Paulus dari Tarsus
(awalnya Saulus dari Tarsus)
atau Rasul Paulus, (3 Masehi–67
Masehi) diakui sebagai tokoh penting dalam penyebaran dan perumusan ajaran kekristenan yang bersumberkan dari pengajaran Yesus Kristus.
Paulus memperkenalkan diri melalui kumpulan surat-suratnya dalam Perjanjian
Baru di Alkitab Kristen
sebagai seorang Yahudi
dari suku Benyamin,
yang berkebudayaan Yunani (helenis)
dan warga negara Romawi.
Ia lahir di kota Tarsus
tanah Kilikia (sekarang di Turki), dibesarkan di Yerusalem dan dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Pada masa mudanya, ia hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama
Yahudi. Mulanya ia seorang penganiaya
orang Kristen (saat itu bernama Saulus), dan sesudah pengalamannya berjumpa
Yesus di jalan menuju kota Damaskus, ia berubah menjadi seorang pengikut Yesus
Kristus (Kisah Para Rasul 9).
Paulus
menyebut dirinya sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa non-Yahudi" (Roma 11:13). Dia membuat usaha yang luar biasa melalui surat-suratnya
kepada komunitas non-Yahudi untuk menunjukkan bahwa keselamatan yang dikerjakan
oleh Yesus Kristus
adalah untuk semua orang, bukan hanya orang Yahudi. Gagasan Paulus ini
menimbulkan perselisihan pendapat antara murid-murid Yesus dari keturunan
Yahudi asli dengan mereka yang berlatar belakang bukan Yahudi. Mereka yang dari
keturunan Yahudi berpendapat bahwa untuk menjadi pengikut Yesus, orang-orang
yang bukan Yahudi haruslah pertama-tama menjadi Yahudi terlebih dulu.
Murid-murid yang mula-mula, Petrus, sempat tidak berpendirian menghadapi hal ini (lihat Galatia 2:11-14). Untuk menyelesaikan konflik ini, diadakanlah persidangan
di Yerusalem yang dipimpin oleh Petrus dan Yakobus, adik Yesus
Kristus (Kisah Para Rasul 15),
yang disebut sebagai Sidang Sinode
atau Konsili Gereja yang pertama.
Konsili
ini menghasilkan beberapa keputusan penting, misalnya:
- untuk menikmati karya penyelamatan Yesus, orang tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu
- orang-orang Kristen yang bukan berasal dari latar belakang Yahudi tidak diwajibkan mengikuti tradisi dan pantangan Yahudi (misalnya perihal tentang sunat dan memakan makanan yang diharamkan).
- Paulus mendapat mandat untuk memberitakan Injil ke daerah-daerah berbahasa Yunani.
Paulus
dijadikan seorang Santo
(orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk Katolik
Roma, Ortodoks
Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para
orang-orang bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari
doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristenan bercorak Paulin/bercorak
Paulus. Surat-suratnya menjadi bagian penting Perjanjian
Baru. Banyak yang berpendapat bahwa
Paulus memainkan peranan penting dalam menjadikan agama Kristen sebagai agama
yang berdiri sendiri, dan bukan sebagai sekte dari Yudaisme.
Pertobatan Paulus
Sebelum bertobat Paulus
dikenal sebagai penganiaya
umat Kristen mula-mula.
Ia adalah seorang Farisi
yang sangat taat kepada Hukum Taurat
(Filipi
3:5).
Kisah Para Rasul juga mengutip perkataan Paulus yang menyebut bahwa ia
"adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi" (Kisah
Para Rasul 23:6).
Pertobatan Paulus dapat
diperkirakan antara tahun 33-36
dengan bukti kuat untuk tahun 34 dengan mengacu pada salah satu suratnya. Menurut Kisah Para Rasul,
pertobatannya (atau metanoia)
terjadi di jalan menuju Damaskus
di mana ia mengalami "pertemuan" dengan Yesus,
yang kemudian menyebabkan ia menjadi buta untuk sementara (Kisah
Para Rasul 9:1-31,
22:1-22,
26:9-24).
Dicatat bahwa "berkobar-kobar
hati Saulus (namanya sebelum menjadi murid Yesus) untuk mengancam dan membunuh
murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari
padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,
supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan,
ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem
untuk dihukum."
Dalam perjalanannya ke
Damsyik, ketika Saulus sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari
langit mengelilingi dia.
Waktu itu adalah tengah hari, dan cahaya dari langit itu menyilaukan. Saulus mengatakan kepada raja Agripa:
"Tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah
jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit
meliputi aku dan teman-teman seperjalananku."
Saulus dan
teman-temannya semua rebah ke tanah dan kedengaranlah oleh Saulus suatu suara
yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya
Aku?"Suara itu berbicara dalam bahasa Ibrani, dan berkata lagi:
"Sukar bagimu menendang ke galah rangsang."
Jawab Saulus:
"Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus orang Nazaret
yang kauaniaya itu."
Maka Saulus berkata:
"Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" Kata suara itu (Saulus
menyebutnya "Tuhan") kepadanya: "Bangkitlah dan pergilah ke
Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan
kepadamu (apa yang harus kauperbuat)." Dalam penuturannya di hadapan
Agripa, Saulus memberitahukan kata-kata selanjutnya dari Tuhan: "Aku
menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang
segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan
Kuperlihatkan kepadamu nanti. Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan
dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk
membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan
dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku
memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk
orang-orang yang dikuduskan."
Maka termangu-mangulah
teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi
tidak melihat seorang jugapun. Mereka melihat cahaya dan meskipun mendengar,
mereka tidak mengerti bahwa suara itu berbicara ("tidak mendengar"
pembicaraan).
Saulus bangun dan
berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; oleh
karena cahaya yang menyilaukan mata itu; Maka kawan-kawan seperjalanannya
memegang tangan Saulus dan harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
Tiga hari lamanya
Saulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum, dan
terus berdoa. Selama itu ia tinggal di rumah Yudas yang berada di jalan yang
bernama Jalan Lurus.
Setelah tiga hari itu,
Saulus mendapat suatu penglihatan di mana ia melihat, bahwa seorang yang
bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia
dapat melihat lagi.
Ananias adalah seorang
murid Tuhan Yesus yang tinggal di Damsyik. Saulus menyebutnya "seorang
saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang
ada di situ."Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan:
"Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan:
"Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah
Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam
suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam
dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."
Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu,
betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di
Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk
menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan
kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk
memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang
Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang
harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Lalu pergilah Ananias
ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia datang berdiri di dekat Saulus, menumpangkan
tangannya ke atas Saulus, dan berkata: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus,
yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh
aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.
Bukalah matamu dan melihatlah!" Dan seketika itu juga seolah-olah selaput
gugur dari matanya, sehingga Saulus dapat melihat lagi dan menatap Ananias.
Lalu kata Ananias:
"Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui
kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benardan untuk mendengar suara yang keluar
dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang
tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. Dan sekarang, mengapa engkau
masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan
sambil berseru kepada nama Tuhan!"
Saulus bangun lalu
dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
Perjalanan Misi Paulus
Setelah perjumpaannya
dengan Yesus
dan menjadi buta, Saulus tinggal 3 hari di kota Damaskus,
di mana dia disembuhkan dari kebutaan dan dibaptis oleh Ananias
di Damaskus (tahun 34 M) Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan
murid-murid di Damsyik.Di kemudian hari dalam suratnya
kepada jemaat di Galatia, Saulus, yang sudah berganti nama
menjadi Paulus, mengatakan bahwa ia kemudian pertama-tama pergi ke tanah Arab,
dan kemudian kembali ke Damaskus.
Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan
bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan
berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa
yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud
untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?" Akan
tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi
yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.
Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh
Saulus. Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang
Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. Sungguhpun
demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari
atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba
menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena
mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas
menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada
mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan
berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama
Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan
keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab
dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha
membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota
jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.
Dia menjelaskan dalam Surat
Galatia bagaimana 3 tahun setelah pertobatannya, ia pergi
ke Yerusalem (tahun 37 M). Di sana ia bertemu Yakobus
dan tinggal bersama Simon Petrus selama 15 hari (Galatia 1:13-24).
Tidak ada catatan
tertulis eksplisit bahwa Paulus telah mengenal Yesus secara pribadi sebelum penyaliban-Nya,
tetapi dipastikan bahwa ia mengetahui pelayanan Yesus dan juga pengadilan
Yesus di hadapan Imam
Besar Yahudi. Paulus menegaskan bahwa ia menerima
Injil bukan dari orang lain, melainkan oleh wahyu Yesus
Kristus
(Galatia 1:11-12).
Dalam suratnya
kepada jemaat di Galatia itu Paulus mengisahkan bagaimana
ia dibantu melarikan diri dari kota Damaskus
pada zaman pemerintahaan raja Aretas
dari Nabataea. Raja Aretas (Harithat IV) yang wafat pada tahun 40 (lihat
2
Korintus 11:32-33) memerintah dari tahun 9 sampai 40 M. Sejarawan Flavius Yosefus mencatat detail
perselisihan antara raja Aretas dengan raja Herodes
Antipas mengenai perbatasan.Yosefus menuliskan Aretas
sebagai "raja Arabia Petrea" (Josephus Antiquities 18.5, Whiston
1957:539). Kaisar Romawi Tiberius
berpihak kepada Herodes Antipas dan memerintahkan Vitellius, prokonsul di
Suriah, "untuk berperang melawan Aretas." Dalam perjalanan Vitellius
menerima komunikasi yang mengabarkan kematian Tiberius, maka ia menarik kembali
tentaranya. Tiberius wafat pada tanggal 16 Maret 37 dan pada saat itu Damaskus
berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi dan dipimpin oleh Vitellius. Raja
Aretas wafat pada tahun 40 sehingga lolosnya Paulus dari Damaskus terjadi
antara tahun 37 dan 40. Belum jelas kapan Aretas menerima kuasa atas Damaskus
dari Kaisar Caligula
dalam penyelesaian kasus di Suriah. Pemerintahan Areta di Damaskus dapat
berawal dari tahun 37 berdasarkan penemuan arkeologi berupa mata uang logam.
Dosker menulis: "Waktu Tiberias wafat pada tahun 37, dan mengingat urusan
Arabia sudah tuntas pada tahun 39, jelas bahwa pertobatan Paulus terjadi antara
tahun 34 dan 36. Tanggal ini kemudian menjadi pasti berkat sebuah koin dari
Damaskus, dengan gambar raja Aretas dan tahun "101". Jika tahun itu
mengacu pada era Pompian, berarti sama dengan tahun 37 M, sehingga pertobatan
Paulus terjadi pada tahun 34 (T. E. Mionnet, Description des medailles antiques
greques et romaines, V [1811], 284f.)."
Dalam Surat
Galatia, Paulus juga menceritakan bahwa 14 tahun setelah
pertobatannya (tahun 48 M) ia masuk kembali ke Yerusalem (Galatia 2:1-10).
Tidak diketahui sepenuhnya apa yang terjadi selama 14 tahun ini, karena Kisah
Para Rasul maupun Surat Galatia tidak memberikan detail jelas.
Pada akhir masa ini, Barnabas
pergi untuk mencari Paulus di Tarsus dan membawa dia kembali ke Antiokhia (Kis 11:25).
Ketika bencana
kelaparan terjadi di Yudea,
diduga sekitar tahun 45-46
atau 48
M, Paulus dan Barnabas berangkat ke Yerusalem untuk memberikan dukungan
finansial dari komunitas Antiokhia. Menurut Kisah Para Rasul, Antiokhia menjadi
pusat alternatif bagi penyebaran orang Kristen setelah kematian Stefanus.
Di Antiokhialah para pengikut Yesus pertama kali disebut "Kristen"
(Kis 11:26).
Perjalanan Misi Pertama
Penulis Kisah
Para Rasul menyusun perjalanan Paulus menjadi tiga perjalanan
terpisah. Perjalanan pertama, (Kis. 13-14) awalnya dipimpin oleh Barnabas, yang
mengambil Paulus dari Antiokhia menuju Siprus
kemudian Asia Kecil (Anatolia)
selatan, dan kembali ke Antiokhia. Di Siprus, nama
Yunani "Paulus" mulai dipakai menggantikan nama Yahudi
"Saulus". Di sini ia memarahi dan membutakan mata Elimas
si penyihir (Kis
13:8-12) yang berusaha menghalang-halanginya menyampaikan
ajaran-ajaran mereka. Dari titik ini, Paulus digambarkan sebagai pemimpin
kelompok.Antiokhia dilayani sebagai pusat kekristenan utama dari penginjilan
Paulus.
Konsili Yerusalem
Kebanyakan sarjana
setuju bahwa pertemuan penting antara Paulus dan jemaat di Yerusalem terjadi di
antara tahun 48-50,
yang dijelaskan dalam Kis. 15:2 dan biasanya dilihat sebagai peristiwa yang
sama dengan yang disebutkan oleh Paulus dalam Galatia 2:1. Pertanyaan kunci
yang diajukan adalah apakah non-Yahudi yang bertobat perlu disunat.
Pada pertemuan ini, Petrus, Yakobus
(saudara Yesus Kristus), dan Yohanes
menyetujui misi Paulus bagi bangsa-bangsa lain.
Insiden Di Antiokhia
Meskipun perjanjian
dicapai pada Konsili Yerusalem
sebagaimana yang dipahami oleh Paulus, Paulus menceritakan bagaimana ia
kemudian di depan umum mengkritik Petrus, atas keengganan Petrus untuk makan
bersama dengan orang Kristen non-Yahudi di Antiokhia, setelah menerima
kunjungan orang-orang Yahudi Kristen (karena secara tradisi, orang-orang Yahudi
dilarang makan bersama orang-orang bukan Yahudi).
Di dalam Surat Galatia,
yang merupakan sumber utama dari insiden di Antiokhia
ini, Paulus mencatat perkataannya kepada Petrus: "Jika engkau, seorang
Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat
memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Galatia 2:11-14).
Paulus juga menyebutkan bahwa bahkan Barnabas
(rekan seperjalanannya hingga saat itu) ikut-ikutan bersikap seperti Petrus.
Hasil akhir dari
insiden tersebut masih belum jelas. The Catholic Encyclopedia
menyatakan: "catatan Paulus atas insiden itu tidak meninggalkan keraguan
bahwa Petrus melihat kebenaran dari teguran itu." Setelah kejadian itu
Paulus kemudian berangkat memulai misi berikutnya dari Antiokhia.
Perjalanan Misi Kedua
Dalam perjalanan misi
kedua, setelah pertikaian dengan Barnabas karena persoalan Yohanes
Markus, Paulus ditemani oleh Silas.
Mereka berangkat dari Antiokhia, menuju Siria
dan Kilikia,
dan tiba di selatan Galatia.
Di Listra,
Timotius
bergabung dengan mereka. Mereka menyeberangi daerah Frigia
dan perbatasan Misia.
Lalu mereka bergabung dengan Lukas
di Troas.
Dia memutuskan untuk pergi ke Eropa, dan di Makedonia
ia mendirikan komunitas Kristen pertama Eropa: Jemaat Filipi.
Juga di Tesalonika, Berea,
Atena
dan Korintus.
Dia tinggal selama 1,5 tahun di Korintus, di rumah sepasang suami-isteri, Akwila
dan Priskila
(Kisah Para Rasul 18:11).
Masa tinggalnya ini bersamaan dengan waktu Galio
menjabat singkat sebagai gubernur (prokonsul) di Akhaya
dari 1 Juli 51 sampai 1 Juli 52. Pada musim dingin tahun 51,
ia menulis surat
pertama kepada Jemaat Tesalonika, dokumen tertua dari Perjanjian
Baru.
Tahun berikutnya ia kembali ke Antiokhia.
Perjalanan Misi Ketiga
Setelah tinggal di
Antiokhia beberapa saat, Paulus pergi ke Galatia dan Frigia untuk mendukung
gereja-gereja yang telah ia dirikan pada perjalanan sebelumnya (Kisah
Para Rasul 18:23).
Kemudian ia berkeliling pada wilayah barat Bitinia
dan tiba di Efesus
dengan perjalanan darat. Di Efesus ia menulis surat
pertamanya kepada orang-orang Korintus pada tahun 54
dan surat
kedua pada akhir 57.
Setelah tiga tahun di
Efesus, Paulus kemudian mengunjungi Asia
Kecil dan Yunani.
Kemudian mendahului Lukas, ia berlayar ke Troas,
disertai beberapa murid-muridnya (Kisah
Para Rasul 20:4),
disebabkan karena rencana pembunuhan terhadap dirinya oleh orang-orang Yahudi.
Dan akhirnya ia kembali ke Yerusalem
dan bertemu dengan Yakobus di sana.
Penangkapan
Paulus tiba di
Yerusalem tahun 57
membawa uang sumbangan yang dikumpulkan untuk jemaat di sana dari kota-kota
yang dikunjunginya. Ia disambung hangat, tetapi juga ditanya dengan teliti oleh
Yakobus
mengenai tuduhan bahwa ia "mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di
antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan,
supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat
istiadat" Yahudi. Paulus dianjurkan untuk melakukan upacara pentahiran, supaya "semua orang
akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali
tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat."
Tidak berapa lama
setelah sampai di Yerusalem, Paulus ditangkap dengan tuduhan membawa
orang-orang bukan Yahudi ke dalam Bait Allah. Paulus dibawa ke markas tentara
Romawi dan dihadapkan kepada gubernur Romawi Antonius
Feliks di Kaisarea. Ia ditahan selama 2 tahun, sampai
gubernur yang baru, Perkius Festus,
membuka kembali kasusnya pada tahun 59.
Karena tidak mau diadili di Yerusalem, Paulus menyatakan banding kepada Kaisar,
sehingga kemudian ia dikirim ke Roma dengan naik kapal.
Perjalanan Ke Roma
Kisah
Para Rasul mencatat perjalanan Paulus ke Roma, termasuk kisah
terdamparnya kapal yang membawa Paulus di pulau Malta,
dimana ia bertemu dengan Publius
dan penduduk pulau itu yang menyambut mereka dengan ramah. Setelah 3 bulan di
sana, Paulus berangkat lagi dan tiba di Roma tahun 60.
Ia tinggal selama 2 tahun dalam tahanan rumah.(Kis 28:16)
Seluruhnya, Paulus menghabiskan 5,5 sampai 6 tahun dari masa pelayanannya
sebagai orang tahanan di dalam penjara.
Irenaeus,
bapa gereja pada abad ke-2, mencatat bahwa Petrus
dan Paulus adalah tokoh-tokoh utama gereja di Roma dan mereka telah menunjuk Linus
sebagai uskup gereja Roma, meneruskan tugas mereka. Paulus bukan uskup gereja
di Roma, nampaknya juga bukan perintisnya, karena sudah ada orang-orang Kristen
di Roma ketika Paulus tiba (Kis 28:14-15)
dan Paulus juga menulis surat kepada jemaat di Roma sebelum ia sempat
mengunjungi Roma (Roma 1:1,7,11-13;
Roma
15:23-29). Namun, Paulus dapat berperan penting dalam
mengorganisir dan membesarkan gereja mula-mula di Roma.
Kewarganegaraan Roma
Paulus secara sah
memiliki kewarganegaraan Romawi
dari sejak lahir (Kisah
Para Rasul 22:28). Kemungkinan besar kewarganegaraan ini
diberikan kepada keluarganya karena pengabdian orang tua atau leluhurnya kepada
pemerintah Romawi.
Sumber mengenai
kewarganegaraan Paulus dicatat dalam beberapa bagian pada Kisah
Para Rasul:
Kisah
Para Rasul 16:37-39: Tetapi Paulus berkata kepada
orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami,
warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara.
Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian!
Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar." Pejabat-pejabat
itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka
mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.
Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon,
supaya mereka meninggalkan kota itu.
Kisah
Para Rasul 22:25-29: Tetapi ketika Paulus ditelentangkan
untuk disesah, berkatalah ia kepada perwira yang bertugas: "Bolehkah kamu
menyesah seorang warganegara Rum, apalagi tanpa diadili?" Mendengar
perkataan itu perwira itu melaporkannya kepada kepala pasukan, katanya: "Apakah
yang hendak engkau perbuat? Orang itu warganegara Rum." Maka datanglah
kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: "Katakanlah, benarkah engkau
warganegara Rum?" Jawab Paulus: "Benar." Lalu kata kepala
pasukan itu: "Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal."
Jawab Paulus: "Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku." Maka
mereka yang harus menyesah dia, segera mundur; dan kepala pasukan itu juga
takut, setelah ia tahu, bahwa Paulus, yang ia suruh ikat itu, adalah orang Rum.
Kisah
Para Rasul 23:23-27: Kemudian kepala pasukan memanggil dua
perwira dan berkata: "Siapkan 200 orang prajurit untuk berangkat ke Kaisarea
beserta 70 orang berkuda dan 200 orang bersenjata lembing, kira-kira pada jam 9
malam ini. Sediakan juga beberapa keledai tunggang untuk Paulus dan bawalah dia
dengan selamat kepada wali negeri Feliks."
Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut: "Salam dari Klaudius
Lisias kepada wali negeri Feliks yang mulia. Orang ini
ditangkap oleh orang-orang Yahudi dan ketika mereka hendak membunuhnya, aku
datang dengan pasukan mencegahnya dan melepaskannya, karena aku dengar, bahwa
ia adalah warganegara Roma.
Kisah
Para Rasul juga mencatat bahwa ketika Paulus diadili oleh Perkius
Festus, ia menuntut naik banding kepada Kaisar (Kisah Para Rasul
25-26). Hanya yang berkewarganegaraan Romalah yang bisa
naik banding langsung kepada Kaisar. Karena naik banding itu, ia dikirim ke Roma.
Surat-Surat Paulus
Surat-surat Paulus
merupakan alat komunikasi antara dirinya dengan komunitas-komunitas Kristen
perdana, tetapi juga penting karena berisi uraian teologisnya. Ada 13 surat
dalam Perjanjian Baru
yang menunjukkan Paulus sebagai penulisnya. Namun, saat ini sejumlah para ahli
Perjanjian Baru berdebat menentukan mana surat yang ditulis sendiri oleh Paulus
(surat-surat Pauline) dan mana surat yang mengatasnamakan dirinya
sebagai penulis (surat-surat Deutero-Pauline). Konsensus yang sementara
ini diterima di kalangan para ahli Perjanjian Baru mengenai surat-surat Paulus
adalah sebagai berikut:
Surat-surat
Pauline
Surat 1 Tesalonika
Surat
1 Korintus
Surat
2 Korintus
Surat
Galatia
Surat
Roma
Surat Filipi
Surat
Filemon
Surat-surat
Deutero Pauline
Surat
Kolose
Surat
Efesus
Surat 2 Tesalonika
Surat
1 Timotius
Surat
2 Timotius
Surat
Titus
Pengajaran Paulus yang
nyata dalam surat-suratnya mendapat pengakuan positif dari Petrus
yang menggolongkannya ke dalam tulisan-tulisan Kitab
Suci,
seperti tertulis dalam Surat
2 Petrus pasal
3:
"Anggaplah
kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti
juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat
yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia
berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal
yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak
teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama
seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."
Kematian
Alkitab
tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal. Namun menurut tradisi Kristen,
Paulus dipenggal di Roma pada masa pemerintahan Nero
pada sekitar pertengahan 60-an di Tre Fontane Abbey. Kewarganegaraan
Romawi yang dimilikinya mengijinkan Paulus menjalani hukuman mati yang lebih
cepat yaitu dengan pemenggalan.
Makam
Pada bulan Juni
2009,
Paus Benediktus
mengumumkan hasil penggalian makam Paulus di Basilika Santo Paulus
di Luar Tembok. Sarkofagus
itu sendiri tidak terbuka, namun diuji dengan upaya penyelidikan. Dan itu
menunjukkan potongan-potongan kemenyan, kain ungu dan kain biru serta fragmen
tulang kecil. Tulang itu bertanggal radiokarbon
abad ke-1 hingga ke-2. Menurut Vatikan, ini tampaknya mengkonfirmasi tradisi
makam milik Paulus.
Kebohongan Paulus Tarsus
"Maka kecelakaan
yang besarlah bagi orang-orang (Yahudi & Kristen) yang menulis Alkitab
dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: 'Ini dari Allah', untuk
memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri,
dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka
kerjakan." (QS. 2:79)
Paulus, seorang dari
Tarsus (di Turki), kaki tangan penjajah Romawi dan Yunani atas bangsa
Palestina, adalah PEMBOHONG nomor wahid dalam ajaran Yesus, yang telah
menyesatkan sebagian umat manusia. Ajarannya, kemudian dikenal dengan sebutan
"Kristen". Ajaran Kristen dan Gereja, sama sekali bukan dan tidak
pernah diajarkan oleh Yesus! Seluruh surat2 Paulus yang berjumlah 14 kitab,
yang tergabung dalam Perjanjian Baru, adalah BOHONG BESAR! Agama Kristen,
kelahirannya dibidani oleh Paulus dalam GALATIA:
2:16 Kamu tahu, bahwa
tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi
hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya
kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan
bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun
yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Paulus, sama sekali
bukan dan tidak pernah menjadi murid Yesus! Bahkan, Paulus pun tidak pernah
bertemu dengan Yesus! Paulus adalah seorang penyesat ajaran Yesus demi
kepentingan penjajah Romawi dan Yunani yang menguasai Palestina. Ia bukanlah
orang dimana Yesus mengemban misinya. Namun demikian, setelah terangkatnya
Yesus ke langit, ia mengaku2 sudah bertobat dan mengaku2 sebagai rasul.
Padahal, Yesus tidak pernah menyebut, menunjuk, mengenal, mengangkat, dan
melihat manusia yang bernama Paulus dari Tarsus! Bahkan, ciri2nya pun Yesus
tidak pernah menyebutkannya! Kecuali namanya dipromosikan melalui kitab
propaganda karangan pengarang "Lukas" yang diberi nama "Kisah
Para Rasul" (nama versi Alkitab Indonesia).
Seluruh ajaran Paulus
bertentangan dengan misi dan tugas kerasulan Yesus yang terbatas hanya untuk
umat Israel. Jika kita bahas seluruh ajaran Paulus ini, rasanya terlalu
membuang2 waktu, karena akan memakan tulisan yang sangat melelahkan untuk
dibaca.
Di sini, kami hanya
menyuguhkan beberapa ajaran Paulus saja yang kami rasa cukup mewakili atas
semua kebohongan ajaran Paulus Tarsus. Berikut ini kami suguhkan kebohongan
fundamental ajaran Paulus terhadap ajaran Yesus dalam GALATIA:
1:10. Jadi bagaimana
sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba
berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada
manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
1:11 Sebab aku
menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu
bukanlah injil manusia.
1:12 Karena aku bukan
menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku,
tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
1:13 Sebab kamu telah
mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya
jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
1:14 Dan di dalam agama
Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara
bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.
1:15 Tetapi waktu Ia,
yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih
karunia-Nya,
1:16 berkenan
menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara
bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada
manusia;
1:17 juga aku tidak
pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku,
tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.
1:18 Lalu, tiga tahun
kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang
lima belas hari di rumahnya.
1:19 Tetapi aku tidak
melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan
Yesus.
1:20 Di hadapan Allah
kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:21 Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia.
1:22 Tetapi rupaku
tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:23 Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya.
1:24 Dan mereka
memuliakan Allah karena aku.
Dari tulisan tangan
Paulus di atas, terdapat tiga fakta fundamental kebohongan Paulus:
1. Paulus mengaku menerima Injil bukan dari manusia, tetapi dari Yesus (ayat 12). Injil yang bagaimanakah yang diterima Paulus dari Yesus ini? Mengapakah Paulus tidak menunjukkannya kepada umat manusia? Jika injil yang dimaksud adalah keempat injil kanonik, bukankah keempat injil kanonik ini ditulis oleh masing2 pengarangnya jauh setelah terangkatnya Yesus ke langit? Pernyataan Paulus ini tidak lain hanyalah isapan jempol semata, tanpa bukti, dan mengada2!
2. Paulus mengaku2 menerima wahyu dari Yesus untuk memberitakan ajarannya kepada bangsa2 non Yahudi (ayat 16). Sebagaimana tersurat dalam injil2 kanonik, Yesus diutus Allah hanya untuk umat sesat Israel. Jadi, bagaimana mungkin Paulus menerima wahyu dari Yesus, sementara Yesus sendiri hanya seorang rasul utusan Allah? Pernyataan ini juga tidak lain hanyalah isapan jempol, tanpa bukti, dan mengada2! Silahkan baca: Misi Kerasulan Yesus!
3. Lebih jelas, Paulus sendiri mengakui kalau rupanya tidak dikenal oleh orang2 Kristen Yudea (ayat 22), yaitu sebuah wilayah di Palestina selatan yang dihuni oleh orang2 Israel keturunan Yehuda, tempat dimana Yesus mengemban misinya. Bagaimana mungkin seorang rasul utusan Yesus tidak dikenal oleh umat Israel dimana Yesus dibesarkan dan mengajarkan ajarannya? Lebih jauh, kecuali hanya sedikit, umat Israel tidak pernah mengakui Yesus sebagai nabi atau pun Tuhan! Bahkan, saking jengkelnya mereka, Yesus pun diburunya dan "dibantai" di tiang salib! Dari sini, kita bisa melihat bahwa umat Israel tidak mungkin menerima Paulus, oleh karena ia bukan dari golongan umat Israel, melainkan seseorang dari bangsa lain. Pernyataan Paulus ini membuktikan bahwa ia sama sekali bukan dan tidak pernah bahkan tidak mungkin menjadi murid Yesus! Lebih jauh lagi, sebenarnya Paulus telah mengada2kan sendiri kesaksiannya yang seolah2 orang2 Yudea tersebut beragama Kristen, padahal orang2 Yudea adalah orang2 Israel yang beragama Yahudi yang lantang menolak Yesus! Kalau begitu, siapakah yang mengajarkan Kristen kepada orang2 Yudea? Bukankah Paulus sendiri ditolak? Benar2 isapan jempol!
Terlalu jelas, bagaimana Paulus mengada2kan sendiri ajarannya dengan mengaku2 menjadi rasul yang diutus oleh Yesus. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa seluruh ajaran Paulus ini bertentangan dengan tugas kerasulan Yesus, yakni menegakkan hukum Taurat dengan menggenapinya dengan Kitab Suci Injil. Berikut pernyataan Yesus menurut MATIUS:
5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
1. Paulus mengaku menerima Injil bukan dari manusia, tetapi dari Yesus (ayat 12). Injil yang bagaimanakah yang diterima Paulus dari Yesus ini? Mengapakah Paulus tidak menunjukkannya kepada umat manusia? Jika injil yang dimaksud adalah keempat injil kanonik, bukankah keempat injil kanonik ini ditulis oleh masing2 pengarangnya jauh setelah terangkatnya Yesus ke langit? Pernyataan Paulus ini tidak lain hanyalah isapan jempol semata, tanpa bukti, dan mengada2!
2. Paulus mengaku2 menerima wahyu dari Yesus untuk memberitakan ajarannya kepada bangsa2 non Yahudi (ayat 16). Sebagaimana tersurat dalam injil2 kanonik, Yesus diutus Allah hanya untuk umat sesat Israel. Jadi, bagaimana mungkin Paulus menerima wahyu dari Yesus, sementara Yesus sendiri hanya seorang rasul utusan Allah? Pernyataan ini juga tidak lain hanyalah isapan jempol, tanpa bukti, dan mengada2! Silahkan baca: Misi Kerasulan Yesus!
3. Lebih jelas, Paulus sendiri mengakui kalau rupanya tidak dikenal oleh orang2 Kristen Yudea (ayat 22), yaitu sebuah wilayah di Palestina selatan yang dihuni oleh orang2 Israel keturunan Yehuda, tempat dimana Yesus mengemban misinya. Bagaimana mungkin seorang rasul utusan Yesus tidak dikenal oleh umat Israel dimana Yesus dibesarkan dan mengajarkan ajarannya? Lebih jauh, kecuali hanya sedikit, umat Israel tidak pernah mengakui Yesus sebagai nabi atau pun Tuhan! Bahkan, saking jengkelnya mereka, Yesus pun diburunya dan "dibantai" di tiang salib! Dari sini, kita bisa melihat bahwa umat Israel tidak mungkin menerima Paulus, oleh karena ia bukan dari golongan umat Israel, melainkan seseorang dari bangsa lain. Pernyataan Paulus ini membuktikan bahwa ia sama sekali bukan dan tidak pernah bahkan tidak mungkin menjadi murid Yesus! Lebih jauh lagi, sebenarnya Paulus telah mengada2kan sendiri kesaksiannya yang seolah2 orang2 Yudea tersebut beragama Kristen, padahal orang2 Yudea adalah orang2 Israel yang beragama Yahudi yang lantang menolak Yesus! Kalau begitu, siapakah yang mengajarkan Kristen kepada orang2 Yudea? Bukankah Paulus sendiri ditolak? Benar2 isapan jempol!
Terlalu jelas, bagaimana Paulus mengada2kan sendiri ajarannya dengan mengaku2 menjadi rasul yang diutus oleh Yesus. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa seluruh ajaran Paulus ini bertentangan dengan tugas kerasulan Yesus, yakni menegakkan hukum Taurat dengan menggenapinya dengan Kitab Suci Injil. Berikut pernyataan Yesus menurut MATIUS:
5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Menurut ayat2 di atas,
Yesus datang bukan untuk menghilangkan hukum Taurat dan kitab para nabi, tetapi
hanya untuk menggenapinya (melengkapinya). Bahkan, Yesus mengancam kepada umat
Israel, jika kehidupan agama mereka tidak lebih baik dari ahli2 Taurat dan
orang2 Farisi, mereka tidak akan masuk kerajaan surga. Perlu dijelaskan, bahwa
ahli2 Taurat dan orang2 Farisi adalah kelompok masyarakat Israel yang selalu
menentang dan mencari2 kesalahan Yesus, karena mereka menolak kerasulan Yesus.
Untuk mempersingkat,
berikut ini kami suguhkan beberapa kebohongan ajaran Paulus yang nyata-nyata
bertentangan dengan tugas kerasulan Yesus:
1.
KEBOHONGAN PAULUS 1: Yesus adalah Tuhan.
1 KORINTUS 8:6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Menurut ayat karangan Paulus di atas, Yesus adalah Tuhan. Padahal, Yesus sama sekali bukan dan tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan! Kata2 Yesus dalam injil2 kanonik justru menunjukkan bahwa ia hanyalah seorang utusan Allah kepada umat Israel. Silahkan baca: Bantahan Ketuhanan Yesus 1.
ULANGAN
4:35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada
yang lain kecuali Dia.
MATIUS
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat Israel."
MARKUS 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
YOHANES 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
2.
KEBOHONGAN PAULUS 2: Sunat tidak penting.
GALATIA 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
1 KORINTUS 7:19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.
Menurut ajaran Paulus di atas, sunat itu tidak penting dan tidak punya arti, yang penting adalah iman dan mentaati hukum2 Allah. Hukum2 Allah yang bagaimanakah yang dimaksud Paulus ini?
Menurut Kitab Kejadian berikut ini, sunat adalah salah satu hukum Allah yang paling penting bagi umat Israel, dan WAJIB dilaksanakan oleh umat Israel terhadap seluruh orang laki2. Jika menolak, maka orang itu harus dibunuh! Bahkan, Yesus pun disunat (LUKAS 2:21).
KEJADIAN 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku.”
3.
KEBOHONGAN PAULUS 3: Salib menebus dosa.
GALATIA 3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Menurut ajaran Paulus di atas, bahwa Yesus disalib adalah untuk menebus dosa2 manusia. Ajaran yang sangat sesat dan tak berdasar! Ajaran Paulus ini bertentangan dengan ajaran Taurat dan Yesus berikut ini:
YEHEZKIEL
18:20 Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut
menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan
anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang
fasik akan tertanggung atasnya.
MARKUS 10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia
marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku,
jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang
empunya Kerajaan Allah. (lihat juga MATIUS 19:14).
Menurut Yehezkiel, setiap orang akan menanggung akibat perbuatannya masing2. Bahkan menurut Yesus sendiri, anak2 adalah pemilik kerajaan surga, yang berarti keadaan mereka adalah suci tanpa dosa. Bagaimana mungkin anak2 yang suci tanpa dosa harus ditebus dosanya? Ini adalah ajaran Paulus yang paling ngawur!
Menurut Yehezkiel, setiap orang akan menanggung akibat perbuatannya masing2. Bahkan menurut Yesus sendiri, anak2 adalah pemilik kerajaan surga, yang berarti keadaan mereka adalah suci tanpa dosa. Bagaimana mungkin anak2 yang suci tanpa dosa harus ditebus dosanya? Ini adalah ajaran Paulus yang paling ngawur!
4.
KEBOHONGAN PAULUS 4: Segala sesuatu halal.
1 KORINTUS 6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Pernyataan Paulus di ataslah yang menjadi dasar pola hidup freesex dan mabuk2an di negara2 Barat. Padahal, Tuhan mengharamkan zinah dan memerintahkan agar para pelakunya dilempari batu sampai mati (IMAMAT 20:1-27 dan ULANGAN 22:13-30); Tuhan mengharamkan anggur dan minuman keras (IMAMAT 10:9); Tuhan mengharamkan beberapa binatang termasuk babi (IMAMAT 11:1-47 dan ULANGAN 14:3-21); Tuhan mengharamkan darah (IMAMAT 17:12); Beberapa hal termasuk sperma adalah najis (IMAMAT 15:1-34); Laki2 yang keluar sperma atau campur dengan istri, keduanya harus mandi wajib (IMAMAT 15:16-18); Tuhan mengharamkan riba (ULANGAN 23:19-20); Yesus memerintahkan potong tangan/kaki bagi pencuri (MATIUS 5:30; 18:8 dan MARKUS 9:43,45); Yesus memerintahkan cungkil mata bagi laki2 yang yang mengingini perempuan bukan istrinya (MATIUS 5:29; 18:9 dan MARKUS 9:47); Yesus memerintahkan rajam bagi pelaku zinah (YOHANES 8:7); dan lain-lain.
1KOR 15:3 Sebab yang
sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima
sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan
Kitab Suci,
1KOR 15:4 bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci;
1KOR 15:5 bahwa Ia
telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
1KOR 15:6 Sesudah itu
Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan
dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah
meninggal.
1KOR 15:7 Selanjutnya
Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
Paulus gak pernah menyaksikan yesus terbang, dari mana dia bisa hitung akurat 500 orang? paulus bertemu yesus saat ini....
Paulus gak pernah menyaksikan yesus terbang, dari mana dia bisa hitung akurat 500 orang? paulus bertemu yesus saat ini....
KIS 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya
suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?" KIS 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?"
Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Entah siapa yg bohong,
LAI atau Paulus sendiri tapi dalam douay-reihms
KIS 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya
suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?"
KIS 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
KIS 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
Di satu sisi dia gak
mengenal Yesus dilain sisi dia langsung manggil Tuhan? lihat Siapakah
Engkau lalu dilain sisi dia menyebut Tuhan....bagaimana
dia tahu kalo yg nongol itu Tuhan bukan demit? wong dia aja kagak
tau yesus begimana dia aja nanya Siapakah Engkau.
Sumber : www.wikipedia.org,
www.myquran.org
" SUNGGUH TRAGIS AJARAN- AJARAN TUHAN DIPOLITIKLISASI OLEH BANGSA PENJAJAH KETIKA ITU, GEJOLAK SOSIAL POLITIK. BUDAYA DAN AGAMA BEGITU SANGAT DINAMIS DENGAN SEGALA MACAM KEPENTINGAN PENGUASA. INILAH KELIMAK KENAPA ISLAM DI SEMPURNAKAN OLEH ALLAH SWT, MELALUI RASULALLAH MUHAMMAD SAW, UNTUK MENTENTRAMKAN KEHIDUPAN DIALAM SEMESTA INI AGAR MENJADI RAHMATAN LILALAMIN ..!
BalasHapusOh yang buat blog nya seorang ANTI KRISTEN rupanya
BalasHapusBiarkan saja orang itu akan pusing abadi karena kebodohannya.
HapusHikmat manusia tidak akan bisa memahami hikmat yang dari Allah, silahkan pusing sendiri sampai akhir jaman.
BalasHapus