Drakula adalah vampir penghisap darah yang merupakan tokoh utama fiksi ciptaan
Bram Stoker
dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula adalah seorang bangsawan vampir yang
diceritakan berasal dari kota Transilvania
yang berada di Rumania.
Kelemahan Drakula ialah bawang putih, salib dan roti
sakramen. Dia lebih
lemah pada siang hari namun sinar matahari tidaklah terlalu berbahaya baginya.
Tokoh ini kemungkinan terinspirasi Vlad Ţepeş,
pangeran yang memerintah Wallachia
pada abad ke-15 dengan tangan besi.
Sang Vampir
Drakula umumnya mempunyai deksripsi bertubuh tinggi, mata
yang bersinar, berkulit pucat serta memakai jas lengkap dengan sarung tangan.
Selain itu peran Bella Lugosi dalam film klasik garapannya yang
berjudul sama pada tahun 1931 memberikan pengaruh kepada publik tentang
deskripsi umum Drakula.
Sifat dasar Drakula adalah sifat dasar vampir pada umumnya. Ia adalah makhluk yang tak bisa mati,
peminum darah manusia atau binatang serta bersifat jahat. Sifat-sifat ini
diusung pula dalam adaptasi berbagai novel sesudah novel Dracula.
Beberapa diantaranya adalah The Vampyre dan Carmilla yang
kebetulan adalah sumber inspirasi Bram Stoker
dalam menulis novelnya.
Adaptasi
Layar Lebar
Drakula banyak diadaptasi dalam bentuk film. Salah satu
yang mengawalinya adalah Nosferatu oleh F.W. Murnau pada tahun 1922. Selain itu
masih ada beberapa film yang juga menjadi ikon di masanya adalah London
After Midnight karya Tod Browning yang dirilis pada tahun 1927 yang
merupakan penggagas film bersuara. Kesusksesan film ini adalah Lon Chaney Sr.,
pemeran utama dari film itu yang tentunya mempunyai sepasang gigi taring serta
mata yang tajam lengkap dengan jas dan jubah ala Drakula.
Drakula pun pernah diadaptasi sebelum Nosferatu
yaitu pada tahun 1920 di Rusia dan 1921 di Hongaria].
Keduanya diberi judul Drakula. Zaman setelah Nosfertu pun muncul Dracula's
Daughter karya Gloria Holden pada tahun 1931 dan Dracula di Meksiko. Mulai tahun 1940an terjadi ledakan luar biasa dalam
rilis film bertemakan Drakula.Beberapa yang menjadi legenda adalah Son of
Dracula dimana Lon Chaney kembali menjadi pemeran utama sebagai Count
Allucard. Selain Chaney, dekade ini menandakan lahirnya House of Dracula
dimana John Carradine pertama bermain. Carradine sendiri adalah pemeran Drakula
yang memiliki mimik yang seram.
Pada ahun 1958 Christopher Lee muncul lewat film Horror
of Dracula. Selain Christoper Lee, dekade ini memperkenalkan Barbara Steele
dalam filmnya Blood of Vampire (1958) yang kemudian melambungkan namanya
sebagai Ratu Horror dekade itu. Tahun 1960an Christopher Lee kembali bermain
dalam film Dracula: Prince of Darkness (1966).Selain itu ikon Drakula
zaman itu pun hadir lewat film The Brides of Dracula. Sederet film
Drakula pun bermunculan pada tahun 1970, kali ini dengan suara dan efek yang
lebih meyakinkan.
Beberapa film Drakula terkenal dekade 1980-1990 adalah
film komedi
Once Bitten (1985) oleh komedian Jim Carrey. The Lost
Boy (1987) dibintangi Kathryn Bigelow merupakan box office, meraup
keuntungan lebih dari 32 juta dolar Amerika.Tahun 1990an Bram Stoker's Dracula
karya Francis For Coppola beredar, film ini dibintangi Gary Oldman dan Keanu Reeves.Diikuti
dengan film aksi Blade yang dibintangi Wesley Snipes .
Pada tahun 2000an Drakula kembali dipopulerkan melalui
film Van Helsing (2004) yang dibintangi oleh Hugh Jackman
yang mengubah petualangan Abraham Van Helsing (tokoh protagonis di novel Dracula
(Novel)) menjadi penuh dengan aksi. Film romantis populer Twilight
juga mengambil sosok vampir aristokrat seperti dalam Drakula.
Tahukah
Anda, Siapa itu Dracula? Sang Pembantai
Kisah hidup Dracula
merupakan salah satu contoh bentuk manipulasi sejarah yang begitu nyata yang
dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian
dihasilkan seolah-olah menjadi tokoh yang nyata oleh Barat, tetapi
Dracula merupakan keterbalikannya, tokoh fakta dijadikan fiksi.
Diawali dari novel karya Bram Stoker yang
berjudul Dracula, kemudian tokoh ini mulai difilmkan seperti Dracula’s Daughter
(1936), Son of Dracula (1943), Hoor of of Dracula (1958), Nosferatu (1922) yang
dibuat ulang pada tahun 1979 dan film-film dracula yang lain yang dikemas dalam
bentuk yang lebih moden seperti Twilight.
Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat
Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna , kisah Dracula sebenarnya
merupakan pembesar Wallachia , berketurunan Vlad Dracul.
Dalam uraian Hyphatia tersebut, kisah Dracula
tidak boleh diceritakan paska Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika
peperangan antara Kerajaan Turki Ustmaniyah sebagai wakil Islam, dan Kerajaan
Hungary sebagai wakil Kristen.
Keduanya tersebut berusaha menguasai dan
merebutkan wilayah-wilayah baik Eropa maupun di Asia . Puncak
peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel, yaitu ketika benteng
Kristian ada di tangan kekuasaan khilafah Ustmaniyah.
Dalam peristiwa Perang Salib, Dracula
merupakan salah seorang panglima tentera Salib. Dalam perang inilah Dracula
banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Hyphatia memaparkan jumlah
korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 jiwa umat Islam. Korban-korban
tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab dan kejam, yaitu
dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula.
Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat
kejam, yaitu seseorang itu ditusuk dubur dengan kayu sebesar lengan tangan
orang dewasa yang ujungnya ditajamkan. Korban yang telah ditusuk kemudian
dimasukan sehingga kayu sula tersebut menembus hingga perut, kerongkongan
hingga menembus kepala melalui mulut.
Hyphatia mengatakan dalam bukunya :
“Ketika
matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulakan. Para
prajurit melakukan perintah tersebut seolah seperti robot yang telah
dipogram. Penyulaan disulami dengan teriakan kesakitan dan jeritan penderitaan
yang segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam pada saat
itu sedang dijemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat
lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”
Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban
kekejaman penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang
penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
“Bayi-bayi
yang disula tak sempat menangis karena mereka kesakitan yang amat
apabila hujung kayu menembus perut kecilnya. Tubuh-tubuh korban itu meregang di
kayu sula untuk menjemput ajalnya.”
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas
itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini
terjadi kerana dua sebab. Pertama, pembunuhan beramai – ramai yang dilakukan
Dracula terhadap umat Islam tidak boleh dihapuskan dari Perang Salib.
Negara – negara Barat yang pada masa Perang Salib
menjadi tunggak utama tentera Salib, tidak mau tercoreng wajahnya. Mereka
termasuk yang mengutuk dan menentang pembunuhan beramai – ramai oleh Hilter dan
Pol Pot, tidak ingin membuka aib mereka sendiri. Dan ini sudah menjadi tabiat
Barat yang selalu ingin tampil seperti pahlawan.
Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan
Salib. Walau bagaimana pun kejamnya Dracula, nama baiknya akan selalu
dilindungi. Sehingga di Rumania saat ini, Dracula masih dianggap pahlawan.
Sebagaimana sebahagian besar sejarah pahlawan – pahlawan pasti akan diambil
sebagai superhero dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.
Untuk menutup kekejaman mereka, Barat
terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Mereka berusaha
agar sejarah jati diri Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan,
harus diakui bahwa usaha Barat untuk mengubah sejarah Dracula dari fakta
menjadi fiksi ini cukup berhasil.
Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dengan
banyaknya masyarakat, khususnya umat Islam sendiri yang tidak mengetahui
tentang siapa sebenarnya Dracula. Masyarakat umum hanya mengetahui bahwa
Dracula adalah merupakan lagenda vampire yang kehausan darah, tanpa mengetahui
kisah sebenarnya.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh
Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula.
Seperti yang telah diketahui umum bahawa penggambaran Dracula
yang telah menjadi fiksi tidak boleh dilepaskan dari dua benda, yaitu bawang
putih dan salib.
Konon hanya dengan kedua benda tersebut Dracula
akan takut dan dikalahkan. Menurut Hyphatia penggunaan simbol salib
merupakan cara Barat untuk menghapus jejak sejarah pahlawan mujahid-mujahid
Islam dalam perang salib, sekaligus untuk menunjukkan kehebatan mereka.
Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan
Mehmed II) dan juga dikenali sebagai Al- Fateh dalam sejarah Islam.
Sultan ini merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk
Dracula, ia adalah seorang yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula
di tepi Danua Snagov. Namun barat berusaha memutarbalikkan fakta ini.
Mereka berusaha menciptakan cerita sejarah agar
merekalah yang terlihat mengalahkan Dracula. Maka diciptakan sebuah fiksi bahwa
Dracula hanya boleh dikalahkan oleh salib. Tujuannya adalah ingin menghilangkan
peranan Sultan Mahmud II sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang
paling hebat, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah. (DYP)
Sumber : www.wikipedia.org dan www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar