Senin, 06 Mei 2013

"Fad Diet" Bikin Langsing Tapi Tak Sehat



Buku tentang diet mudah Anda dapatkan di toko buku atau situs belanja online. Informasi tentang diet, terutama untuk menurunkan berat badan, juga berlimpah di berbagai media termasuk internet. Berbagai jenis diet pun menjadi pilihan, iming-iming turun berat badan dalam waktu instan pun menjadi daya tariknya. Namun, mengapa banyak orang yang diet dan berhasil langsing tapi tak sehat, atau mati-matian diet tapi berat badan masih naik turun tak karuan?
Menurut Astri Kurniati, Manager Nutrition and Health Science dari Nutrifood Research Center, banyak orang tergerak melakukan diet karena sejumlah faktor. Baik karena khawatir mengingat angka obesitas dan kegemukan terus meningkat. Juga karena banyak orang ingin langsing, agar bisa tampil lebih menarik menggunakan busana favoritnya selain terlihat lebih seksi. Bahkan ada juga orang yang melakukan diet karena anjuran dokter, dengan alasan kesehatan. Namun banyak orang yang salah kaprah memahami konsep diet.
"Dengan berbagai pilihan diet, dan agar tak bingung memilihnya, setiap orang harus tahu cara membedakan diet, mana yang kurang sehat untuk tubuhnya di masa depan. Untuk itu, setiap orang semestinya memahami konsep diet sebelum memilih atau menjalankannya," jelas Astri dalam bincang-bincang Nutrifood bertema Be Smart Choosing Your Diet, di fX Lifestyle X'nter Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Astri menjelaskan empat konsep fad diet yang perlu dipahami masyarakat. Apa sebenarnya fad diet? Fad diet merupakan diet yang mengharuskan Anda mengurangi atau menghilangkan satu dari komponen makanan harian, mendapat iming-iming turun berat badan dalam waktu cepat, hanya mengasup 800 kkal per hari. Diet semacam ini boleh jadi berhasil menurunkan berat dalam waktu singkat namum berjangka pendek dan mengancam kesehatan dalam jangka waktu panjang.
Untuk memahami konsep diet ini, ingat kembali konsep pola makan dan kebutuhan kalori. Pada dasarnya setiap individu, membutuhkan asupan karbohidrat (55-60 persen dari kalori), lemak (20-30 persen), dan protein (15-20 persen), setiap harinya. Sementara total kebutuhan kalori rata-rata orang dewasa mencapai 2.000 kkal per hari.
Empat konsep fad diet:
1.      Diet Tinggi Karbo dan Protein.
Konsep diet ini mengacu pada pengurangan asupan lemak (20-30 persen per hari dari kebutuhan kalori harian). Artinya, orang yang diet dengan cara ini akan menghilangkan lemak dalam makanan.Sebagai kompensasinya, penganut diet ini mengasup karbohidrat dan protein lebih tinggi dari biasanya.
Studi terhadap 50.000 orang yang menggunakan konsep diet ini, menunjukkan selama 7,5 tahun diet menghindari lemak, rata-rata berat badan turun 1,9 kg. Diet semakin tidak efektif karena tidak dibarengi olahraga dan manajemen stres.
"Diet seperti ini tidak bisa berdampak jangka panjang, apalagi jika hanya diet tanpa olahraga dan manajemen stres. Pada beberapa orang, saat stres ia cenderung akan makan lebih banyak," jelas Astri, menambahkan konsep diet seperti ini juga menyebabkan kekurangan vitamin D yang didapatkan dari lemak.
Dampak dari konsep diet ini di antaranya risiko terkena penyakit jantung, karena asupan karbohidrat lebih tinggi dari semestinya.
2.      Diet Rendah Karbo Tinggi Protein
Konsep diet ini sudah muncul sejak 1860, dan menjadi pilihan kedua setelah banyak orang merasa gagal menjalani Diet Tinggi Karbo dan Protein. Konsep diet yang kedua ini memangkas kebutuhan karbohidrat harian dari anjuran 300 gr per hari menjadi hanya 20-30 gr. "Asupan karbo 20-30 gr per hari setara dengan satu lembar roti," jelas Astri.
Ia menambahkan, setiap harinya setiap orang membutuhkan 3-8 porsi karbohidrat per hari. Satu porsi setara dengan satu cup nasi putih. Meski begitu, asupan karbohidrat tak hanya didapatkan dari nasi, namun bisa dari kentang atau makanan lainnya.
Dampak diet ini di antaranya, Anda sering buang air kecil sehingga menyebabkan hilangnya 1 kg air dari dalam tubuh, dan menyebabkan bau mulut, serta kerja otak terganggu sehingga menyebabkan gangguan berpikir seperti kurang konsentrasi.
"Diet ini mengurangi cadangan air dalam tubuh sekitar 1 kg karena diuretic. Dengan kata lain, Anda akan kehilangan 1 kg air dari dalam tubuh, karena terlalu sering dikeluarkan dalam bentuk urine. Dampak lainnya, Anda akan mengalami ketosis atau oksidasi lemak. Saat lemak dibakar ada komponen yang menghasilkan ketone menyebabkan bau mulut. Untuk kesehatan, efek sampingnya paling terasa ke otak. Karbohidrat adalah makanan utama otak. Kalau kurang karbo, otak tak bisa bekerja maksimal," jelasnya.
3.      Diet Rendah Karbo Tinggi Lemak
Jika Anda melakukan diet dengan mengurangi atau menghilangkan satu atau lebih komponen makanan, maka Anda akan mengasup komponen makanan lain dalam jumlah lebih besar. Ini adalah konsep yang wajib dipahami agar Anda tak lagi terjebak dalam program diet yang memberikan iming-iming tubuh langsing, namun merusak fisik dalam jangka waktu panjang.
Konsep fad diet ketiga ini membuat Anda akan mengurangi makan makanan mengandung karbohidrat. Contoh sederhananya, Anda mengurangi atau bahkan tidak makan nasi sama sekali. Namun, agar tubuh tidak lemas, Anda akan mengasup makanan kaya lemak dan protein, misalnya Anda hanya makan ikan, daging, tempe atau tahu, telur dan berbagai makanan kecuali nasi, kentang atau roti yang mengandung karbohidrat.
Bagaimana pun tubuh membutuhkan karbohidrat. Jika asupan ini dihilangkan sejumlah risiko seperti osteoporosis bisa Anda alami di masa mendatang. "Kandungan kalsium di urine akan naik. Makanan tinggi protein mengandung asam, dan menyebabkan kalsium ke luar dari tulang sehingga berisiko terhadap terjadinya osteoporosis," jelas Astri.
Menurutnya, jurnal kesehatan internasional tidak melarang diet ini namun juga tidak merekomendasikan. Ia menyebutkan Dukan Diet merupakan salah satu contoh diet tinggi protein, namun mengurangi atau menghilangkan asupan karbohidrat.
4.      Diet Sangat Rendah Kalori
Diet seperti ini biasanya berlaku untuk pasien obesitas dengan pengawasan dokter. Diet ini bertujuan untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas agar risiko operasi berkurang.
Konsep diet ini adalah mengurangi asupan kalori hingga 800 kkal per hari, dengan catatan berada dalam pengawasan dokter dan nutritionist. Biasanya, penderita obesitas yang akan melakukan operasi hanya akan mengonsumsi cairan, buah, sayur, karbohidrat dan protein dihilangkan untuk menurunkan berat badan dan memastikan hanya mengasup 800 kalori per hari.
Pada penderita obesitas, diet ini berhasil menurunkan berat badan untuk tujuan medis. Sayangnya, dengan alasan ingin menurunkan berat badan dalam waktu instan, banyak orang menjalankan diet ini padahal ia tidak menderita obesitas. Alhasil, diet yang keliru menyebabkan efek samping dari kekurangan kalsium hingga kematian.
"Seharusnya diet ini hanya untuk penderita obesitas karena penurunan berat badan cenderung drastis, lebih dari 1,5 kg per minggu," jelas Astri.

Sembilan Makanan Terburuk Untuk Dikonsumsi
Kami tidak mengatakan, makanan-makanan di bawah ini tidak boleh lagi Anda konsumsi. Tetapi berusahalah menghindari makanan di bawah ini dalam menu Anda, jika Anda ingin mempertahankan nutrisi dan menurunkan berat badan.

1. Pencuci Mulut Yang Digoreng
Pada dasarnya makanan pencuci mulut sudah memiliki kadar lemak dan gula yang tinggi. Jadi bayangkan betapa buruknya jika dihidangkan dengan cara digoreng. Dan jangan terlena dengan pisang goreng atau nanas goreng mentang-mentang buah. Karena dibuat dengan adonan pembungkus dan sirup, mereka adalah pencuci mulut yang buruk.

2. Makanan Yang Digoreng Dan Berlapis Keju
Pada dasarnya, semua gorengan buruk bagi kesehatan. Jadi jika kentang goreng dilapisi keju, tentu makanan ini masuk dalam daftar paling buruk untuk dikonsumsi. Keju biasanya mengandung lemak 10 kali lebih bayak dari ikan dan daging putih. Apalagi ditambah karbohidrat goreng.

3. Minuman Bersoda
Minuman ringan dan soda buruk bagi kesehatan karena mengandung banyak kalori, meskipun dikonsumsi dalam jumlah kecil. Berdasarkan hasil studi, minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kerapuhan tulang alias osteoporosis, sakit gigi, dan serangan jantung. Selain itu, minuman-minuman diet juga tidak direkomendasikan karena berpotensi meningkatkan risiko erosi gigi (karena gelembung-gelembung dalam minuman itu bersifat masam).

4. Alcopop Berwarna
Alcopop adalah minuman yang mengandung alkohol dengan kadar 4-7 persen. Alcopop mengandung kalori yang tinggi, karena mengandung gula dan alkohol berkalori. Ditambah lagi, minuman itu penuh pewarna dan perasa, yang membuatnya menjadi minuman yang cukup beracun. Panduan yang cukup praktis adalah, semakin cerah warna alcopop, maka semakin buruklah minuman itu untuk dikonsumsi.

5. Makanan Cair
Oke, makanan cair memang tidak selalu buruk, namun makanan cair atau minuman makanan pengganti dapat menjauhkan Anda dari mengonsumsi makanan yang tepat. Makanan pengganti mungkin akan lebih cocok dikonsumsi orang yang sedang sakit, namun jangan biarkan makanan semacam itu menggantikan makanan alami.

6. Daging Olahan
Daging olahan punya nama lain “daging misteri”, karena tidak jelas apa yang terkandung di dalamnya. Namun satu hal yang pasti, jika daging olahan itu dikemas dalam kaleng dan jenis dagingnya tidak jelas, maka daging tersebut tidak baik bagi tubuh. Berusahalah untuk menghindari sosis dan salami, karena hasil olahan dengan lemak dan garam.

7. Chicken Nugget
Chicken nugget hampir sama dengan sosis, yakni berasal dari daging sisa dicampur dengan tepung. Dan saat nugget-nugget kecil itu digoreng, maka akan meningkatkan levelnya sebagai makanan terburuk untuk dikonsumsi. Sepotong kecil nugget yang digoreng menyerap lebih banyak lemak dari hasil penggorengan itu.

8. Donat
Jika ada satu makanan yang melambangkan makanan junk food abad ke-21, itu adalah donat. Baik dilapisi, diisi, dikilapkan dengan gula dan selai, atau yang polos sekalipun, makanan ini tidak baik bagi tubuh. Bukan hanya sekedar masalah tepung halus dan gula halus, namun makanan ini juga digoreng dalam minyak sulingan. Donat akan mengganggu keseimbangan gula darah Anda, dan dapat mempercepat proses pembakaran, sehingga Anda akan cepat merasa lapar lagi.

9. Sup Kaleng
Sup memang bukan makanan yang buruk dan tidak layak dibandingkan dengan makanan-makanan di atas. Namun jika sudah berbicara mengenai garam dan makanan kemasan, maka tentu saja sup kaleng masuk daftar. Akan jauh lebih baik bila Anda memasak sup sendiri. Bukan kalengan.

Sumber : www.Kompas.Com, www.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar