikahi Graca Machel,
janda bekas presiden Mozambique, pada ulang tahun ke-80.
1999
Mundur dari kursi
presiden untuk memberi jalan bagi Thabo Mbeki, yang dijagokan ANC
Semoga artikel Kisah
Perjuangan Nelson Mandela, Si Manusia Malam ini, bermanfaat.
Sumber : www.wikipedia.org,
www.mediakliping.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar