Kamis, 25 April 2013

Ordo Bait Allah



Ordo Bait Allah adalah ordo-religi-militer Kristen terbesar dan paling kuat, disebut juga Para Perwira Miskin Kristus dan Bait Salomo (bahasa Inggris: Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomo, bahasa Latin: pauperes commilitones Christi Templique Solomonici), berpusat di Yerusalem dan dikenal sebagai para Ksatria Templar (bahasa Inggris: Knights Templar) yang dibentuk pada 1119, setelah Perang Salib Pertama pada 1096, untuk membantu Kerajaan Yerusalem melindungi kerajaannya, dan untuk memastikan keamanan para peziarah Eropa yang pergi ke Yerusalem

Organisasi

 
Salib Ksastria Ordo Bait Allah
 
Kaum Templar diatur sebagai sebuah ordo monastik, mengikuti aturan yang diciptakan untuk mereka oleh Bernard dari Clairvaux, seorang anggota Ordo Sistersian. Kaum Templar sangat berhubungan dan dengan cepat menjadi penggerak utama dalam politik internasional pada masa Perang Salib. Suatu saat pernah mereka diberikan sejumlah bula Kepausan istimewa (lihat Omne Datum Optimum) yang mengijinkan mereka mengumpulkan pajak dan menerima sumbangan persepuluhan di wilayah yang berada di bawah kuasa mereka, hingga membantu peningkatan kekuasaannya.
Ada empat divisi persaudaraan dalam Templar:
  • ksatria, dilengkapi sebagai kavaleri berat;
  • sersan, dilengkapi sebagai kavaleri ringan dan diambil dari kelas sosial yang lebih rendah dari ksatria;
  • petani, yang menangani harta milik Ordo;
  • pendeta tentara, yang ditahbiskan sebagai imam dan merawat kebutuhan rohani Ordo.
Setiap ksatria dibantu oleh sepuluh orang. Sebagian bruder memusatkan tugasnya dalam perbankan, karena Ordo ini seringkali dipercayakan dengan harta berharga para peserta Perang Salib. Namun kebanyakan Ksatria Templar ini memusatkan tugasnya pada peperangan. Ini memang sebuah ordo militer yang secara langsung hanya bertanggung jawab kepada Paus. Sebagian menganggapnya sebagai pendahulu dari tentara profesional modern dan satuan-satuan pasukan elit khusus. Kaum Templar menggunakan kekayaan mereka untuk membangun banyak perbentengan di seluruh Tanah Suci. Mereka adalah satuan-satuan yang terlatih paling baik dan paling berdisiplin pada masa itu.

Sejarah
Templar didirikan oleh Hugh de Payens, seorang ksatria Perang Salib Pertama, bersama dengan 9 orang ksatria lainnya, pada sekitar tahun 1119. Mereka tetap tinggal di Tanah Suci seusai perang untuk mengawal para peziarah yang datang dari Jaffa ke Yerusalem.
Nama mereka merujuk kepada markas besar mereka yang historis, yaitu Bait Suci Yerusalem di Gunung Bait Suci. Apa yang dikira kaum Templar sebagai Bait Suci Yahudi di Yerusalem sesungguhnya adalah Masjid al-Aqsa, sebuah tempat suci Islam di puncak Bukit Moria, yang mereka ganti namanya menjadi Templum Domini (Bait Suci Tuhan). Puncak ini suci bagi orang Yahudi dan Kristen dan dikenal sebagai Gunung Bait Suci, namun bagi orang Muslim dikenal sebagai Al-Haram asy-Syarif ("tanah suci yang mulia"). Templum Domini menjadi model bagi gereja-gereja Templar di kemudian hari di Eropa, seperti misalnya Gereja Temple di London, dan ditampilkan pada beberapa Segel Templar.
Selain di Palestina, ordo ini berperang di Reconquista Spanyol dan Portugal, yaitu perebutan kembali Spanyol dan Portugal dari tangan kekuasaan Islam. Markas besar kaum Templar di Tomar, Portugal adalah Convento de Cristo. Mereka diberikan tanah yang luas dan kastil di daerah yang masih kosong. Pada suatu saat, mereka mewarisi kerajaan Aragon, bersama-sama dengan ordo-ordo militer lainnya. Para Ksatria Templar dapat dikenali melalui mantel luar putih mereka, dengan salib merah yang menonjol yang ditempatkan di atas jantung atau di dada, seperti yang dapat dilihat dalam banyak gambar tentang para perwira Salib.

Perbankan
Hampir secara kebetulan kaum Templar terjun ke dunia perbankan. Ketika orang-orang bergabung dengan ordo ini, sering mereka menyumbangkan uang dalam jumlah besar atau harta milik lainnya kepada ordo ini karena semua harus mengambil sumpah kemiskinan. Ditambah dengan bantuan besar-besaran dari Paus, kekuatan finansial mereka sudah terjamin sejak awal. Karena kaum Templar menyimpan uang tunai di kantor-kantor cabang dan greja-gereja mereka, wajarlah bila pada 1135 Ordo ini mulai meminjamkan uang kepada para peziarah Spanyol yang ingin berkunjung ke Tanah suci. Keterlibatan para Ksatria ini dalam perbankan berkembang di kemudian hari menjadi basis yang baru bagi uang, karena kaum Templar semakin terlibat dalam kegiatan perbankan. Salah satu petunjuk dari koneksi politik mereka yang kuat ialah bahwa keterlibatan kaum Templar dengan riba tidak menimbulkan pertikaian di kalangan Ordo itu maupun Gereja pada umumnya. Tuduhan ini biasanya dihindarkan, dengan dikeluarkannya peraturan bahwa kaum Templar mempunyai hak atas produksi harta milik yang digadaikan.
Koneksi politik kaum Templar dan kesadaran akan sifat komersial dan urban dari komunitas seberang lautan sudah barang tentu menyebabkan Ordo ini memperoleh posisi kekuatan yang penting, baik di Eropa maupun di Tanah Suci. Sukses mereka membangkitkan keprihatinan di kalangan banyak ordo lainnya dan belakangan juga di kalangan kaum bangsawan dan raja-raja Eropa pula, yang pada saat itu berusaha memonopoli kekuasaan atas uang dan perbankan setelah masa kacau yang panjang di mana masyarakat sipil, khususnya Gereja dan ordo awamnya, telah mendominasi aktivitas finansial. Harta milik kaum Templar meluas di Eropa maupun di Timur Tengah, termasuk untuk beberapa waktu di seluruh Pulau Siprus.

Kehancuran
Keruntuhan kaum Templar mungkin dimulai oleh masalah pinjaman. Filipus IV, Raja Perancis membutuhkan uang tunai untuk peperangannya dan meminta bantuan uang dari kaum Templar. Mereka menolak. Raja berusaha meminta Paus mengucilkan kaum Templar karena penolakan ini, tetapi Paus Bonifasius VIII menolak. Filipus mengirim penasihatnya Guillaume de Nogaret, dalam upaya menculik Paus. Paus Bonifasius VIII meninggal hanya sebulan kemudian karena terkejut atas usaha itu dan perlakuan yang buruk. Paus berikutnya, Paus Benediktus XI, mencabut pengucilan atas Filip IV tetapi menolak untuk membebaskan Nogaret. Timbul kecurigaan bahwa Paus meninggal karena diracuni oleh agen Nogaret. Paus berikutnya, Paus Klemens V, setuju atas tuntutan-tuntutan Filipus IV terhadap kaum Templar, dan belakangan memindahkan takhta kepausan ke Avignon. Pada 13 Oktober(hari Jumat tanggal 13) yang sial tahun 1307, keseluruhan Ksatria Templar di Perancis secara berbarengan ditawan oleh agen-agen Filipus, kemudian disiksa agar mengakui adanya ajaran sesat di kalangan Ordo itu. Pada umumnya orang berpendapat bahwa Filipus, yang merebut perbendaharaan dan menghancurkan sistem perbankan biara, iri terhadap kekayaan dan kekuasaan kaum Templar, dan berusaha mengendalikannya untuk dirinya sendiri. Kejadian-kejadian ini dan aset-aset perbankan kaum Templar yang asli untuk para deposan yang mendadak berpindah-pindah, adalah dua dari banyak perubahan ke arah sistem persetujuan militer untuk mendukung uang Eropa, dan menyingkirkan kekuasaan ini dari Ordo-ordo Gereja. Menyaksikan nasib kaum Templar, para Hospitaller St. Yohanes dari Yerusalem dan Rhodes dan Malta juga merasa harus meninggalkan usaha perbankan mereka. Banyak dari harta kaum Templar di luar Perancis dialihkan oleh Paus kepada para Ksatria Hospitaller, dan banyak Ksatria Templar yang masih tersisa juga diterima menjadi anggota Hospitaller.
Banyak raja dan kaum bangsawan yang mendukung para Ksatria itu saat itu, dan baru membubarkan ordo tersebut di wilayah mereka ketika mereka diperintahkan oleh Paus Klemens V. Robert si Bruce, Raja Skotlandia, telah di-ekskomunikasi karena alasan-alasan lain, dan karena itu tidak mau mendengarkan perintah Paus. Di Portugal, nama Ordo ini diubah menjadi Ordo Kristus, dan diyakini telah ikut berperan dalam penemuan-penemuan pelayaran Portugis yang pertama. Pangeran Henry si Pelayar memimpin ordo Portugis ini selama 20 tahun hingga kematiannya. Di Spanyol, di mana raja Aragon juga menentang penyerahan warisan kaum Templar kepada kaum Hospitaller (seperti yang diperintahkan oleh Clemens V), Ordo Motesalah yang mengambil alih aset-aset kaum Templar.

Tuduhan Ajaran Sesat
Perdebatan berlanjut tentang apakah tuduhan tentang ajaran sesat memang layak dikenai menurut ukuran masa itu. Di bawah siksaan, sebagian kaum Templar mengaku bahwa mereka menyembah kepala manusia dan sebuah agama misteri yang dikenal sebagai Bafomet. Para pemimpin mereka belakangan menyangkal pengakuan-pengakuan ini dan karena itu mereka dihukum mati. Sebagian pakar menolak semua ini dan menganggapnya sebagai pengakuan yang dipaksakan, sesuatu yang biasa terjadi pada masa Inkuisisi.
Yang lainnya berpendapat bahwa tuduhan-tuduhan ini sebenarnya disebabkan oleh kesalahpahaman tentang ritual-ritual rahasia yang diadakan di balik pintu tertutup yang berasal pada pergumulan pahit Tentara Salib melawan kaum Saracen. Hal ini mencakup penyangkalan terhadap Kristus dan meludahi Salib tiga kali, serta mencium bokong orang lain. Menurut sebagian pakar, dan dokumen-dokumen Vatikan yang baru-baru ini ditemukan, tindakan-tindakan ini dimaksudkan sebagai simulasi terhadap kemungkinan penghinaan dan siksaan yang akan dialami oleh seorang Tentara Salib bila mereka ditangkap oleh kaum Sarasin. Menurut alur penalaran ini, mereka diajarkan bagaimana melakukan kemurtadan hanya dengan pikiran saja dan bukan dengan hati.
Mengenai tuduhan penyembahan kepala dan bahwa kaum Templar berusaha mencampurkan kekristenan dengan Islam, sebagian pakar berpendapat bahwa yang pertama merujuk kepada ritual yang dilakukan dengan relikui Santa Eufemia, salah satu dari 11 hamba perempuan Santa Ursula, Hugues de Payens, dan Yohanes Pembaptis dan bukan penyembahan berhala. Kata yang terakhir konon berasal dari para "chaplain" yang menciptakan istilah Bafomet melalui kode Atbash untuk memistikkan istilah Sophia (kata Yunani untuk "hikmat"). Meskipun semakin diterima, penafsiran ini kontroversial karena penafsiran yang lebih luas diterima ialah bahwa Bafomet adalah sebuah penghinaan dalam bahasa Perancis kuno terhadap nama Nabi Muhammad s.a.w..
Teori persekongkolan berkaitan dengan tekanan terhadap para Ksatria Templar yang seringkali melampaui motif yang disebutkan, yaitu merampas harta milik dan memperkuat kekuatan geopolitik. Menurut posisi Gereja Katolik penganiayaan ini tidak adil, bahwa kaum Templar itu tidak mempunyai kesalahan, dan bahwa Paus pada saat itu dimanipulasi untuk menindas mereka. Jawaban Gereja pada waktu itu memperkuat posisi ini. Proses kepausan yang dimulai oleh Paus Klemens V untuk menginvestigasi baik Ordo secara keseluruhan maupun para anggotanya secara individu sama sekali tidak menemukan seorangpun ksatria yang bersalah menyebarkan ajaran sesat di luar Perancis. Sebanyak 54 ksatria dihukum mati di Perancis oleh penguasa Perancis dengan tuduhan pengaja-pengajar sesat setelah menyangkal kesaksian-kesaksian awal mereka yang disampaikan di hadapan Komisi Kepausan. Hukuman mati ini didorong oleh keinginan Filipus untuk mencegah lebih banyak kaum Templar memiliki gagasan-gagasn yang berani. Upaya ini gagal sama sekali, karena banyak orang lain yang memberikan kesaksian menolak tuduhan-tuduhan ajaran sesat ini dalam investigasi kepausan yang diadakan kemudian.
Pada akhirnya hanya tiga orang yang dituduh sesat langsung oleh Komisi Kepausan yaitu Jacques de Molay dan dua bawahan langsungnya. Mereka diharuskan menolak ajaran sesat mereka secara terbuka di muka umum. De Molay memperoleh keberanian kembali dan menyatakan bahwa Ordo dan ia bersama kedua rekannya tidak bersalah. Keduanya ditangkap oleh penguasa Perancis dan dituduh sebagai penyesat kambuhan, lalu dibakar pada salib pada 1314. Komisi Kepausan menemukan bahwa Ordo itu secara keseluruhan tidak sesat, meskipun ada bukti-bukti terisolasi tentang penyebaran ajaran sesat. Malah Komisi ini mendukung bahwa Ordo itu harus dipertahankan. Namun Klemens V, karena menghadapi pendapat umum yang kian meningkat dan menentang Ordo itu, merasa bahwa satu-satunya pilihan adalah menekan Ordo tersebut, artinya menarik persetujuan paus atasnya.
Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa Klemens V sama sekali tidak rela bekerja sama dengan Filipus ialah bahwa Paus memutuskan harta dan tanah Ordo itu dialihkan kepada Ordo Hospitaller (meskipun sebagian tanah kaum Tempar dikuasai oleh Filipus dan para bangsawan Eropa lainnya selama bertahun-tahun. Hal ini bertentangan dengan kehendak Filipus agar harta mereka yang di Perancis dialihkan kepadanya.
Sebuah legenda yang dikenal luas mengatakan bahwa ketika ia dibakar pada salib Jacques de Molay, Guru Besar dari para Ksatria templar, mengutuk Raja Filipus dan Paus Clemens V bahwa mereka akan menemui peradilan kekal dalam tempo satu tahun. Paus Clemens V meninggal hanya satu bulan kemudian, sementara Filipus IV tujuh bulan sesudahnya. Para komentator sangat gembira dengan perkembangan itu dan seringkali menyampaikan cerita ini dalam laporan mereka.

Daftar Pemimpin Dari Tahun 1118 Sampai Dengan Tahun 1314
  1. Huguens de Payns (1118-1136)
  2. Robert de Craon (Robertus Burgundio) (1136-1146)
  3. Everard des Barres (Ebrardus de Barris) (1146-1149)
  4. Bernard de Tremelay (1149-1153)
  5. André de Montbard (1153-1156)
  6. Bertrand de Blanchefort (1156-1169)
  7. Philippe de Milly (Philippus de Neapoli/de Nablus) (1169-1171)
  8. Odo (Eudes) de St Amand (Odon de Saint-Chamand) (1171-1179)
  9. Arnaud de Toroge (Arnaldus de Turre Rubea/de Torroja )(1179-1184)
  10. Gérard de Ridefort (1185-1189)
  11. Robert de Sablé (Robertus de Sabloloi) (1191-1193)
  12. Gilbert Horal (Gilbertus Erail/Herail /Arayl /Horal/Roral) (1193-1200)
  13. Phillipe de Plessis Plaissie`/ Plesse` /Plessiez (1201-1208)
  14. Guillaume de Chartres (Willemus de Carnoto) (1209-1219)
  15. Pierre (Pedro) de Montaigu (Petrus de Monteacuto) (1219-1230)
  16. Armand de Périgord (Hermannus Petragoricensis aka Hermann de Pierre-Grosse) (1232-1244)
  17. Richard de Bures (1245-1247)
  18. Guillaume de Sonnac (Guillelmus de Sonayo) (1247-1250)
  19. Renaud de Vichiers (Rainaldus de Vicherio) (1250-1256)
  20. Thomas Bérard (1256-1273)
  21. Guillaume de Beaujeu (Guillelmus de Belloico) (1273-1291)
  22. Thibaud Gaudin (Thiband Ggandin) (1291-1292)
  23. Jacques de Molay (1292-1314)
Tempat Yang Memiliki Hubungan Sejarah Dengan Knights Templar
  • Bannockburn, situs Battle of Bannockburn di Skotlandia
  • Convento de Cristo, Kastil Tomar dan gereja Santa Maria do Olival di Tomar, Portugal.
  • Kastil Almourol, Idanha, Monsanto, Pombal dan Zêzere di Portugal
  • Kastil Soure, Coimbra, Portugal
  • Quinta da Regaleira di Sintra, Portugal
  • Kastil Kolossi di Siprus
  • Pulau Lundy, Devon, Inggris
  • Westerdale, North Yorkshire, Inggris
  • Temple Church, Inner Temple, London, Inggris
  • Hertford, Inggris the Guardian
  • Holy Sepulchre di Cambridge, Inggris Round Church
  • St Sepulchre's di Northampton, Inggris
  • Kapel Rosslyn dan gereja Orphir in Skotlandia
  • Temple Mount, Dome of the Rock, dan Well of Souls di Yerusalem
  • Kapel Chwarszczany di Polandia
  • La chapelle saint-Georges d'Ydes di Perancis
  • Gereja di Laon Perancis
  • Round Church of Lanleff in Brittany, Perancis
  • Kastil Barberà di Spanyol
  • Kastil Ponferrada di Spanyol
  • Krak des Chevaliers (Kastil milik Knights Hospitaller)
  • Kastil Blanc Syria
  • Pulau Oak, Nova Scotia (fabled western outpost)
  • Sistem Irigasi di Aragon, Spanyol
  • Gereja San Jacopo di Campo Corbolini, in Florence Italia
  • Tempelhof di Berlin, Jerman
Apa itu Knight Templar ?


Asal-usul : Dibentuk pada tahun 1118 di Yerussalem oleh sembilan ksatria Perancis, ketika mendapat ijin dari Raja Yerussalem, Baldwin II Le Bourg, untuk membentuk angkatan perang.

Organisasi ini dikenal dengan nama: ‘Order of the Poor, Knights of Christ and The Temple Solomon’ (Komplotan Ksatria Kristus dan Kuil Sulaiman miskin). Pemimpinya seorang bangsawan Prancis, Hugh de Payen. Komplotan yang sangat rahasia ini menjadi kaya raya dan berkuasa selama kurun waktu du abad. Kekayaan dan kekuasaan mereka terbesar setelah Vatikan. Konon, mereka memiliki rahasia paling religius atau teknologi pengganti kekuasaan kepausan. Karena itulah pd tahun 1307, Paus dan Raja Perancis saat itu menghancurkan komplotan Knights Templar.

Siapa : Para Ksatria, sersan, para pendeta dan para nelayan. Di puncak kejayaannya, Knights Templar beranggotakan 20.000 orang yang gila perang (mereka mudah dikenali karena mereka menggunakan topeng putih bertanda salib merah).

Cara : Dengan berkedok melindungi para peziarah yang melakukan perjalanan ke tanah suci,namun ternyata mereka melakukan hal yang berlawanan. Mereka mengadopsi sistem Cistercians yang ditiru komplotan Freemasonry. Mereka mewajibkan setiap anggotanya berjanji menjalani hidup miskin dan memelihara kesucian dan mewajibkan mereka melaporkan kekayaannya untuk sepenuhnya diserahkan pada organisasi tersebut. Tahun1128,di Dewan Troyes, Knights Templar diakui Vatikan sebagai organisasi religius dan militer resmi. Dalam waktu setahun mereka mampu menguasai Eropa. Tahun 1139, Paus Innocent II mengaruniai Knights Templar hak kepausan untuk menjawab masalah umat dan bebas dari pembayaran pajak, namun mereka justru yang meraup pajak untuk gereja dan kerajaan. Knights Templar bahkan diijinkan mendirikan gereja sendiri yang kemudian menjadi kekuatan pengendali sejumlah gereja besar Eropa pada abad pertengahan, terutama Katedral Charters di Paris. Mereka menjadi bankir pertama di Eropa, dengan bunga pinjaman hingga 60 persen.

Knights Templer percaya, ketika sains, agama dan ilmu sihir tak lagi bisa dipisahkan, ‘Sacred Geometry’ menjadi pijakan ilmu pengetahuan dan kekuasaan. Pengetahuan Knights Templer tentang Sacred Geometry menjadikan Katedral Charters sangat superior dalam hal desain dan teknologi kala itu. Merekalah para arsitek Gothic. Bahkan para ahli kimia modern pun tak bisa membuat tiruan kaca berwarna karya Ksatria Templer.

Akhir : Kegetolan dan kerahasiaan Knights Templer membuat para propagandis memfitnah mereka menyembunyikan rahasia gelap. Oleh raja Perancis, Philip IV, pada tahun1305 meyakinkan Paus Klementino V bahwa mereka sebenarnya adalah ancaman bagi kelangsungan sistem kepausan. Selain itu tersebar desas-desus bahwa ksatria Templar bermaksud mengembalikan keturunan Merovingian (Keturunan Merovingian ini mengklaim sebagai keturuna Yesus sekaligus bukti hidup bahwa Yesus tidak mati di tiang salib) ke tampuk kekuasaan Perancis.

Maka pada hari jum’at, 13 oktober 1307, pemerintah Perancis mulai menangkap, menginterogasi, menyiksa dan membakar para Ksatria Templar dengan tuduhan sebagai para pelaku bid’ah dan penghina Tuhan. Puncaknya Guru Besar ksatria Templar, Jacques de Molay, di bakar hidup2 di paris, tahun 1314.

Pada kenyataannya, hingga saat ini banyak anggota Ksatria Templar yang selamat dan tetap hidup hingga saat ini. Para anggota Ksatria Templar yang selamat ini masih melakukan gerakan bawah tanah secara sembunyi-sembunyi dan terus berlanjut sampai sekarang. 

Sumber : www.wikipedia.org, www.jadikanpinter.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar