Kleopatra VII
Philopator (bahasa Yunani: Κλεοπάτρα
Φιλοπάτωρ; bahasa Inggris: Cleopatra VII; Januari 69 SM – 12 Agustus 30 SM) adalah ratu Mesir kuno, anggota
terakhir dinasti Ptolemeus. Walaupun
banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah
yang dikenal secara umum dengan nama Kleopatra,
dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir dilupakan orang.
Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara
laki-laki sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya
anaknya Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta
yang dirancang oleh pendukung saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan
dilanjutkan Mark Antony. Cleopatra
memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark Antony (dua diantaranya
adalah kembar).
Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang Mesir, dengan cara
memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular berbisa ( Asp /
sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering didramatisasikan dalam
berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and Cleopatra" dari William
Shakespeare dan beberapa
film modern.
Masa Kecil
Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra,
tetapi Cleopatra berdarah Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada
awal tahun 69 SM, anak ke-3 dari 6 orang dan lahir di
kalangan Dinasti
Ptolemaik Yunani. Ia
mempunyai 2 orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia
dilahirkan dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat itu.
Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan
dan konflik dari luar dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam
seperti pemerintahan sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan
hilangnya Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah
satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah
melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya
selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa
yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur
tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal. Kakak perempuan tertuanya,
Tryphaena juga mencoba
untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip. Ketika ia
berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan ayahnya
menjadi boneka Kekaisaran
Romawi akibat beban
utang yang terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan
Mesir. Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat
dari Alexandria yang akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 SM, ibunya, Cleopatra V mengambil alih
pemerintahan bersama anaknya, Berenice
IV dengan bantuan
gubernur Suriah yang dikuasai Romawi, Aulus
Gabinius selama setahun
hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri. Ptolemeus XII menggulingkan
anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan
Cleopatra lainnya, Tryphaena mengambil
tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan Cleopatra dengan
suaminya dan adiknya, Ptolemeus
XIII sebagai
penerus tahta.
Dari ayahnya, Ptolemeus XII, Cleopatra
mengetahui akan kekuatan leluhurnya. Leluhurnya telah melakukan penaklukan
besar hampir 3 abad yang lalu.
Silsilah keluarga Cleopatra.
Naik Tahta
Ptolemeus XII meninggal pada
bulan Maret tahun 51 SM, membuat Cleopatra yang saat itu berusia sekitar 18
tahun dan Ptolemeus XIII yang berusia
sekitar 12 tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka
sulit karena permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir sungai Nil dan konflik
politik. Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak
memiliki keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.
Diturunkan Dari Tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra
menurunkan nama Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di
uang koin yang berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin
wanita dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok
rahasia orang yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan
Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 SM (atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 SM dengan nama Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk
melakukan pemberontakan disekitar Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan
adiknya yang tersisa, Arsinoë.
Kembali Naik Tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara
Romawi. Pada musim
gugur tahun 48 SM, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius Caesar ke Alexandria dan mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun
dan menunggu kedatangannya. Pada tanggal 28 September 48 SM, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang
sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal di depan istri dan anaknya, yang
berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia telah
memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini
adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari
kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini
sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota Mesir dan
menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra.
Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana
dan bertemu dengan Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya,
dan Cleopatra menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka,
Cleopatra melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk
menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang
saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di sungai Nil dan Caesar
mengembalikan Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus
XIV sebagai wakil
pemimpin baru.
Hubungan Cleopatra Dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar
sebesar 30 tahun, Cleopatra dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di
Mesir tahun 48 SM sampai 47 SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan
Caesar berusia 50 tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar (disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar
kecil"). Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk
menjadikan anak itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih
cucu lelakinya, Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi
Mesir dan Romawi, menyatukan timur dan barat.
Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau sesudah pembunuhan, ia
kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena kesehatannya memburuk,
Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk menjaganya dan
Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.
Hubungan Cleopatra Dengan Mark Antony
Pada tahun 42 SM, Mark Antony, salah satu
orang yang berkuasa di Roma setelah kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk
bertemu dengannya di Tarsus untuk menjawab pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba
dan memikat Antony yang menyebabkan Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM–40 SM dengannya di Alexandria. Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan Cleopatra Selene II.
Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi untuk
berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan
Cleopatra, dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi
Cleopatra menurut ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang berada pada waktu
menikahi Octavia
Minor. Ia dan
Cleopatra memiliki anak yang bernama Ptolemeus Philadelphus.
Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai
sebagai wakil pemimpin Mesir dan Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia; Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus menjadi
penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar "Ratu atas
Raja".
Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian
meyakinkan senat untuk berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan armada Romawi di
pantai Actium. Dengan
terjadinya pertempuran
Actium, Octavian
menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony
melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal 12 Agustus 30 SM.
Kematian
Mark Anthony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga
bunuh diri. Tidak diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia
mengambil keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal
mencapai tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa
yang diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir
kematiannya, ia menyatakan takdirnya sebagai dewi.
Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian menang
lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan dikunci
oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu banyak." Hal
ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan Antony diampuni
dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri Anthony, Octavia
Minor.
Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri.
Anak perempuan Anthony, Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius.
Anaknya yang tertua, Marcus Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk
kehidupannya di Caesarium.
Cleopatra Dalam Kebudayaan Populer
Cerita Cleopatra telah mengagumkan penulis dan artis.
Selain ia adalah figur politik yang kuat, ia juga muncul sebagai orang yang
dapat bersekutu dengan 2 orang terkuat (Julius Caesar dan Mark Antony) pada
masanya. Ia muncul baik dalam buku, film, novel, drama, permainan video,
lukisan dan serial televisi. Contohnya pada drama Antony dan Cleopatra tahun 1609 buatan William
Shakespeare. Film pertama
yang berkaitan dengan Cleopatra adalah Antony and Cleopatra dengan Florence Lawrence sebagai Cleopatra. Film pertama dengan
subyek Cleopatra, Ratu Mesir, dibintangi oleh Helen Gardner. Banyak
artis yang juga menjadikan Cleopatra sebagai objek lukisannya, contohnya Guido
Cagnacci yang melukis
tentang kematian Cleopatra pada tahun 1658.
Terungkap,
Rahasia Kematian Cleopatra
Berlin- Ilmuwan Jerman
menemukan Cleopatra meninggal bukan karena gigitan ular tapi minuman beracun.
Ratu Sungai Nil ini diceritakan meninggal akibat gigitan ular Egyptian cobra
yang mematikan.
Namun, Christoph
Schaefer, ahli sejarah asal Jerman dan profesor di University of Trier,
menampilkan bukti bahwa terdapat obat-obatan yang menjadi alasan kematian dan
bukan reptil.
Ratu Cleopatra begitu terkenal akan kecantikannya dan tidak mungkin dirinya melakukan sesuatu yang dapat menodai kematiannya, ujar Schaefer seperti dikutip dari Telegraph.
Ratu Cleopatra begitu terkenal akan kecantikannya dan tidak mungkin dirinya melakukan sesuatu yang dapat menodai kematiannya, ujar Schaefer seperti dikutip dari Telegraph.
Ia kemudian melakukan
perjalanan dengan ahli lain menuju Alexandria, Mesir di mana melakukan
penelitian dari bacaan medis kuno serta ahli ular. Cleopatra menginginkan
kecantikan yang abadi dalam kematiannya untuk menjaga mitos dirinya, kata
Schaefer dalam acara Adventure Science di stasiun televisi Jerman.
Dia mungkin saja
mengkonsumsi minuman yang mengandung opium, hemlock dan aconitum. Campuran ini
diketahui menyebabkan kematian tanpa rasa sakit dalam beberapa jam, sedangkan
kematian akibat ular membutuhkan waktu beberapa hari dan terasa menyakitkan.
Cleopatra memerintah
pada tahun 51SM hingga 30SM dan merupakan orang terakhir yang memerintah Mesir
sebagai Firaun. Setelah kematiannya, Mesir menjadi provinsi Romawi.
Cleopatra merupakan sekutu dari Kaisar Romawi Julius Caesar dan menjalin hubungan dengan Jenderal Romawi, Mark Antony.
Cleopatra merupakan sekutu dari Kaisar Romawi Julius Caesar dan menjalin hubungan dengan Jenderal Romawi, Mark Antony.
Cleopatra dan Mark
Antony diceritakan memiliki tiga anak dan terdapat surat yang menyebutkan bahwa
mereka telah menikah meskipun keduanya sama-sama telah berkeluarga.
Pada 44 SM, setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra bersama Antony bertentangan dengan pewaris Caesar, Gaius Julius Caesar Oktavianus. Setelah kalah di Pertempuran Actium dari pasukan Oktavianus, Antony bunuh diri.
Pada 44 SM, setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra bersama Antony bertentangan dengan pewaris Caesar, Gaius Julius Caesar Oktavianus. Setelah kalah di Pertempuran Actium dari pasukan Oktavianus, Antony bunuh diri.
Cleopatra kemudian
menyusul dengan meninggal pada usia 39 tahun pada 12 Agustus 30SM.
Sumber : www.wikipedia.org,
www.inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar