Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari
tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
menjadi 4 kelompok: teh hitam,
teh
oolong, teh
hijau, dan teh
putih.
Istilah
"teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan
dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh
herbal.
Teh
merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan
kenikmatan tersendiri dari teh.
Teh
bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh
melati atau teh wangi melati merupakan
jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar
0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di
dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di
dunia.
Sejarah Teh
Negeri Cina menjadi tempat
lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina (Camellia sinensis) ditemukan dan
berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan, bagian barat daya Cina. Iklim wilayah
itu tropis dan sub-tropis, dimana daerah tersebut memang secara keseluruhan
adalah hutan jaman purba. Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi
tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur
2,700 tahun dan selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800
tahun ditemukan ditempat ini.
Legenda menjadi bentuk
dokumentasi yang paling tua, dimana diceritakan bahwa Shennong yang menjadi
cikal bakal pertanian dan ramuan obat - obatan, juga yang menjadi penemu teh.
Dikatakan dalam bukunya bahwa ia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal
dan menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang
dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun dan tidak
sempat meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang.
Teh Cina pada awalnya
memang digunakan untuk bahan obat – obatan (Abad ke-8 SM), itupun sudah berumur
ribuan tahun riwayatnya. Orang – orang Cina pada waktu itu mengunyah teh (770
SM – 476 SM) mereka menikmati rasa yang menyenangkan dari sari daun teh. Teh
juga sering kali dipadukan dengan ragam jenis makanan dan racikan sop.
Pada jaman pemerintahan
dinasti Han (221 SM – 8 M), teh mulai diolah dengan pemrosesan yang terbilang
sederhana, dibentuk membulat, dikeringkan dan disimpan, teh mulai dijadikan
sebagai minuman, teh diseduh dan dikombinasikan dengan ramuan lain
(misalnya : jahe) dan kebiasaan ini melekat kuat dengan kebudayaan
masyarakat Cina. Lebih jauh lagi, teh kemudian digunakan sebagai tradisi dalam menjamu
para tamu. Setelah jaman Dinasti Ming, banyak ragam jenis teh kemudian
ditemukan dan ditambahkan, teh yang populer nantinya ini banyak dikembangkan di
daerah Canton (Guangdong) dan Fukien (Fujian).
Konsumsi budaya Cina
akan kebiasaan minum teh pun menyebar, bahkan melekat erat pada setiap lapisan
masyarakat.Pada tahun 800 M., Lu Yu menulis buku yang mendefiniskan tentang
teh, dengan judul Ch'a Ching. Lu Yu adalah seorang anak yatim yang dibesarkan
oleh cendekiawan Pendeta Budha di salah satu Biara terbaik di Cina. Sebagai
seorang pemuda, diapun acap kali melawan disiplin pendidikan kependetaan yang
kemudian membuatnya memiliki daya pengamatan yang baik, performasinya pun
meningkat dari tahun ke tahun, meskipun demikian, ia merasa hidupnya hampa dan
tidak bermakna.
Setelah setengah
perjalan hidupnya, ia pensiun selama 5 tahun untuk mengasingkan diri. Dengan
riwayat hidup dan perjalanan yang pernah disinggahinya, ia mengkondisikan
beragam metode dalam bertanam dan mengelola teh jaman Cina Purba.
Perjalanan Teh ke
Jepang
Ternyata Pengaruh Teh
Cina menulari Jepang,
konsumsi teh menyebar melalui kebudayaan Cina yang akhirnya menjangkau setiap
aspek masyarakat. Bibit teh dibawa ke Jepang oleh seorang pendeta Budha bernama
Yeisei yang melihat bahwa teh Cina mampu meningkatkan konsentrasi saat
bermeditasi. Ia dikenal sebagai Bapak Teh di Jepang, karena asal muasal inilah,
teh Jepang erat kaitannya dengan Zen Buddhism. Teh diminati pula dalam
kekaisaran Jepang, yang kemudian menyebar dengan cepat di kalangan istana dam
masyarakat Jepang.
Teh bahkan menjadi
budaya dan bagian dari seni yang dituangkan dalam Japanese Tea Ceremony
(Cha-no-yu atau air panas untuk teh). Upacara ini membutuhkan latihan yang
panjang, bahkan hingga bertahun – tahun. Performasi dari Cha-no-yu adalah
menjungjung tinggi kesempurnaan, kesopanan, pesona dan keanggunan.
Perjalanan Teh ke
Negeri Barat
Budaya mengkonsumsi teh
yang sudah dilakukan di Cina dan Jepang ternyata menjadi buah bibir di Eropa.
Kelompok kafilah
bahkan mendengar bagaimana orang – orang mengkonsumsi teh, dan mendapatkan
informasi yang samar, lucunya mereka mendengar bahwa teh di seduh, digarami,
diberi mentega dan kemudian dimakan. Orang Eropa yang secara personal menemukan
teh dan kemudian menulis tentangnya adalah Jesuit Father
Jasper de Cruz pada tahun 1560.
Portugis
menjalin hubungan dagang dengan Cina, mengembangkan jalur dagang dengan mengkapalkan teh ke Lisbon dan
kemudian kapal – kapal Belanda berangkat ke Perancis, Negeri Belanda dan baltik, teh kemudian
semakin populer ke belahan dunia barat.
Teh singgah di Eropa
pada jaman Elizabeth I,dan kemudian tren dalam kerajaan Belanda. Teh menjadi
minuman yang mahal pada waktu itu (lebih dari $100 per pound-nya), sehingga
para pedagang teh mendapatkan kemakmuran darinya. Masyarakat Belanda sangat
menggemari teh, dan konsumsi teh pun meningkat pesat, meskipun demikian banyak
yang mempertanyakan manfaat teh,dan berbagai dampak negatif lainnya. Apapun
itu, masyarakat pada umunya tidak lagi mempermasalahkan/terpengaruh dan kembali
menikmati minuman teh ini. Teh menjadi bagian dari masyarakat di Eropa, dan
ragam kombinasi konsumsi teh pun dicoba, seperti mencampurkan teh dengan susu.
Pada masa itupun layanan teh disajikan pertama kali di restoran. Kedai minuman
pun memberikan perkakas teh portabel lengkap disertai alat pemanasnya.
Teh pun sangat populer
di Perancis,
tetapi tidak berlangsung lama (kurang lebih lima belas tahun), dan kemudian
digantikan popularitasnya dengan minuman yang memiliki daya tarik yang lebih
kuat seperti anggur,
kopi, dan cokelat.
Teh di Amerika dan
Inggris
Pada tahun 1650, orang
– orang Belanda sangat aktif dalam perdagangan sampai pada dunia Barat. Peter Stuyvesant yang
membawa teh Cina ke Amerika pertama kali untuk koloninya (tempat itu kenal
sebagai: New York
sampai sekarang).
Teh pertmana kali tiba
di Inggris
sekitar tahun 1650-an, setelahnya teh menjadi minuman yang sangat populer bahkan
dapat dikatakan sebagai minuman nasional masyarakat Inggris.
Pengolahan Teh dan
Pengelompokan
Teh dikelompokan
berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan
mengalami oksidasi
kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun
menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil
dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya
berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap
dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh
sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan
istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang
dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi
yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh
ditumbuhi jamur
yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami
fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur
bersifat karsinogenik.
Pengelompokan teh
berdasarkan tingkat oksidasi :
Teh Putih
Teh yang dibuat dari
pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik
dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh
putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain
sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok,
walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai
populer.
Teh Hijau
Daun teh yang dijadikan
teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami
oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan
(cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok
dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa
dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti
bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Oolong
Proses oksidasi
dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya
memakan waktu 2-3 hari.
Teh Hitam atau Teh Merah
Daun teh dibiarkan
teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan
jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan
sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi
dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶)
atau (紅茶)
dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya
berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena
daun teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah
sebutan untuk teh rooibos
yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis:
Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode
produksi teh Crush, Tear, Curl yang
berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended)
dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode
pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis
Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi
sesuai standar Orange Pekoe.
Pu-Erh
(Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari
dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih
"mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan
beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh
mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang"
dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai
rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami
proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol
kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh
pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu
bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap
kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami
proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin
enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30
tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum
menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan
selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja
diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan
merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit.
Orang Tibet
mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Teh juga sering
dikaitkan dengan kegunaannya untuk kesehatan. Teh hijau dan teh pu-erh sering
digunakan untuk diet. Orang juga sering menghubung-hubungkan teh dengan
keseimbangan yin yang.
Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh
oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung
energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin
agar seimbang.
Ramuan Teh
Sebagian besar merek
teh yang dijual di pasaran merupakan hasil ramuan ahli teh yang membuat blend
yang unik untuk merek tersebut dari berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak
dari teh berkualitas tinggi dan berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang
berkualitas rendah, sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual
dengan harga yang lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh
yang dimiliki merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.
Teh melati dibuat
dengan mencampur kuncup melati yang siap mekar. Sebelum dicampur dengan kuncup
melati, daun teh mengalami proses pelembaban agar harum melati dapat menempel
pada daun teh.
Komposisi
Teh mengandung sejenis antioksidan
yang bernama katekin.
Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh
hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam
mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi.
Teh juga mengandung kafein
(sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin
dalam jumlah sedikit.
Teh Dalam Berbagai
Bahasa
Aksara hanzi untuk teh adalah 茶,
tapi diucapkan berbeda-beda dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa. Penutur bahasa
Hokkien asal Xiamen menyebutnya sebagai te, sedangkan penutur bahasa
Kantonis di Guangzhou
dan Hong Kong
menyebutnya sebagai cha. Penutur dialek Wu di Shanghai
dan sekitarnya menyebutnya sebagai zoo.
Bahasa yang menyebut
"teh" mengikuti sebutan te menurut bahasa
Hokkien: bahasa Afrikaans (tee), bahasa
Armenia, bahasa Katalan (te), bahasa
Denmark (te), bahasa
Belanda (thee), bahasa
Inggris (tea), bahasa
Esperanto (teo), bahasa
Estonia (tee), bahasa Faroe
(te), bahasa Finlandia (tee), bahasa
Perancis
(thé), bahasa Frisia (tee), bahasa
Galicia (té), bahasa Jerman
(Tee), bahasa Ibrani (תה, /te/ or /tei/), bahasa
Hongaria (tea), bahasa
Islandia (te), bahasa
Irlandia (tae), bahasa Italia
(tè), bahasa Latin (thea), bahasa Latvia
(tēja), bahasa Melayu (teh), bahasa
Norwegia (te), bahasa
Polandia (herbata dari bahasa Latin
herba thea), bahasa
Gaelik-Skotlandia (tì, teatha), bahasa
Sinhala, bahasa Spanyol (té), bahasa Swedia
(te), bahasa Tamil (thè), bahasa Wales
(te), and bahasa Yiddish (טיי, /tei/).
Bahasa yang menyebut
"teh" mengikuti sebutan cha atau chai: bahasa
Albania (çaj), bahasa Arab
(شَاي), bahasa Bengali (চা), bahasa Bosnia
(čaj), bahasa Bulgaria (чай), bahasa Kapampangan (cha), bahasa
Cebuano (tsa), bahasa
Kroasia (čaj), Bahasa Ceko
(čaj), bahasa Yunani (τσάι), bahasa Hindi
(चाय),
bahasa
Inggris Britania (char, chai)*, bahasa Jepang
(茶,
ちゃ,
cha), bahasa Korea (차),
bahasa
Makedonia (čaj), bahasa
Malayalam, bahasa Nepal (chai), bahasa Persia
(چاى), bahasa Punjabi (ਚਾਹ), bahasa
Portugis (chá), bahasa
Rumania (ceai), bahasa Rusia,
(чай, chai), bahasa Serbia (чај), bahasa
Slowakia (čaj), bahasa
Slovenia (čaj), bahasa
Swahili (chai), bahasa
Tagalog (tsaa), bahasa Thai
(ชา), bahasa Tibet
(ja), bahasa Turki (çay), Bahasa
Ukraina (чай), bahasa Urdu (چاى) dan bahasa
Vietnam (trà atau chè).
Kemasan
Teh Celup
Teh dikemas dalam
kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat
populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh kelas berat
biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
Teh Saring
Teh dikemas dalam
kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas tanpa tali. Teh saring sangat
populer karena praktis untuk membuat teh dalam quantity banyak dan menghasilkan
lebih pekat dibandingkan teh celup.
Teh Seduh
(Daun Teh)
Teh dikemas dalam
kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh
dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan
teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga
bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal
Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan
untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.
Teh Yang Dipres
Teh dipres agar padat
untuk keperluan penyimpanan dan pematangan. Teh pu erh dijual dalam bentuk
padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah
dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.
Teh Stik
Teh dikemas di dalam
stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang
berfungsi sebagai saringan teh.
Teh Instan
Teh berbentuk bubuk
yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali
diciptakan pada tahun 1930-an tapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an.
Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk.
Manfaat
Teh Bagi Kesehatan
Teh adalah minuman
kedua yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air tawar. Teh diminum
oleh milyaran orang di seluruh dunia. Beberapa catatan sejarah menunjukkan
bahwa teh telah menjadi minuman pendamping manusia selama lebih dari lima
ribu tahun!
Ada empat jenis teh
yang utama: putih,
hijau, oolong, dan hitam. Teh yang paling dikenal memiliki
manfaat kesehatan adalah teh hijau. Namun, teh jenis lain pun memiliki
sejumlah khasiat yang menguntungkan kesehatan.
Berikut
adalah manfaat teh bagi kesehatan:
1. Anti-Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa
teh hijau melindungi kita dari berbagai kanker, termasuk kanker paru-paru,
prostat dan payudara. Antioksidan dalam teh hijau yang bernama epigallocatechin
gallate (EGCG), menurut tim dari Universitas Kyushu,
memperlambat pertumbuhan sel kanker paru-paru manusia secara signifikan.
Orang yang minum minimal satu cangkir teh hijau setiap hari berisiko lima
kali lebih rendah terserang kanker paru-paru.
Studi lain menunjukkan
bahwa teh hijau, dikombinasi dengan tamoxifen, efektif menekan
pertumbuhan kanker payudara.
2. Meningkatkan Metabolisme
Uji klinis oleh
Universitas Jenewa dan Universitas Birmingham menunjukkan bahwa teh hijau
meningkatkan tingkat metabolisme, kecepatan oksidasi lemak, sensitivitas
insulin dan toleransi glukosa. Polifenol katekin pada teh hijau bersifat thermogenesis
(menghangatkan tubuh), dan karenanya meningkatkan pengeluaran energi.
3. Anti-Diabetes
Ada bukti epidemiologis
bahwa minum teh hijau dan teh hitam dapat membantu mencegah diabetes, meskipun
demikian bukti asosiatif ini masih membutuhkan konfirmasi lebih lanjut.
4. Kewaspadaan Mental
Asam amino
L-theanine, yang terdapat pada hampir semua jenis teh, secara aktif
mempengaruhi neurotransmitter otak dan meningkatkan aktivitas gelombang
alfa. Hasilnya adalah pikiran Anda menjadi lebih tenang, namun lebih waspada.
5. Sistem Kekebalan
Theanine pada teh dapat membantu respon
sistem kekebalan tubuh saat melawan infeksi. Sebuah studi sampel darah atas 11
peminum kopi dan 10 peminum teh, yang mengkonsumsi 600 ml kopi atau teh
hitam setiap hari selama empat minggu, menunjukkan produksi protein
anti-bakteri lima kali lebih tinggi pada peminum teh.
6. Menghambat Penurunan Daya Pikir
Sebuah studi tahun 2006
menunjukkan bahwa lansia Jepang yang meminum lebih dari 2 cangkir teh hijau
sehari memiliki risiko 50 persen lebih rendah mengalami kerusakan daya
pikir, dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari 2 cangkir sehari.
Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh EGCG, yang membersihkan
aliran darah ke otak.
7. Menurunkan Stres
Menurut penelitian
University College London, minum teh hitam dapat menurunkan hormon stres
(kortisol) setelah peristiwa stress. Subyek yang telah minum 4 cangkir teh
hitam setiap hari selama 6 minggu mengalami penurunan kortisol 20% lebih besar
dibandingkan kelompok plasebo.
8. Memulihkan Radang Usus
Teh hijau telah
terbukti mengurangi peradangan usus. Efek ini tampaknya terkait dengan
kemampuan polifenol pada teh hijau yang menghambat reaksi inflamasi.
9. Mengatasi Bau Mulut
Para peneliti Universas
Illinois di Chicago menyatakan bahwa polifenol membantu menghambat pertumbuhan
bakteri yang menyebabkan bau mulut.
10. Mengatasi Kelebihan Zat Besi
Para peneliti di Jerman
menemukan bahwa minum secangkir teh hitam setiap hari dapat membantu
menghentikan kelebihan zat besi pada pasien hemakromatosis (kelebihan zat
besi dalam darah) karena gangguan penyerapan zat besi.
11. Efek Terkait Dengan Kafein
Secangkir teh hijau
mengandung antara 15 dan 50 mg kafein. Dengan meminum teh hijau Anda akan
mendapatkan semua manfaat kesehatan
dari kafein.
12. Anti-Stroke
Penelitian yang
dipaparkan pada Konferensi Stroke Internasional di bulan Februari 2009
menemukan bahwa minum tiga cangkir teh atau lebih per hari dapat
mengurangi risiko stroke
sebanyak 21%.
13. Kesehatan Jantung
Penelitian University
of L’Aquila di tahun 2009 menunjukkan bahwa minum hanya satu cangkir teh biasa
per hari dapat membantu melindungi diri dari penyakit kardiovaskuler. Teh
mengandung flavonoid quercetin, kaempferol, dan myricetin yang meningkatkan
reaktivitas pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan pengerasan arteri,
yang berdampak pada kesehatan jantung.
Dalam sebuah
penelitian, orang yang minum secangkir setengah teh per hari 40% lebih kecil
kemungkinannya mengalami serangan jantung dibandingkan bukan peminum.
14. Artritis Rematik
Teh hijau mengurangi
keparahan artritis rematik sebesar 78% pada peminum berat dan sebesar 40% pada
peminum sesekali.
15. Kesehatan Gigi
Plak gigi mengandung
lebih dari 300 jenis bakteri yang menempel pada permukaan gigi dan menyebabkan
gigi berlubang. Plak juga merupakan penyebab utama penyakit gusi.
Polifenol pada teh hitam dapat membunuh atau menekan pertumbuhan bakteri
penyebab plak.
Jadi, siapa bilang minum air putih lebih sehat
dibandingkan minum teh?
Manfaat
Lain dari Teh
Kebiasaan meminum teh boleh
jadi baik untuk kesehatan. Tapi tahukan kita, di samping menyehatkan badan, teh
juga bermanfaat untuk kesehatan rumah. Membersihkan noda pada perabot kayu,
lantai, hingga kaca. Teh juga bisa menyuburkan tanaman mawar di halaman.
Membersihkan Perabot Kayu
Perabot kayu tampak
kusam atau bernoda? Gunakan teh untuk membersihkannya. Tidak seperti penggunaan
cairan kimia, teh aman untuk perabot kayu.
Caranya, seduh beberapa
kantung teh celup dalam satu liter air panas, atau sesuaikan dengan kebutuhan. Biarkan
beberapa saat hingga dingin. Ambil kain lap lembut, celupkan ke dalam larutan
teh dan peras.
Gunakan kain lap tadi
untuk membersihkan permukaan perabot kayu. Sesudahnya, keringkan dengan lap
kering.
Membersihkan Lantai
Air seduhan teh juga
bisa membersihkan dan mengembalikan kilap lantai. Caranya sama dengan
membersihkan perabot kayu. Siapkan larutan teh dan air. Ambil kain pel dan
celupkan ke dalam air seduhan teh. Kemudian mengepellah seperti biasa.
Menyuburkan Mawar
Alih-alih memberikan
pupuk kimia, gunakan ampas teh untuk menyuburkan mawar di halaman.
Setelah meminum teh, jangan buang ampasnya. Taburkan ampas teh ke permukaan
tanah atau media tanam. Kemudian siram seperti biasa. Kandungan asam pada ampas
teh bisa menjadi nutrisi yang baik bagi media tanam yang dibutuhkan tanaman.
Hilangkan Bau Amis Penggorengan
Menggoreng ikan atau
makanan laut sering kali meninggalkan bau amis pada penggorengan. Dengan ampas
teh, bau amis bisa dihilangkan. Caranya, cuci penggorengan dengan air dan
sabun. Kemudian gunakan penggorengan untuk merebus ampas teh. Diamkan selama
kira-kira 20 menit. Setelah itu, buang air rebusan ampas teh, dan cuci
penggorengan seperti biasa.
Cegah
Kanker dengan Minum Teh Sejak Remaja
Memiliki kebiasaan minum teh sejak usia dini
ternyata dapat memperkecil risiko terkena penyakit kanker ovarium. Begitulah
hasil riset yang dipublikasi pada jurnal Cancer Epidemiology dan
didukung oleh Tea Advisory Panel.
Teh adalah minuman yang
aman dan murah. Wanita sebaiknya meminum banyak teh karena sangat bermanfaat
dalam mencegah penyakit yang umum tetapi mematikan ini.
Riset tesebut
melibatkan 1.000 orang wanita dengan usia rata-rata 59 tahun, setengahnya telah
didiagnosa terkena kanker ovarium, sedangkan setengah lainnya tidak. Para wanita
ini ditanyai tentang kebiasaan meminum teh, seberapa sering, jenis teh
yang mereka minum serta kapan mereka memulai kebiasaan minum teh. Di antara
orang yang memiliki kebiasaan minum teh pada dua kelompok itu, mereka yang tak
memiliki penyakit memiliki kebiasaan minum teh lebih lama dan jumlah per hari
lebih banyak daripada yang lain.
Para peneliti dari
Sekolah Kesehatan Masyarakat, Curtin University di Perth, melakukan penelitian
terhadap 1000 orang relawan wanita di Cina Selatan. Dari kedua kelompok itu, 79
persen perempuan yang tidak terkena kanker memiliki kebiasaan minum teh.
Dibandingkan dengan yang terkena penyakit hanya 51 persen.
Senyawa dalam teh yaitu
flavonoid, menurut mereka memiliki kemampuan dalam melawan penyakit. Secara
khusus, flavonoid ditemukan di dalam teh hitam. Penelitian sebelumnya
menyatakan, penambahan susu ke dalam teh tidak melemahkan kemampuannya dalam
mencegah risiko kanker.
Dr. Andy Lee, salah
satu anggota tim peneliti mengatakan, “teh adalah minuman yang aman dan murah.
Wanita sebaiknya meminum banyak teh karena sangat bermanfaat dalam mencegah
penyakit yang umum tetapi mematikan ini.”
Dr. Catehrine Hood,
dari Tea Advisory Panel, menyatakan bahwa hasil dari riset telah menunjukkan
flavonoid memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antiinflamasi dan mengurangi
pertumbuhan dari sel tubuh. "Hasil penelitian ini menambah bukti adanya
keterkaitan konsumsi teh dengan pengurangan risiko dari kanker ovarium,” tutur
Hood.
Studi ini menunjukkan,
minum secangkir teh sesekali “belum cukup” untuk membantu mengurangi risiko.
Manfaatnya akan terasa bila teh sudah menjadi kebiasaan jangka panjang. dan
minum empat atau lebih cangkir teh sehari. Hal ini dibuktikan hampir sebanyak
40 persen dari wanita yang tidak terkena penyakit meminum empat atau lebih
cangkir sehari dibandingkan dengan 22 persen dari kelompok lainnya.
Kebiasaan minum teh
lebih lama juga berpengaruh terhadap pengurangan risiko terkena kanker. Wanita
yang tidak terkena penyakit rata-rata memiliki kebiasaan minum teh rata-rata selama
22,7 tahun, sedangkan yang terdiagnosis kanker hanya 18,3 tahun.
Sumber : www.Wikipedia.com,
www.majalahkesehatan.com, www.Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar