Abdullah bin Saba’
adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam pada akhir
kekhalifahan ‘Utsman radiallahu ‘anhu. Dialah orang yang pertama mengisukan
bahwa yang berhak menjadi khalifah setelah Rasulullah Shallallahu’Alaihi
Wasallam adalah Ali Shallallahu ‘AlaihiWasallam. Tetapi pada abad ke-14,
dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin Saba’ itu adalah manusia bayangan.
Mungkin didorong oleh rasa tidak enak, karena timbul imajinasi bahwa ajaran Syi’ah
itu berasal dari Yahudi.Tetapi itu merupakan fakta sejarah yang telah
dibakukan,diakui oleh ulama-ulama Syi’ah pada jaman dahulu hingga sekarang.
Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Sunni dan
Syi’ah, kecuali sebagaimana perbedaan yang terjadi antara madzhab yang empat
(Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali) dan masalah-masalah furu’iyah
ijtihadiyyah! Ketahuilah bahwa Syi’ah adalah agama di luar Islam.Perbedaan
antara kita kaum Muslimin dengan Syi’ah sebagaimana berbedanya dua agama dari
awal sampai akhir yang tidak mungkin disatukan, kecuali salah satunya
meninggalkan agamanya.Agar para pembaca mengetahui bashirah (yakni hujjah yang
kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa Syi’ah adalah dien/agama, maka di
bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah Syi’ah yang tidak seorang Muslim
pun meyakini salah satunya melainkan dia telah keluar dari Islam.
- Mereka mengatakan bahwa Allah Ta’ala tidak mengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan mereka sifatkan Allah Ta’ala dengan al-Bada’ yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala baru mengetahui sesuatu setelah terjadi. (Dinukil dari kitab Syi’ah wa Tahrifu al-Qur’an olehSyaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan dari kitab al-Anwaaru an-Nu’maaniyyah (I/31) salah satu kitab terpenting Syi’ah).
- Tahriful Qur’an (Perubahan Al-Qur’an). Yakni mereka mengi’tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besarandi dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telah dikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tiga khalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu AbuBakar, ‘Umar dan ‘Utsman radhiallahu ‘anhum ajmain.
- Al Qur’an yang sekarang sudah tidak asli. Mereka
juga mengatakan bahwa Al-Qur’an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman
shahabat sampai hari ini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur’an mereka yang tiga
kali lebih besar dari Kitabullah yang mereka namakan mushaf Fatimah yang akan
dibawa oleh Imam Mahdi.
Al-Kusyi pula berkata: “Tidak sedikitpun isi kandungan di dalam al-Quran (yang digunakan oleh Ahli Sunnah wal-Jamaah sekarang, Pent.) yang boleh kita jadikan pegangan”.[ Lihat: As-Safi. (1/33). - Menuhankan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
‘anhu.
Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Thalib yang kata mereka –secara dusta- telah mengatakan:Demi Allah. Sesungguhnya akulah yang bersama Ibrahim di dalam api, dan akulah yang menjadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim. Dan aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan akulah yang menyelamatkannya dari tenggelam. Dan aku bersama Musa, lalu aku ajarkan ia Taurat. Dan akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan akulah yang mengajarkannya Injil. Dan aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani (terbang),dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya). - Bahwa Imam-imam mereka lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat dan para Rasul/Nabi. Lihatlah apa yang dikatakan Khomeini, pemimpin besar agama Syi’ah di dalam kitabnya al-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52): ”Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami, sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan (maqam) yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus.”Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepada seluruh Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkan Khomeini).
- Percaya kepada Reinkarnasi.Di
antara I’tiqad Syi’ah yang terpenting dan menjadi salah satu asas agama mereka
adalah aqidah raj’ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah mati,
atau kebangkitan orang-orang yang telah mati di dunia. Peristiwanya terjadi
ketika Imam Mahdi mereka bangkit dan bangun dari tidur panjangnya yang sampai
sekarang telah seribu tahun lebih (karena selama ini ia bersembunyi di dalam gua).
Kemudian dihidupkanlah kembali seluruh imam mereka dari yang pertama sampai
yang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wa Aalihi Wasallam
dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi’ah
yang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman dan seluruh shahabat dan
seterusnya. Mereka semua akan diadili, kemudian disiksa di depan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam karena telah mendzalimi ahlul bait,
merampas imamah dan seterusnya.(Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).
7 Taqiyyah (berdusta).
Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I’tiqaad, menerangkan pengertian taqiyah dikalangan Syi’ah:”Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi keyakinannya, serta menyembunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidak menampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkan akan berbahaya terhadap aqidah dan dunianya.” Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk menjaga rahasia. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikan orang-orang yang polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka. Syi’ah mensyari’atkan dusta yang merupakan aqidah yang harus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun iman, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka:
- ”Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan berhijablah dengan “taqiyah”, maka sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabila tidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi merupakan salah satu kitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agama Syi’ah Imamiah).
- Kulaini mengatakan dari Abdullah ia berkata: Adalah Bapakku mengatakan: “Dan apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).
- Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).
- Diriwayatkan dari Ali bin Muhammad: “Wahai Daud! Sekiranya kamu mengatakan bahawa orang yang meninggalkan taqiyah sama seperti orang yang meninggalkan solat, maka sesungguhnya betullah kata-katamu itu”.[ Lihat: Wasail asy-Syiah (X1/466). Cetakan Tehran.]
Dengan taqiyah, seakan mereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling menolong dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya mereka berlepas diri dari kaum Muslimin.Mereka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafir daripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik. Mereka juga memandang bahwa mereka tidak mungkin bertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.
8. Mengkafirkan para Shahabat Nabi.
- Abu Ja’far berkata: “Semua manusia (kaum muslimin Ahli Sunnah wal-Jamaah) menjadi Ahli Jahiliyah (kafir/murtad setelah kewafatan Rasulullah) kecuali empat orang, Ali, Miqdad, Salman dan Abu Dzar”.[ Lihat: Tafsir as-Safi. (1/389)]
- Al-Kulaini [nama penuhnya Muhammad bin Yakub al-Kulaini. Meninggal dunia pada 328H] mensifatkan Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman telah keluar dari kalangan orang yang beriman (murtad/kafir) lantaran tidak melantik Ali sebagai khalifah setelah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam wafat. [Lihat: Usul al-Kafi. (1/488).]
- Malah al-Kulaini mengkafirkan seluruh penduduk Mekkah dan Madinah. Menurut Kulaini: “Penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah dan penduduk Mekkah telah kufur kepada Allah dengan terang-terang”. [Ibid. (2/409)]
- Al-Kulaini juga menetapkan dalam kitabnya al-Kafi:“Sesiapa yang tidak beriman kepada Imam Dua Belas maka dia adalah kafir walaupun dia keturunan Ali atau Fatimah”.[ Lihat: Al-Kafi. (1/372-374)]
- Al-Majlisi seorang ulama besar Syiah menegaskan: “Bahwa mereka (Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman) adalah pencuri yang khianat dan murtad, keluar dari agama, semoga Allah melaknat mereka dan semua orang yang mengikut mereka dalam kejahatan mereka, sama ada orang dahulu atau orang-orang kemudian”.[ Lihat: بحار الانوار. (4/385). Muhammad Baqir al-Majlisi]
- Budak Ali bin Husin berkata: “Saya pernah bertanya kepada Ali bin Husin tentang Abu Bakar dan ‘Umar. Maka dia menjawab: Keduanya kafir dan sesiapa yang mencintainya juga kafir”. [ Ibid. (2/216)]
- Abu Basir (ulama Syiah) menegaskan: “Sesungguhnya penduduk Mekkah telah kufur kepada Allah secara terang-terang dan penduduk Madinah lebih buruk dari penduduk Mekkah, lebih buruk tujuh puluh kali dari penduduk Mekkah”.[ Ibid. (2/410)]
9. Menolak Hadits-hadits walaupun hadits
tersebut shahih yang datang dari Muhaddits Ahlus Sunnah, seperti Imam Bukhari,
Muslim, Turmizi dan yang lainnya.
Syiah
hanya menerima hadis yang diriwayatkan oleh perawi Ahli Bait. Menurut Syiah
hadis bukan semata-mata dari Nabi tetapi dari Imam Dua Belas yang maksum. Nilai
perkataan imam yang maksum senilai dengan wahyu dan sabda nabi. [Keyakinan
bahawa para imam maksum menjadikan semua perkataan yang keluar dari mereka
adalah sahih. Maka tidak diperlukan menyandarkan sanadnya kepada Rasulullah
s.a.w sebagaimana di kalangan Ahlu Sunnah wal-Jamaah. Lihat: Tarikh
al-Imamiyah. Hlm. 140. Abdullah Faiyad.]
Begitu
juga ulama Syiah mengkafirkan pengikut mazhab Syafi’i, Hambali, Maliki dan
Hanafi karena mereka digolongkan sebagai an-Nasibi.
- Menurut ulama Syiah lagi: “Dalam kalangan ulama (Ahli Sunnah) dari Malik, Abi Hanifah, Syafi’i, Ahmad dan Bukhari semua mereka kafir dan terlaknat”. [Lihat: Asy-Syiah wa as-Sunnah. Hlm. 7. Ihsan Ilahi Zahiri.]
- Keyakinan Syiah yang sesat ini diambil dari keterangan ulama mereka Syeikh Husin al-’Usfur ad-Darazi al-Bahrani. Beliau menegaskan: “Riwayat-riwayat para imam menyebutkan bahawa an-Nasibi (si Kafir) adalah mereka yang digelar Ahli Sunnah wal-Jamaah”. [Lihat: Al-Masail al-Khurasaniyah. Hlm. 147]
- Berkata Abu Qasim al-Musawi al-Khuri (ulama besar Syiah): “Najis ada sepuluh jenis, yang ke sepuluh adalah orang kafir, iaitu yang tidak beragama atau yang beragama bukan Islam atau beragama Islam menolak yang datang dari Islam. Dalam hal ini tidak ada perbezaan antara murtad, kafir asli, kafir zimmi, Khawarij yang ghalu atau an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)”.[ Lihat: Manhaj Shalihin. (1/116).]
- Berkata Ruhullah al-Musawi (ulama Syiah): “Sesungguhnya an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dan Khawarij dilaknati Allah Subhanahu wa-Ta’ala. Keduanya adalah najis tanpa diragukan lagi”.[ Lihat: Tahrirul al-Wasilah. (1/116). Cetakan Beirut.]
- Berkata Muhammad bin Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad: “Aku bertanya kepada Abu Abdullah ‘alaihis salam: Bagaimana pendapat engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin”.[ Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.]
- Berkata Abu Ja’far ath-Thusi (ulama Syiah): “Berkata Abu Abdullah ‘alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya dan berikan kepada kami seperlima”.[ Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.]
- Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah): “Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan dihalalkan membunuhnya”.[ Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).]
- Mereka juga berdusta atas nama Ja’far Ash-Shadiq, alim yang menjadi lautan ilmu ini! dikatakan oleh mereka telah bersabda: “Mut’ah itu adalah agamaku dan agama bapak-bapakku. Yang mengamalkannya, mengamalkan agama kami dan yang mengingkarinya mengingkari agama kami, bahkan ia memeluk agama selain agama kami. Dan anak dari mut’ah lebih utama dari pada anak istri yang langgeng. Dan yang mengingkari mut’ah adalah kafir murtad.” (Tafsir Manhaj Asshadiqin Fathullah Al-Kasyani hal.356)
- Mereka juga berbohong atas nama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, mereka mengatakan bahwa beliau bersabda: “’Barangsiapa melakukan mut’ah sekali dimerdekakan sepertiganya dari api neraka, yang mut’ah dua kali dimerdekakan dua pertiganya dari api neraka dan yang melakukan mut’ah tiga kali dimerdekakan dirinya
dari
neraka.”
- Mereka menambah tingkat kejahatan dn kesesatan merea dengan meriwayatkan atas nama Rasulullah Shallallhu‘alihi wasallam: “Barangsiapa melakukan mut’ah dengan seorang wanita Mukminah, maka seoloh-olah dia telah berziarah ke Ka’bah (berhaji sebanyak 70 kali).(‘Ujalah Hasanah Tarjamah Risalah Al Mut’ah oleh Al-Majlisi Hal.16).
- Abu Ja’far Ath-Thusi menukil bahwa Abu Abdillah Alaihis-Salam (Imam mereka yang di anggap suci) ditanya tentang mut’ah apakah hanya dengan empat wanita? Dia menjawab, “Tidak, juga tidak hanya tujuh puluh. ”Sebagaimana dia juga pernah ditanya apakah hanya dengan empat wanita?
Dia menjawab, “Kawinlah (secara mut’ah) dengan seribu orang dari mereka karena mereka adalah wanita sewaan, tidak ada talak dan tidak ada waris dia hanya wanita sewaan.”(At-Tahdzif oleh Abu Ja’far Aht-Thusi, Juz III/188)
- Mereka menisbatkan kepada imam keenam. yang ma’shum dia bersabda, “Tidak mengapa mengawini gadis jika dia rela tanpa ijin bapaknya.” (At-Tahdzif Al-Ahkam juz VII/256)
- Karaki berkata bila kamu menutup kemaluanmu maka benar-benar telah menutup aurat (Al Kaafi 6/501 Tahdzibul Ahkam 1/ 374), sedangkan pantat, yang diangap aurat adalah lobang dubur, bukan dua pantat, dan paha juga bukan termasuk aurat.
- Shodiq AS berkata “paha tidak termasuk aurat”, bahkan Imam AL Baqir As telah mengecat auratnya dan membalut lubang kemaluannya (Jamial Maqosid Lilkaraki 2 / 94. Al Mu’tabar karangan Al Hulli 1 / 222 Muntaha Tolab 1/39, Tahrirul Ahkam1/202,semuanya karangan Al Hulli Madarikul Ahkam 3/191)
- Abu Hasan Al Madhi : “bahwa aurat itu hanya ada dua yaitu lubang depan dan lubang belakang, lubang belakang sudah ditutup oleh pantat, apabila kamu telah menutup keduanya maka berarti telah menutup auratnya, karena selain itu bukan tempat najis, maka bukanlah aurat, seperti betis”.( Al Kaafi 6 / 51, Tahzibul Ahkam 1/374 Wasa’ilusyiah 1/365 Muntaha Tolab 4/269 Al Khilaf karangan Tusi 1/396).
Dari Abu Abdullah As berkata: “ paha tidak termasuk aurat” (Tahdhibul Ahkam 1/ 374, Wasa’ilusyiah jilid 1 hal 365).
Kotoran dan air kencing para imam bukan sesuatu yang menjijikan dan tidak berbau busuk, bahkan keduanya bagaikan misik yang semerbak. Barang siapa yang meminum kencing, darah dan memakan kotoran mereka maka haram masuk neraka dan wajib masuk surga (Anwarul Wilayat Liayatillah Al Akhun Mulla Zaenal Abidin Al Kalba Yakani : th 1419 halaman 440).
Abu Jafar berkata : “ciri-ciri Imam ada 10 :
- Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
- Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
- Tidak pernah junub.
- Matanya tidur hatinya terbangun.
- Tidak pernah menguap
- Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
- Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik.
(Al
Kaafi 1/319) Kitabul Hujjah Bab Maulidul Aimmah)
- Disebutkan dalam buku Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan berkata” saya berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak memperintah saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka ia menjawab, “Ya, boleh baginya”.
- Dalam kitab Tahrirul Wasilah hal 241- masalah ke 11. Khumaini berkata : “pendapat yang kuat dan terkenal adalah diperbolehkan menyetubuhi istrinya lewat lubang belakang walaupun hal itu sangat dibenci”
- Abu Ja’far Muhammad Ibnu Hasan At-Thusi menyebutkan dari Muhammad bin Muslim dari Abu Ja’far, ia berkata: Aku tanyakan kepadanya: “Halalkah laki-laki meminjamkan pada temannya tubuh puterinya untuk disetubuhi?” Jawabnya: “Boleh. Bahwa halal bagi dia sebagaimana halal bagi temannya meminjamkan
kemaluan putrinya untuk disetubuhi.” (Al-Istibshar Juz III hal. 136).
- Muhammad Ibnu Mudharrib berkata: Berkata kepadaku Abu Abdullah: “Hai Muhammad, ambillah putri ini untuk melayanimu dan untuk kamu setubuhi. Maka bila kamu telah selesai menyetubuhinya, kembalikan dia kepadaku.” (Al Istibshar Juz III hal. 136 dan dalam Furu’ul Kaafi hal. 200).
- Khumaini berkata : “Semua bentuk menikmati, seperti meraba dengan penuh syahwat, memeluk , dan adu paha boleh walaupun dengan bayi yang sedang menyusui”. Tahrirul Wasilah 2/216.
- Alkhui : ia memperbolehkan seorang laki-laki memegang-megang atau bermain dengan aurat laki-laki lain atau wanita bermain dengan alat kelamin wanita lain bila sebatas gurau dan canda sebatas tidak menimbulkan syahwat. Sirotunnajah fi Ajwibatil istifta’at jilid 3
Mereka berkta: Bahwasanya Allah memandangi para penziarah kuburan Husain pada sore hari Arafat sebelum melihat pada jamaah haji yang sedang wukuf. Abu Abdillah berkata : “Karena di arafah terdapat anak haram sedangkan di kuburan Husein tidak ada anak haram di sana (karena selain syiah adalah anak haram ). [Kitab Al Wafi jilid 2 - juz 8 hal 222]. Maksud anak zina bagi syiah adalah kaum muslimin selain pengikut Syi’ah.
- Dalam Al Kafi jilid 8 hal 285 : Setiap orang adalah anak zina kecuali Syiah.
- Dalam tafsir Ayyasyi jilid 2 hal 218 dan Al Burhan jilid 2 hal 139 : setiap anak yang lahir di tunggui oleh iblis, bila yang lahir itu berasal dari kelompok Syiah maka terjaga dari iblis, bila bukan dari kelompok Syiah maka syetan meletakkan jari-jarinya pada lambung belakang anak laki-laki agar kelak menjadi orang tercela dan bila kelamin perempuan agar kelak menjadi pelacur.
Dalam mukadimah tafsir Al Burhan tercantum : bahwa Allah berfirman Ali bin Abi Tholib adalah hujjahKu di atas ciptaan-Ku. Saya tidak akan memasukkannya ke neraka siapa yang memberikan haknya walau dia mendurhakai-Ku dan tidak akan saya masukkan surga orang yang mengingkarinya walau ia taat pada-Ku (Al Burhan hal 23).
- Dunia dan akhirat adalah milik Imam, terserah, mau diberikan sama siapa saja itu terserah pada para Imam (Al Kafi 1/337).
- Mereka yang menguasai kunci kekayaan yang ada di bumi, kapan saja boleh mengeluarkan emas-emas yang ada di dalam tanah itu (al Kaafi 1/394).
- Diperbolehkan Towaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam (Al Kafi jilid 1 hal 287).
- Imam Hasan Askari berkata : “sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah dikandung didalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal 394 Dala’ilul Imamah 264).
- Para imam mengetahui apa yang ada dilangit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal. 204) ciptaan Allah dan yang akan diciptakan.
- Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam(Al Kaafi 1/225).
- Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
- Seorang Imam tidak akan wafat sebelum mengetahui siapa penggantinya. (Al Kafi jilid 1 hal 218).
Dari Abi Abdilah ia berkata : “ lalu diperlihatkan api neraka pada mereka, lalu berkata, “masuklah kalian ke neraka dengan izinku!”. Orang pertama yang masuk neraka adalah Muhammad SAW, kemudian di ikuti oleh para Ulul Azmi, para pewaris dan pengikutnya, lalu dia berkata pada manusia golongan kiri (Ashabusyimal) masuklah ke neraka dengan ijin saya, mereka menjawab ya Tuhan apakah kau ciptakan kami untuk dibakar, ia berkata kepada Ashhabul Yamin keluarlah kalian dari neraka atas ijinku. Api Neraka tidak sedikitpun melukai mereka (Al Kaafi 2/9).
- Abas Alqummi berkata : “para ulama melarang memakan debu dan tanah kecuali yang berasal dari kuburan Husain. Sebatas untuk pengobatan bukan untuk menikmati dan ini hanya sebatas biji kecil, lalu diletakkan dimulut dan ditelan dengan air secukupnya sambil berdoa ya Allah berikan rizqi yang luas yang bermanfaat dan disembuhkan dari berbagai penyakit (Mafatihul Jinan 547)
Saya takut rizki yang luas itu berupa sakit keras dan batu-batuan itu merusak ginjal.
Khasiat debu seperti madu
- Tanah pusara Husain menurut kepercayaan mereka berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, dan menghilangkan rasa takut, bila diminum orang yang sakit akan menjadi sembuh, bila diletakkan bersama jenazah dalam liang lahat maka dia akan aman dari siksaan kubur, bila dibawa seseorang dan dimain-mainkan maka dia mendapatkan pahala orang yang bertasbih, karena tanah itu dapat bertasbih sendiri(Biharul Anwar 11/118/140 Amali Tusi 1/326 Wasa’ilusyi’ah 10/415 )
- Abu Abdullah berkata: sesungguhnya Allah telah menjadikan debu kakekku Husain suatu obat dari segala penyakit dan menghilangkan rasa takut, jika salah seorang kalian memegangnya, maka hendaknya dicium, diletakkan di matanya dan menyapu dengan debu itu seluruh badannya sambil berdoa : Ya Allah, dengan hak tanah ini dan Hak yang tinggal di dalamnya (Amali Tusi 1/326).
Amiril Mu’minin berkata : “Fatimah bukan wanita biasa melainkan seorang wanita titisan Tuhan. Tapi dia memiliki sifat manusia seutuhnya. Ia adalah Wanita dari kerajaan besar yang menampakkan diri dengan wujud manusia bahkan dia adalah eksistensi tuhan yang berwujud seorang perempuan. (Al Wasilah ilallah karangan Ibrahim Al Ansari hal-7)
Rukun iman Agama Syiah berbeda dengan rukum iman Ahli Sunnah wal-Jamaah, karena rukun iman Syiah hanya lima perkara, yaitu:
- Beriman kepada keEsaan Allah – (التوحيد)
- Beriman kepada Keadilan – (العدل)
- Beriman kepada Kenabian – (النبوة)
- Beriman kepada Imam – (الامانة)
- Beriman kepada Hari Kiamat – (المعاه)
Khumaini mengatakan bahwa para nabi dan rasul belum sempat menyempurnakan syari’at dari langit (syari’at Allah). Menurut Khumaini, para nabi dan rasul juga belum berhasil menancapkan tonggak-tonggak keadilan di dunia ini. Adapun tokoh yang nantinya berhasil membumikan keadilan secara sempurna, menurut Khumaini adalah Imam Mahdi (versi Syi’ah) yang akan datang.
Klaim ini dilontarkan Khumaini saat merayakan hari kelahiran Al-Mahdi menurut versi Syi’ah pada 15 Sya’ban 1400H.
Didalam Tafsirul Iyasy 1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin Iyasy mengatakan -dengan dusta- bahwa Abu Abdillah Ja’far Ash Shidiq rahimahullah pernah berkata: “Tahukah kalian apakah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia atau dibunuh?” Sesungguhnya Allah telah berfirman yang artinya: “Apakah jika dia (Muhammad) mati atau dibunuh, kalian akan murtad?” (Ali Imran: 144). Beliau sebenarnya telah diberi racun sebelum meninggalnya. Sesungguhnya dua wanita itu (Aisyah dan Hafshah) telah meminumkan racun kepada beliau sebelum meninggalnya. Maka kami menyatakan: “Sesungguhnya dua wanita dan kedua bapaknya (Abu Bakar dan Umar) adalah sejelek-jelek makhluk Allah.”
- Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijal karya At Thusi hal. 57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada Aisyah: “Kamu tidak lain hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh Rasulullah…”
- Dalam kitab Haqqul Yaqin, Muhammad Baqir al-Majlisy hal. 519, disebutkan dalam bahasa Perancis yang terjemahannya adalah: “Dan aqidah kita (Syi’ah) adalah bebas dari empat berhala: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Mu’awiyah. Dan bebas dari empat berhala wanita: Aisyah, Hafsah, Hindun dan Ummul Hakam. Serta bebas pula dari pengikut dan pendukung mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk ciptaan ALLAH dimuka bumi.”
- Aisyah telah keluar dari iman dan menjadi penghuni jahannam. (Tafsirul Iyasi 2/243 dan 269)
- Aisyah digelari Ummusy Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummusy Syaithan (ibunya syaithan), hal ini dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161.
- Aisyah telah menggerakkan kaum muslimin untuk memerangi Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu (Minhajul Karamah hal. 112, karya Ibnu Muthahhar Al Hilali).
- Aisyah sangat memusuhi dan membenci Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sampai meletuslah perang Jamal (An Nushrah hal. 229 karya Al Mufid).
- Aisyah tidak mau bertaubat dan terus menerus memerangi Ali sampai meninggal. (At Talkhishusy Syafi hal. 465-468).
- Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad An-Nu’man: “Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu ‘anhu kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah.”
- Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa Baqir bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: “Dan tidaklah keluar setetes air mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan mengampuni dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan.” Dalam riwayat lain ada tambahan lafazh: “Dan baginya Al-Jannah.” (Jala`ul ‘Uyun 2 hal.464 dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
- Dalam kitab Tahdzib al-Ahkam karya Abu Ja’far ath-Thusy (jilid V, hal 372) disebutkan, ((Dari Zaid asy-Syahham, dari Abu Abdillah ‘alaihi salam berkata, “Barang siapa yang ziarah makam Abu Abdillah (Husain) ‘alaihi salam pada hari ‘Asyura sedang dia mengetahui hak-haknya, seakan-akan dia telah menziarahi Allah di ‘Arsy-Nya”)).
Hal
ini tercantum dalam kitab Al Bihaar dari Abi Abdillah bahwasanya ia berkata :
Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ke Ka`bah; kalaulah tidak karena tanah
Karbala, maka Aku tidak akan mengutamakanmu, dan kalaulah tidak karena orang
yang dipeluk oleh bumi Karbala (Husain), maka Aku tidak akan menciptakanmu, dan
tidaklah Aku meciptakan rumah yang mana engkau berbangga dengannya, maka tetap
dan berdiamlah kamu, dan jadilah kamu sebagai dosa yang rendah, hina, dina, dan
tidak congkak dan sombong terhadap bumi Karbala, kalau tidak, pasti Aku telah
buang dan lemparkan kamu ke dalam Jahanam. [Kitab Al Bihaar : (10/107)]
Berhubung
keterbatasan waktu dan tempat, maka untuk artikel ini dicukupkan dulu sementara
dikarenakan masih banyak lagi fatwa-fatwa sesat yang mencapai ratusan bahkan
ribuan yang keluar dari lisan tokoh-tokoh penganut agama Syi’ah ini yang tidak
mungkin dicantumkan semuanya disini. Insya Allah jika memungkinkan akan
disambung kembali ke edisi berikutnya. Wallahul Musta’an.
Kebodohan terbesar dalam sejarah Ilmu Hadits didunia ini adalah mengambil riwayat hadits dari binatang, terlebih lagi binatang itu adalah KELEDAI!
Mengambil
riwayat dari manusia yang tidak memenuhi syarat sebagai perawi yang tsiqah saja
bisa menjatuhkan derajat hadits menjadi dha’if (lemah) atau Maudhu (palsu),
apalagi jika perawi tersebut binatang? Belum lagi syarat2 lainnya yang sangat
ketat dan teliti.
Siapakah
yang mengambil riwayat dari keledai?
Siapa
lagi kalau bukan dari golongan pendusta dan orang2 bodoh, yaitu Syi’ah.
Ajibnya lagi riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang berjudul Al Kaafi, yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah (seperti kitab Shahih Bukhari miliknya Ahlus Sunnah).
Ajibnya lagi riwayat tersebut terdapat dalam kitab shahih mereka yang berjudul Al Kaafi, yaitu kitab paling shahih menurut agama Syi’ah (seperti kitab Shahih Bukhari miliknya Ahlus Sunnah).
Bacalah
riwayat dari mereka ini:
وَ رُوِيَ أَنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ ذَلِكَ الْحِمَارَ كَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَ أُمِّي إِنَّ أَبِي حَدَّثَنِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ نُوحٍ فِي السَّفِينَةِ فَقَامَ إِلَيْهِ نُوحٌ فَمَسَحَ عَلَى كَفَلِهِ ثُمَّ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ صُلْبِ هَذَا الْحِمَارِ حِمَارٌ يَرْكَبُهُ سَيِّدُ النَّبِيِّينَ وَ خَاتَمُهُمْ فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنِي ذَلِكَ الْحِمَارَ .
Dan diriwayatkan bahwasanya Amiirul Mukminiin (‘alaihis salaam) berkata : “Sesungguhnya keledai itu (yaitu keledai tunggangan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam) berkata kepada Rasulullah (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) : “Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya : Bahwasannya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu. Maka Nuh bangkit berdiri dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : ‘Akan muncul dari tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para Nabi’. Dan segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai itu” [kitab Al-Kaafiy, tepatnya pada jilid 1 halaman 237, pada Baab : Maa ‘indal-aimmah min silaahi Rasuulillah shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wamataa’ihi
[بَابُ مَا عِنْدَ الْأَئِمَّةِ مِنْ سِلَاحِ رَسُولِ
اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) وَ مَتَاعِهِ], hadits ke-9.].
Lihatlah, seekor keledai telah memerankan diri layaknya seorang perawi hadits dengan menggunakan lafadh : haddatsanii abiy…dst.
Inilah
kejahilan kaum Syiah dalam beragama dan ilmu hadits. Siapa lagi yang sampai
detik ini belum mengetahui kesesatan agama Syi’ah?
33.
Boleh melihat wanita-wanita yang sedang telanjang.
Fadhlullah
berkata pada kitab Anikah juz 1 hal 66
“Seandainya
wanita-wanita itu telah terbiasa keluar dengan berpakaian renang maka
diperbolehkan melihatnya. Sama juga halnya melihat aurat yang dibuka sendiri
oleh si perempuan, seperti di nude club atau kolam renang, pantai dan
sebagainya.”
34. Boleh menyetubuhi pelacur.
Jika
anda bertanya : Apakah boleh seorang laki-laki menyetubuhi seorang perempuan,
lalu membiarkan perempuan itu pergi ke pelukan laki-laki lain hanya dengan
sekedar mengucapkan beberapa kata tentang harga dan waktu atau tentang berapa
kali, atau kalimat “ aku mut’ahkan diriku kepadamu” (matta’tuka nafsi) tanpa
saksi atau wali? Tanpa perlu mempersoalkan apakah perempuan itu memiliki suami
ataukah dia itu pelacur? pasti akan dijawab berdasar pada sumber yang terkuat
dan terpercaya : boleh, silahkan lihat kitab Al Kafi jilid 5/540.
35.
Boleh bermain sex dengan anak kecil.
Diperbolehkan
mut’ah dan bercumbu dengan anak gadis bila sudah berumur 9 tahun –dalam riwayat
lain 7 tahun- dengan syarat tidak memasukkan kemaluannya ke kemaluan anak
perempuan itu karena ditakutkan menjadi aib bagi keluarganya (karena sudah
tidak perawan lagi). (Al Kafi jilid 5 hal 462)
Komentar:
bukan karena haram dan bukan karena tidak sesuai dengan akhlak. Setelah membaca
ini silahkan anda membayangkan masa depan akhlak dan perilaku anak perempuan
yang dalam umur sekecil ini telah mendapat ‘pengalaman sex” dengan melihat alat
kelamin laki-laki dan melihat gerakan-gerakan sex laki-laki, sedang laki-laki
itu telah melakukan segalanya kecuali jima’ (coitus), jima’ dimakruhkan dari
depan saja, berarti diperbolehkan lewat belakang (anal sex).
Apakah
ada orang normal yang memperbolehkan seseorang berbuat demikian pada anak
perempuannya, atau saudaranya, bahkan pada seluruh anak perempuan? Coba
bayangkan perasaan anda jika sekiranya hal itu terjadi pada anak perempuan
anda! Anda hanya perlu membayangkan, tidak lebih dari itu. Hal ini tidak dapat
diterima oleh setan sekalipun, bagaimana dikatakan bahwa yang demikian itu
adalah perkataan para Imam Ahlul Bait?
36.
Diperbolehkan melihat kelamin seseorang dari kaca.
Mereka
memperbolehkan melihat kelamin banci mana yang lebih menonjol untuk kepentingan
warisan, mereka berkata ia boleh melihat dengan kaca , yang dilihat adalah
bayangan , bukan kemaluannya. (Al Kaafi 7-158).
37.
Barang siapa haji maka akan dikunjungi Allah.
Barang
siapa telah haji lebih 50 kali maka setiap hari Jum’at dikunjungi oleh Allah.
(Faqih man la Yahdhuruhul Faqih 2/217 Wasa’ilusyi’ah 11/127 ).
38.
Meminta pertolongan kepada para Nabi dan Malaikat dalam sholat.
Ucapkan
pada akhir sujudmu, “Ya Jibril, Ya Muhammad (diulang-ulang)!! berikan saya
kecukupan, sesungguhnya kalian berdua yang memberikan kecukupan dan jagalah
saya dengan izin Allah karena kalian berdua menjaga saya” (Al kafi 2/406).
39.
Meminta perlindungan kepada makhluk dan berbuat dengan nama makhluk.
Riwayat
Al Kulaini. Dari Abi Abdillah ia berkata, Aku berlindung pada Rasulullah dari
kejelekan dan kebaikan yang kamu ciptakan. (Al Kafi 2/391).
Dari
Ali Jafar ia berkata : Bila seseorang sedang sakit maka ucapkanlah (dengan nama
Allah, dengan Allah, dengan utusan Allah). (Al Kafi 2/412).
40.
Imamah menurut Syiah Rafidhoh.
Imamah
adalah sebuah jabatan yang ditentukan dari Allah. Allah telah memilih seorang
Nabi dan menentukannya, begitu juga Allah memilih seorang Imam dan mengangkatnya.
(Ashlus Syiah wa ushuluha hal. 58).
Allah
memilih Ali akan tetapi Ali berkata : “Tinggalkan saya dan cari selain saya,
cukup aku menjadi wakil/pembantumu itu lebih baik daripada menjadi
Imam/Khalifah.” Allah memilih Hasan tapi Hasan menyerahkan kepemimpinan/imamah
pada musuh bebuyutan syiah, yaitu Muawiyah. Dengan itu maka Ali dan Hasan telah
merontokkan prinsip Imamah dari pondasinya.
41.
Anaknya Ali bin Abi Thalib adalah pezina.
Suatu
ketika istri Amiril Mukminin datang dan berkata sambil menangis : “Wahai Amiril
mukminin sesungguhnya saya telah berzina, maka bersihkanlah saya”. Ali pun
berkata dengan suara keras, wahai para manusia sesungguhnya Allah telah
menjanjikan para Nabi dan Nabi menjanjikanku untuk melarang orang yang terkena
hukuman untuk melakukan hukum cambuk, dan barang siapa punya kesalahan seperti
perempuan ini maka jangan ikut mencambuk. Maka seluruh manusia yang berkumpul
di situ pergi meninggalkan tempat selain Ali, Hasan dan Husein, lalu mereka
bertiga menghukum cambuk perempuan itu. Kulaini berkata : Termasuk yang ikut
pergi adalah Muhammad bin Ali bin Abi Tolib. (Al Kafi jilid 7 hal 178)
Hal
ini sama seperti yang tercantum dalam Perjanjian Baru: Yohanes: 88:7 Dan ketika
mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata
kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang
pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
42.
Para Imam Syi’ah dilahirkan melalui paha.
Imam
Hasan Askari berkata : “Sesungguhnya kami para penerima wasiat Imamah tidaklah
dikandung di dalam perut melainkan di pinggang dan tidak dilahirkan lewat rahim
melainkan lewat paha sebelah kanan karena kami titisan cahaya Allah yang bersih
dan tidak terkena kotoran sama sekali”. (Kamaluddin 390, 393 Biharul Anwar
jilid 51 hal 2, 13,17, 26 , Itsbatul Hudat jilid 3 hal 409,414 I’lamul Wara hal
394 Dala’ilul Imamah 264).
43.
Penebusan dosa seperti kaum Nasrani.
Umar
bin Yazid berkata : “Saya berkata pada Ali Abdillah As. Tentang firman Allah
Saw (Allah hendak mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan
datang)” Surat Al Fath ayat 2.
Ia
berkata : “Dia tidak berdosa dan tidak pernah berniat untuk berbuat dosa, tapi
Allah membebankan dosa-dosa mereka pada Nabi, kemudian Allah mengampuninya”
(Biharul Anwar 17/76).
44.
Imam Syi’ah lebih hebat dari Nabi.
Musa
Al Kazim berkata : “ Sesungguhnya Allah murka pada kaum Syiah. Kemudian Allah
menyuruh saya memilih diri saya ataukah mereka, Maka demi Allah, aku selamatkan
mereka dari kemurkaan Allah” (Al Kafi 1/260).
45.
Para imam adalah Allah.
Para
imam adalah Asma’ul Husna (Nama Allah yang Mulia) mereka adalah lidah Allah,
Wajah Allah, Mata Allah, Pinggang Allah, merekalah tangan Allah yang serba
bisa. (Al Kafi jilid 1 hal 113).
46.
Ali mengelola langit dan bumi.
Langit
dan bumi diciptakan untuk Ali begitu juga Shiratal Mustaqim, pintunya dan tali
penghubung antara Allah dan hamba-hambanya seperti para Rasul Nabi , para Haji
dan para wali, (Al Wafi 8/224).
Allah
telah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dan menyerahkan pengelolaannya
kepada Ali dan keluarganya. Mereka dapat menghalalkan dan mengharamkan apa saja
yang mereka kehendaki, karena kehendak mereka adalah kehendak Allah (Al Kaafi
/365).
47.
Al Qur’an yang sebenarnya lebih tebal.
Al-Quran
diturunkan terdiri dari 17 ribu ayat (Al Kafi 2/463). Al Majlisi dalam Mir’atul
Uqul mengatakan bahwa riwayat ini terpercaya.
48.
Para imam itu lebih utama dari para Nabi Allah dan malaikat.
Para
Imam memiliki kedudukan mulia dan kekuasaan atas makhluk, seluruh atom di alam
ini tunduk pada mereka. Posisi ini tidak dicapai oleh malaikat maupun para
Nabi. (Kitab Al Hukumah Al Islamiyah karangan Khomeini halaman 52).
49.
Menyuruh tawassul kepada keluarga Ali.
Tak
ada keselamatan kecuali kalian wahai keluarga Ali, tidak ada tempat selain dari
kalian wahai mata Allah yang melihat (Biharul Anwar : 94/37).
Kalian
adalah kesembuhan utama dan obat yang menyembuhkan bagi yang meminta kesembuhan
pada kalian. Biharul Anwar jilid 94 hal 33.
Para
Nabi bertawasul pada para imam dalam berbagai doa dan permintaan mereka. Ketika
Nabi Nuh hendak tenggelam, ketika Nabi Ibrahim dilempar ke api, Nabi Musa
hendak menyeberangi laut, Nabi Isa akan dibunuh oleh orang Yahudi semuanya
bertawasul dengan para Ahlul Bait untuk keselamatan mereka (Biharal Anwar
26/325 Wasa’ilusyi’ah jilid 4 hal 1134).
Majlisi
berkata : Allah hanya disembah, dikenal dan diesakan dengan perantaraan para
Imam. Biharul Anwar jilid 23 hal 103.
Para
imam berkata apabila kalian punya keinginan kepada Allah tulislah sebuah tulisan
pada sesobek kertas dan letakkan pada salah satu kuburan keluarga Ali atau
bungkus dan masukkan sedikit tanah yang bersih dan letakkan di sebuah sungai,
sumur yang dalam atau oase padang pasir, pasti akan sampai pada Mahdi kemudian
akan dia sendiri yang mengkabulkan apa yang akan menjadi kehendakmu (Biharal
Anwar 94/29).
Barang
siapa berdoa kepada Allah dengan perantara Ahlul Bait maka akan mendapatkan
keuntungan dan sebaliknya sampai para Nabi pun terkabulkan karenanya apabila
bertawasul dengan Imam Ahlul Bait (Biharul Anwar : 23/103).
50.
Semua akibat dari perantara Imam.
Nabi
Yunus dimakan ikan paus hanya karena dia mengingkari Imamah Ali bin Abi Tolib,
setelah dia percaya maka dikeluarkan oleh Allah. (Biharul Anwar jilid 26 hal
333.)
Karena
perantaraan Imam pohon bisa berbuah dan buah masak di pohon. Karena perantaraan
merekalah sungai mengalir, karena mereka pula hujan turun dari langit dan
rumput tumbuh di permukaan bumi. Jika tidak ada para imam niscaya Allah tidak
akan disembah.(Al Kafi jilid 1 hal 112).
Para
Imam adalah Sholat yang diperintahkan oleh Allah. Dalam Al Kafi diterangkan
mengenai makna Ayat dalam surat Al Mudatsir ayat 42-43 .
Artinya
: “Apa yang membuat kamu masuk dalam neraka saqor? Kita di dunia tidak pernah
menunaikan sholat.”
Maknanya
adalah : Kita tidak mengakui keimamahan Ali dan para Imam dari keturunannya.
Kita dulu tidak menjadi pengikut para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 347-360).
Barang
siapa mengenal para imam berarti beriman dan barang siapa mengingkari maka
kafir (Al Kafi 1/144).
Sesungguhnya
sayalah (Ali) yang ditugasi membagi masuknya orang ke surga dan neraka (Al Kafi
: 1/ 153).
51.
Boleh thawaf selain di Ka’bah.
Diperbolehkan
Thawaf pada kubur Nabi dan kubur para Imam. (Al Kafi jilid 1 hal 287).
52.
Ilmunya Imam sama dengan ilmunya Allah.
Para
imam mengetahui apa yang ada di langit, bumi, surga, neraka , mereka mengetahui
apa yang telah terjadi dan semua yang terjadi kemudian.(Al Kafi jilid 1 hal.
204)
Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225).
Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
Mereka mengetahui seluruh ucapan-ucapan manusia, burung, binatang dan segala yang bernyawa Barang siapa tidak bersifat demikian maka dia bukan Imam (Al Kaafi 1/225).
Para imam mendapatkan wahyu yang seperti diceritakan oleh Abi Jafar ia berkata : “Allah tidak akan menurunkan ilmu kecuali kepada keluarga Nabi dengan perantara Jibril as” (Al Kaafi 1/330).
Pengetahuan
mereka telah sempurna sejak mereka dilahirkan. Riwayat dari Ya’kub Assiroj
suatu ketika ia masuk ke rumah Abi Abdillah as, ia sedang duduk didekat kepala
Abi Hasan Musa saat dia masih bayi, dia berbisik-bisik dengan Abul Hasan lama
sekali, aku pun diam hingga mereka berdua selesai berbisik-bisik. Aku pun
mendekatinya, lalu ia berkata padaku, “Mendekatlah pada tuanmu. Berikan salam
padanya” Maka aku mendekat dan memberi salam ia (anak) menjawab dengan fasih
kemudian ia berkata padaku, pulang dan gantilah nama anak perempuanmu yang kamu
namai kemarin, nama itu benci oleh Allah. Kemarin aku memberi nama anakku
dengan Humaira’. (Al Kaafi 1/247).(Nota: Humaira’ adalah nama panggilan Aisyah
istri Nabi.)
53.
Ada sesuatu yang tidak diketahui Allah.
Sementara
para imam mengetahui seluruh perkara ghoib, tapi menurut mereka Allah tidak
memiliki ilmu secara mutlak , tapi Syi’ah berpendapat bahwa Allah biasa saja
mengetahui hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Setelah Musa Al Kazim
wafat, Allah mengetahui hal baru yang tidak diketahui oleh Allah sebelumnya.
Allah tidak pernah disembah dan diagungkan seperti ketika dikatakan bahwa Allah
memiliki sifat kebodohan seperti ini (Al Kaafi jilid 1 hal 113).. Karena jika
Ilmu Allah itu mutlak maka Dia Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah
terjadi maupun yang akan terjadi kemudian. Dalam Al Kafi jilid 1 hal 263
dikatakan : Allah mengetahui sesuatu yang baru tentang Abu Ja’far yang
sebelumnya (Allah) tidak tahu.
54.
Ali bisa terbang di atas awan.
Diriwayatkan
oleh Hasyim Albahroni dari Ali As bahwa Ali pernah mengendarai awan terbang
berputar mengelilingi tujuh bumi. (Madinatul Maajiz 1/542).
Kelompok
Yazid bin Muawiyah mendatangi Ali bin Husein, mereka menemukan Ali sedang mengendarai
awan (Madinatul Maajiz 4/256).
Juga
dari Thoba Thaba’i berkata : Allah telah menguasakan awan pada Ali maka ia
berjalan dari dunia timur ke barat (Tafsir Al Mizan 13/372)
55.
Halilintar dan kilat dibawah perintah Ali.
Dari
Abdillah bin Qoosim bin Sama’ah bin Mihron berkata waktu itu aku berada di
dekat Abi Abdillah tiba-tiba langit berkilat dan berpetir, Abu Abdillah berkata
petir ini tidak pernah ada kecuali atas perintah teman kalian, saya berkata,
siapa teman kita ? ia berkata Amirul Mu’minin As (Al Ikhtishos Lil Mufid hal :
327).
56.
Mentalkin Mayit menggunakan nama-nama para imam.
Hendaknya
mayit itu ditalkin dengan dua syahadat dan menyebut nama-nama imam. Setelah
diletakkan di dalam kubur dan sebelum diletakkan bata di lahat dengan mengucapkan
: wahai fulan anak fulan ingatlah janji pada waktu kamu meninggalkan dunia
suatu kesaksian bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah yang maha Esa dan
tidak ada yang menyekutukannya dan sesungguhnya Muhammad itu hambamu dan
utusanmu dan sesungguhnya Ali adalah pimpinan orang-orang mukmin juga Hasan
Husein dan menyebutkan para imam sebagai imam yang memberi petunjuk dan
baik-baik (Anmihayah hal 38).
57.
Yang menyebabkan timbulnya penyakit kusta.
Dari
Abi Abdillah berkata. Amiril Mukminin : “Berkata janganlah kalian terlentang di
pemandian karena akan menyebabkan melelehnya lemak lambung, dan janganlah
menggosok-gosok kedua kaki dengan tembikar (ceramik) karena akan menyebabkan
kusta”. (Al Kafi 6/500)
Dari
Abi Abdillah berkata : “Makan kekenyangan akan menyebabkan sakit kusta”. (Al
Kafi 6-269)
58.
Mandi menggunakan gayung tembikar dari mesir akan menyebabkan kamu menjadi
kehilangan sifat cemburu.
Dari
Abi Al Hasan Arridho berkata : “Saya mendengarnya berkata dan menyebutkan mesin
di berkata dan berkatalah Nabi, Janganlah kalian makan menggunakan tembikar
mesir dan janganlah membasuh/mandi dengannya karena menyebabkan hilangnya sifat
cemburu”. (Al Kafi 6-386).
59.
Membiasakan berada di kamar mandi bisa membahayakan.
Dari
Abil Hasan Arridho berkata : “Jagalah dirimu dari membiasakan berada di kamar
mandi karena itu akan menyebabkan TBC”. (Al Kafi 6/497)
Bersikatan
dipemandian itu dibenci akan menyebabkan sakit gigi (Man la yahdhuruhul Al
Faqih 1/53).
60.
Makan wortel bisa untuk obat kuat.
Demikian
diceritakan oleh Alkulaini dari Abi Abdillah bahwa tersebut diatas dapat
menghangatkan lambung, menambah stamina dalam bersetubuh. (Al Kafi 6/372).
61.Berbicara
ketika bersetubuh dan melihat kelamin wanita bisa menyebabkan kebutaan.
Dari
Abi Abdillah berkata : “Minum air dimalam hari sambil berdiri menyebabkan
kencing menjadi merah. Sedang berbicara pada waktu bersetubuh akan menyebabkan
kebisuan”. (Al Kafi 5/498). Makruh melihat kemaluan wanita dan menyebabkan
kebutaan. (Al Aqil 3/556).
62.
Ramadhon adalah salah satu nama Allah.
Sesungguhnya
Ramadhon termasuk nama Allah. (Al Kafi 4/69).
63.
Aduh termasuk nama Allah.
Dari
Abdillah berkata : “Aduh termasuk salah satu nama Allah. Barang siapa mengucap
aduh berarti
telah memohon pertolongan-Nya“. (Biharul Anwar 8/202).
64.
Nama-nama Malaikat yang aneh.
-
Fitrus, malaikat ini bermaksiat, dalam kisah panjang lebar yang penuh
kebohongan, akhirnya setelah mengunjungi kuburan Husain dan berguling-guling di
tanahnya terkabullah tobatnya.
-
Shairshail, diatas kedua pundaknya tertulis kalimat perjodohan cahaya dan
cahaya yaitu Ali dan Fatimah.
-
Malaikat satu lagi bernama Khirqa’il memiliki 18 000 sayap, antara sayap satu
dengan yang lainnya berjarak 500 tahun (Al Burhan juz 2 hal 327).
-
Kitab Al Kafi menerangan satu lagi malaikat yang bernama Mansur, dia masih
selalu menziarahi kuburan Husein. (Al Kafi jilid 4 hal 583)
65.
Imam Mahdi akan keluar dalam keadaan telanjang.
Diriwayatkan
dari “Athausy wan Nu’mani” dari Imam Ridho : Di antara tanda-tanda keluarnya
Imam Mahdi adalah ia tampak telanjang di poros matahari. (Haquul Yaqin hal
347).
66.
Dilarang menyembelih pejantan yang sedang syahwat.
Kalini
berkata : “Rasulullah melarang menyembelih yang sedang naik syahwatnya”. Al
Kafi jilid 6 hal 261. Syarat menyembelih hewan ditambah satu : Tidak sedang
naik syahwatnya.
67.
Jangan memakai sandal berwarna hitam.
Ibnu
Babawaih meriwayatkan dari Abi Abdillah sesungguhnya ia telah melihat seorang
laki-laki memakai sandal berwarna hitam. Ia berkata jangan pakai sandal
berwarna hitam sebab itu menyebabkan lemahnya pandangan mata, menjadikan zakar
lembek dan menyebabkan timbulnya kesedihan. Sebaliknya pakailah sandal yang
berwarna kuning karena itu akan menyebabkan tajamnya mata, menegangkan zakar
dan menghilangkan kesedihan. (Kitabul Hishal juz 1 hal 99).
68.
Pedang Ali lebih kuat dari bumi.
Aljazairi
meriwayatkan dari Albarosi berkata dan sesungguhnya Jibril telah datang kepada
Rasulullah dan berkata wahai Rasul tatkala Ali hendak memukulkan pedangnya pada
suatu tempat yang luas, Allah menyuruh Israfil Mikail untuk menahan lengannya
di angkasa agar tidak memukulkan dengan sekuat tenaganya dan membagi kekuatan
menjadi dua arah. Satu arah dikenakan pada besi dan yang satu pada tanah.
Kemudian Allah menyuruh Jibril agar segera masuk ke bumi untuk menahan agar
pedangnya tidak sampai ke dasar bumi agar jangan sampai bumi terbalik
karenanya. Aku pun menahannya. Pedang itu lebih berat bagi sayapku dari kota
kaum Lut, yang terdiri dari 7 kota. Semuanya ku cabut dari bumi ke 7 dan ku
angkat hanya dengan 1 bulu dari sayapku, aku tunggu perintah Allah hingga waktu
sahur untuk membaliknya, aku tidak merasakan berat seperti berat pukulan pedang
Ali bin Abi Tolib.
Pada
saat yang sama ada suatu peristiwa ketika benteng pertahanan dapat dijebol dan
para wanitanya ditahan. Diantara wanita itu ada yang namanya Shafiyah, dia
adalah anak penguasa benteng tersebut, datang dengan luka di wajahnya. Nabi
bertanya kepadanya . Ia berkata pada waktu Ali datang ke benteng dan kesusahan
untuk menembusnya, maka Ali naik ke menara benteng dan menggoyangkannya. Maka
tergoyanglah semua benteng dan jatuhlah semua yang ada, saat itu saya berada di
atas tempat tidurku, lalu aku jatuh oleh goncangan itu dan tertimpa tempat
tidurku. Nabi berkata : “Wahai Shafiyah waktu Ali marah dan menggoncang benteng
Allah marah karena marahnya Ali lalu Allah menggoncangkan langit dan bumi ”.
Dan malaikat ketakutan jatuh tersungkur. Inilah keberanian ilahi. Saat akan
membuka pintu benteng Khoibar, pada malam hari sebelumnya 40 orang saling bantu
membantu untuk menutup pintu benteng, saat Ali masuk ke benteng, perisainya
jatuh karena tak kuat menahan sabetan pedang. Lalu Ali mencabut pintu dan
menjadikan pintu benteng itu menjadi perisainya hingga Allah memberikan
kemenangan (Al Anwar Anu’maniyah, karangan Ni’matillah Aljazaairi).
69.
Ali berbicara kepada Sungai Eufrat.
Ketika
Ali kembali dari Perang Shifin, ia berbicara dengan sungai Eufrat, maka
berguncanglah Eufrat dan terdengar suaranya mengucapkan dua Kalimah Syahadat
dan pengakuan bahwa Ali adalah khalifah. Riwayat lain menyebutkan, Ali
melibaskan kayu ke Sungai Eufrat. Memancarlah air dan ikan-ikan sama memberi
salam dan mengakui bahwa bahwa Ali adalah hujjah. (Zainuddin, Kitab Shiraathal
Mustaqim 1/20)
70.
Buah juga punya madzhab.
Dari
Hamzah bin Muhammad Al Alawi dari Ahmad bin Muhammad Alhamdani dari Mundzir bin
Muhammad dari Husain bin Muhammad dari Sulaiman bin Ja’far dari ayahnya dari
ayahnya dari ayahnya dan ayah kakeknya berkata bahwa: Amirul mukminin mengambil
buah semangka dan memakannya; namun rasanya pahit maka lantas melemparkan
sambil berkata hancurlah dan menjauhlah. Amirul mukminin ditanya ada apa dengan
semangka ? Dia mejawab Rosul bersabda bahwa Allah telah mengambil perjanjian
untuk mencintai Ahlul bait dari setiap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Buah mana
saja yang menerima perjanjian dan melaksanakannya maka akan terasa manis, dan
yang menolak akan terasa pahit. Dengan ini kita dapat mengenal mazhab setiap
buah.
71.
Seekor burung yang keluar dari lobang hidung.
Dari
Abi Abdillah berkata : Barangsiapa bersin meletakkan tangan di belakang
hidungnya kemudian berkata : Segala puji bagi Allah Robbul Alaimin, Segala Puji
Bagi Allah, aku memujinya dengan pujian yang banyak, yang layak bagi Allah yang
Maha Terpuji, Sholawat dan salam pada Nabi yang Ummi beserta keluarganya, maka
keluarlah seekor burung kecil sebesar lalat dari lubang hidung kiri dan terbang
ke Arsy memintakan ampun pada orang tersebut sampai hari kiamat (Al Kaafi :
2/481).
72.
Allah menyuruh dua syetan menjaga orang yang membaca ayat Kursi.
Dari
Abi Abdillah berkata : Barang siapa menjelang tidur membaca tiga kali ayat
kursi dan ayat yang ada di Ali Imran, (Allah bersaksi bahwa tiada Ilah yang
berhak disembah kecuali Dia, begitu juga malaikat, dan ahli ilmu… ayat 18) ,
ayat Sukhroh dan ayat Sajdah maka Allah menyuruh dua syetan untuk
mengamankannya dari godaan-godaan para syaitan-syaitan jahat. (Al Kaafi 2/392).
Dari
Abi Abdillah, sesungguhnya Al Hasan berkata, Allah punya dua kota satu di timur
satunya di barat. Kota-kota itu memiliki 70 juta. Satu sama lain berbicara
dengan bahasa yang tidak sama dan saya memahami semua bahasa itu.” (Al Kaafi
1/384-385).
74.
Makan tanah/Debu kuburan Husein dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Dari
Abil Hasan ia berkata : Setiap tanah itu haram seperti bangkai, darah, daging
babi, kecuali tanah kuburan Al Husein karena tanah itu dapat menyembuhkan
segala penyakit, dapat memberikan rasa aman rasa yang menakutkan, asal jangan
banyak-banyak .(Al Kaafi : 3/378).
Dalam
kitab Mafatihul Jinan disebutkan , pandapat yang terkenal menyebutkan bahwa
dilarang secara mutlak memakan tanah dan pasir kecuali tanah pekuburan Husein
yang suci dalam rangka berobat mencari kesembuhan dengan memakannya, itu pun
tidak lebih dari sebesar kacang. Yang lebih hati-hati, adalah tidak memakan
tanah tersebut lebih besar dari biji adas. Lebih baik lagi, memakannya dengan
meletakkan tanah itu dalam mulutnya lalu minum seteguk air dan berdo’a : Ya
Allah jadikanlah tanah ini membuat saya mendapat rizki yang luas , Ilmu yang
manfaat dan kesembuhan dari segala penyakit. Kitab Mafatihul Jinan 547.
Makan
tanah dapat menyebabkan kemunafikan (rupanya inilah sebab munculnya taqiyah).
Dari Abi Abdillah berkata : Makan tanah dapat menimbulkan kemunafikan (Al Kafi
jilid 2 hal 265).
Dari
Abu Ja’far berkata : perangkap setan yang terbesar adalah makan tanah, yang
dapat menyebabkan penyakit dan membangkitkan penyakit yang tersembunyi. Barang
siapa memakan tanah lalu menjadi lebih lemah dari sebelum makan tanah, dan
lemah tidak dapat beramal seperti sebelum dia makan tanah, akan dihisab antara
periode kuat dan lemahnya dan akan diazab dengannya.(Al kafi jilid 6 hal 266).
75.
Bertawassul dengan Imam dapat mengobati penyakit mata.
Bertawassul
pada Allah dengan Imam Musa Al Kazim dapat menyembuhkan penyakit mata. (Al
Baqiyat Assolihat hal 745, edisi gabungan dengan kitab mafatihul Jinan).
76.
Nama-nama hari adalah nama-nama Rosul dan Ahlul bait.
Sabtu
adalah Nama Rosulullah dan Ahad adalah nama Ali Amirul Mukminin, dan Al Isnain
Hasan Husein dan Thulathaa adalah Ali bin Husein Muhammad bin Ali Ja’far bin
Muhammad as. Arbia nama Musa bin Ja’far Ali bin Musa Muhammad bin Ali dan Saya.
Khomis nama kedua anak Husein, Jumat adalah nama cucuku dan pada hari itu orang
pembawa kebenaran akan berkumpul. (Mafatihul Jinan 86). Tapi mereka menerangkan
bahwa nama Al Ahad adalah salah satu nama Allah (wasailu Syiah 1/350).
77.
Siapa Makan keju setiap awal bulan dikabulkan apa yang menjadi keinginannya.
Barangsiapa
membiasakan makan keju di awal bulan hampir tidak pernah ditolak apa yang
diinginkannya (Mafaatihul Jinan 366).
78.
Makan apel bisa menjadikan lupa.
Hendaklah
membiasakan makan kismis sebelum memakan apa pun di pagi hari, dan menjauhi
makanan yang menyebabkan lupa yaitu makan apel yang kecut, kabzarah hijau,
keju, kencing di air yang tenang, berjalan di antara dua wanita, menjatuhkan
kutu hidup, melihat orang yang disalib, berjalan antara kereta dan unta
(Mafaatihul Jinan 802). Al Kulaini berkata: makan apel dan ketumbar menjadikan
lupa. (Al Kaafi 6 / 366).
79.
Keutamaan makan delima.
Hendaklah
makan delima seperti halnya dilakukan Assodiq setiap malam Jumat dan sebaiknya
dimakan menjelang tidur, sebab barangsiapa memakannya menjelang tidur di rumah
aman sampai pagi hari. Barang siapa memakan buah delima hendaknya menaruh sapu
tangan di bawahnya agar bijinya tidak jatuh ke mana-mana, mengumpulkan biji dan
memakannya, juga pada saat menyantap delima jangan sampai mengajak orang lain.
(Mafaatihul Jinan 60 ).
Termasuk
amalan hari Jum’at makan delima di pagi hari sebelum makan sesuatu dan tujuh
daun andewi sebelum matahari condong. Dan barangsiapa makan delima pada malam
hari maka hatinya terang selama 40 hari. Bila makan dua buah delima maka
hatinya akan terang selama 80 hari, barang siapa memakan 3 buah maka hatinya
akan menjadi terang selama 120 hari dan aman dari godaan Syetan. Barang siapa
tidak digoda setan maka dia tidak akan bermaksiat, barang siapa tidak
bermaksiat maka Allah akan memasukkannya ke dalam Sorga. (Mafaatihul Jinan 63).
80.
Mencukur kumis bisa menambah rizki.
Diantara
yang dapat menambah penghasilan/rizki adalah mencukur kumis, memotong kuku. Hal
itu juga menyebabkan aman dari gila, kusta dan lepra (Mafaatihul Jinan 63 –
64).
81. Imam dapat berbicara dengan semua bahasa.
Dari
Abi Hamzah Nashir Al Khodim berkata: Berkali-kali saya mendengar Abu Muhammad
berbicara dengan anak laki-lakinya dengan bahasa-bahasa mereka ada Turki, Rum,
Slavia. Ali berkata sesungguhnya Allah telah memberikan imam berbagai macam
bahasa dan pengetahuan tentang nasab dan peristiwa-peristiwa (Al Kaafi 1 / 426)
82.
Al Husain menyusu dari jari-jari dan lidah Nabi.
Dari
Abi Abdillah ia berkata: bahwa Husain tidak pernah menyusu dari Fatimah ibunya
dan dari wanita-wanita lain, melainkan dibawa kepada Nabi lalu beliau
meletakkan ibu jarinya di mulut Husain. Maka keluarlah susu dari jari Nabi.
Husain mengisap sampai cukup untuk dua/tiga hari (Al Kaafi 1 / 386).
83.
Nabi menyusu pada puting pamannya Abu Thalib.
Dari
Abi Abdullah berkata : Ketika Nabi dilahirkan, berhari-hari Nabi tidak minum
susu, maka Abu Thalib sendiri yang menyusui Nabi dengan susunya. Allah
menurunkan air susu lewat Abu Thalib sampai kemudian dilanjutkan oleh Halimah
Sa’diyah. (Al Kaafi 1/373).
84.
Nabi Danial pernah mengancam Allah.
Dari
Abi Ja’far ia berkata : Sesungguhnya Allah telah menyuruh Nabi Dawud a.s. agar
menemui hambaNya Danial dan berkata padanya : Wahai Danial, kamu telah melakukan
kesalahan tiga kali dan Aku (Allah) telah mengampuninya bila kesalahan itu kau
ulang yang keempat kalinya maka tidak Ku ampuni.
Kemudian
Danial berdoa pada Allah pada waktu sahur: Demi KeagunganMu sungguh bila engkau
tidak mau menjagaku dari perbuatan dosa , maka aku pasti berbuat durhaka,
berbuat durhaka, berbuat durhaka. (Al Kaafi 2/316).
85.
Apa yang harus diucapkan sehabis tertawa terbahak-bahak.
Abi
Ja’far berkata : Bila kau telah selesai tertawa terbahak-bahak berdoalah (ya
Allah janganlah kau memurkaiku (Al Kaafi 2/487).
86.
Tidak perlu lagi berdoa kepada Allah jika sudah bershalawat.
Dari
Abi Abdillah berkata : Bagi seseorang hamba yang punya kepentingan kepada
Allah, sanjunglah Allah, baca Sholawat pada Nabi dan keluarganya sampai lupa
kepentingannya, maka Allah akan memberikan tanpa harus memintanya. (Al Kaafi
2/363).
87.
Malaikat dengan 24 wajah.
Dari
Abi Hasan : Suatu ketika Rosulullah sedang duduk. Tiba-tiba datang malaikat
dengan 24 wajah, maka lantas Rosul bertanya : Wahai Jibril, aku belum pernah
melihatmu seperti ini. Malaikat berkata : Wahai Muhammad, Allah mengutusku
untuk menjodohkan 2 cahaya. Nabi bertanya siapa 2 cahaya itu? Malaikat
menjawab, “Fatimah dengan Ali”. Setelah malaikat menoleh tiba-tiba Nabi melihat
di punggung Malaikat terdapat tulisan (Muhammad utusan Allah dan Ali adalah
penggantinya). Rosul bertanya sejak kapan tulisan ini ada, malaikat menjawab
semenjak 22 ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam. (Al Kaafi 1/383).
88.
Tafsiran ayat Ar Rahman.
Dalam
Tafsir Al Mizan jilid 19, Nurutsaqalain jilid 5 hal 197, tafsir Al Qummi jilid
2 hal 345, ketika menerangkan makna ayat Ar Rahman ayat 19 “dua laut yang
bertemu” yaitu Ali dan Fatimah.
89.
Putri-putri Nabi terjaga dari menstruasi.
Dari
Abi Hasan berkata : Sesungguhnya putri-putri para Nabi itu tidak pernah
menstruasi. (Al Kaafi 1/381).
Dari
Abi Ja’far berkata: Ketika Fatimah dilahirkan, Allah mengutus malaikat untuk
menggerakkan lisan Muhammad agar memberi nama Fatimah, kemudian berkata saya
telah menyapihmu dengan ilmu dan membebaskanmu dari datang bulan. Abu Ja’far
berkata : Demi Allah, Allah telah membebaskan Fatimah dari datang bulan sejak
Allah mengambil perjanjian dari semua makhluk. (Al Kaafi 1 / 382).
90.
Membedakan hukuman di malam hari dengan di siang hari.
Ali
berkata, saya bepergian bersama Rasulullah, tidak ada pelayan selain saya, di
malam hari kami tidur bertiga di bawah satu selimut, Nabi tidur di antara saya
dan Aisyah dalam satu selimut itu karena Nabi tidak memiliki selimut lain.
Ketika hendak sholat malam, Rosul bangun dan meletakkan selimutnya sampai
selimut tersebut menyentuh kasur (Biharul Anwar jilid 40 hal 1, jilid 38 hal
297 dan 314).
Padahal
mereka telah meriwayatkan dari Abi Abdillah terhadap seorang pemuda yang tidur
seselimut dengan seorang wanita, maka keduannya dijilid 100 kali. (Al Kaafi 7 /
182).
Akan tetapi Allamah Majlisi membedakan antara siang dan malam di mana, bila ditemukan seorang laki-laki dan perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada hukuman hudud. Adapun pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud. (B. Anwar 76/94).
Akan tetapi Allamah Majlisi membedakan antara siang dan malam di mana, bila ditemukan seorang laki-laki dan perempuan dalam satu selimut di malam hari maka tidak ada hukuman hudud. Adapun pada siang hari, maka dihukum dengan hukuman hudud. (B. Anwar 76/94).
91.
Imam Zainul Abidin membuat wanita tua menjadi muda.
Seorang
wanita Syiah berkata pada Ali bin Husein, “Saya menemui Ali bin Husein. Umur
saya sudah sangat tua + 113 tahun. Badan saya pun telah gemetaran. Saat itu
saya lihat ia baru sholat dan sibuk dalam beribadahnya. Aku merasa putus asa,
tidak akan dapat menemuinya. Tiba-tiba ia menunjuk saya dengan jari
telunjuknya, dan tiba-tiba aku kembali muda ( Al Kaafi: 1 / 347).
92.
Bermusyawarah dengan Hajar Aswad.
Orang
Syiah bercerita, “Tatkala Husein dibunuh, Muhammad Ibnul Hanifah diutus untuk
menemui Ali Ibnul Husein. Ia berkata padanya: Ayah telah dibunuh. Sholatkanlah
ayahmu. Saya ini pamanmu dan wakil ayahmu, aku dilahirkan lebih dulu, lebih tua,
maka aku lebih berhak menasehatimu. Maka janganlah kamu membantahku dan
mempermasalahkan imamah, wasiat dan lain-lain.
Ali
bin Husein menjawab : Mari kita selesaikan masalah ini di dekat Hajar Aswad,
kita tanyai dia dan kita jadikan hajar aswad sebagi penengah di antara kita.
Pergilah mereka berdua ke tampat Hajar Aswad di Ka’bah. Sesampai di sana Ali
menyuruh Muhammad agar segera dan berdoa agar Allah berkenan menjadikan Hajar
Aswad dapat berbicara, lalu tanyailah hajar aswad itu. Maka Muhammad segera
memohon pada Allah dengan sungguh2 dan penuh kekhusyu’an. Tapi Hajar Aswad
tetap diam seribu bahasa. Kemudian Ali berdoa, dan tiba-tiba bergerak dan
hampir jatuh dari tempatnya, dan Hajar Aswad berbicara dengan bahasa Arab fasih
:”Ya Allah sesungguhnya wasiat dan Imamah itu Pada Ali Ibnul Husain” (Al Khaafi
1/348).
93.
Duduk diatas bara api.
Diceritakan
dari Musa bin Ja’far, saat terjadi perebutan dengan saudaranya yang lebih tua
yang bernama Abdullah (anak Imam Ja’far yang tertua) dalam masalah Imamah. Musa
menyuruh mengumpulkan kayu bakar di tengah rumahnya lalu ia menyuruh Abdullah
datang ke rumah. Sampai di rumah ternyata dalam rumah Musa sedang duduk bersama
beberapa orang Imamiyah (bermazhab Syi’ah). Setelah Musa duduk di dalam rumah,
dia menyuruh seseorang untuk melemparkan api ke arah kayu. Maka terbakarlah
kayu tersebut. Sebentar kemudian kayu menjadi bara. Kemudian Musa duduk diatas
bara, dan memulai berbicara sesaat dengan para orang-orang. Kemudian berdiri
dan mengibas-ngibaskan pakaianya dan kembali pada majelis dan berkata pada
saudaranya Abdullah. Bila mengira bahwa engkau yang berhak yang menjadi Imam
setelah ayahmu. Maka duduklah ditempat itu. (di atas api). (Kasyful ghummah
karangan Arbali jilid 3 hal 73).
Kulaini
mengisahkan cerita yang lain untuk membuktikan bahwa. Musa bin Ja’far lebih
berhak dari saudara2nya yang lebih tua untuk menjadi imam, pada suatu ketika
ada seseorang datang ke Musa bin Jafar dan bertanya tentang Imam, siapakah
sebenarnya yang menjadi imam? Musa ia berkata : Bila aku memberi tamu apakah
kau akan menerima? Ia berkata : Ya saya menerima. Musa ia berkata : Dia adalah
aku. Ia berkata : Adakah sesuatu yang dapat membuktikan bahwa anda adalah Imam?
Musa ia berkata : Pergilah ke pohon itu, katakan kepadanya, bahwa Musa menyuruhnya
agar pohon itu datang menghadap Musa. Ia berkata : Saya mendatanginya dan
menyaksikannya benar-benar telah berjalan pelan2 sampai ke hadapan Musa. Lalu
Musa menyuruh pohon itu kembali. (Ushulul Kafi 1/253).
94.
Tongkat dapat berbicara.
Syiah
Rhofidhul menetapkan Muhamad bin Ali Aridho sebagai Imamnya. Suatu hari ada
seseorang yang datang ingin menanyakan suatu perkara namun orang tersebut malu
mengutarakannya. Muhamad bin Ali berkata saya akan memberitahukanmu tentang
yang akan kau tanyakan, pasti kamu ingin bertanya tentang imam? Ya. Demi Allah;
Imam berkata : Imam itu adalah saya. Aku berkata : “Apakah anda memiliki bukti?
Di tangan Imam ada sebuah tongkat lalu tiba-tiba tongkat itu berbicara :
“Sesungguhnya Tuanku ini adalah Imam dan hujjah di zaman sekarang ini.(Ushulul
Al Kafi : 1/353).
95.
Allah menziarahi kuburan Husein.
Diriwayatkan
oleh Kulaini dan lainnya bahwa Abu Abdillah memarahi orang yang mengunjunginya
tapi tidak mau berziarah kekuburan Ali. Dia berkata: “Kalau kamu itu bukan
orang Syiah aku tidak pernah akan melihatmu. Mengapa kamu tidak mau berziarah
ke makam yang diziarahi oleh Allah, malaikat dan para nabi? (Alkafi 7/580
Tahzibul Ahkam 6/20, Wasa’ilusyi’ah 14/375 Biharul Anwar 25/361 Kamiluziyarot
hal 38 kitabul Mazar hal 19).
Mendengar
hal ini, salah seorang sahabat Abu Abdillah berkata demikian “Demi Allah, saya
berangan-angan seandainya saya menziarahi kubur Ali dan tidak pergi
melaksanakan Ibadah Haji. (Al Kafi jilid 4/583)
Sumber : www.u2screative.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar