Senin, 15 April 2013

Drakula Pembantai Kaum Muslim



Drakula adalah vampir penghisap darah yang merupakan tokoh utama fiksi ciptaan Bram Stoker dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula adalah seorang bangsawan vampir yang diceritakan berasal dari kota Transilvania yang berada di Rumania. Kelemahan Drakula ialah bawang putih, salib dan roti sakramen. Dia lebih lemah pada siang hari namun sinar matahari tidaklah terlalu berbahaya baginya. Tokoh ini kemungkinan terinspirasi Vlad Ţepeş, pangeran yang memerintah Wallachia pada abad ke-15 dengan tangan besi.

Sang Vampir
Drakula umumnya mempunyai deksripsi bertubuh tinggi, mata yang bersinar, berkulit pucat serta memakai jas lengkap dengan sarung tangan. Selain itu peran Bella Lugosi dalam film klasik garapannya yang berjudul sama pada tahun 1931 memberikan pengaruh kepada publik tentang deskripsi umum Drakula.
Sifat dasar Drakula adalah sifat dasar vampir pada umumnya. Ia adalah makhluk yang tak bisa mati, peminum darah manusia atau binatang serta bersifat jahat. Sifat-sifat ini diusung pula dalam adaptasi berbagai novel sesudah novel Dracula. Beberapa diantaranya adalah The Vampyre dan Carmilla yang kebetulan adalah sumber inspirasi Bram Stoker dalam menulis novelnya.

Adaptasi
Layar Lebar
Drakula banyak diadaptasi dalam bentuk film. Salah satu yang mengawalinya adalah Nosferatu oleh F.W. Murnau pada tahun 1922. Selain itu masih ada beberapa film yang juga menjadi ikon di masanya adalah London After Midnight karya Tod Browning yang dirilis pada tahun 1927 yang merupakan penggagas film bersuara. Kesusksesan film ini adalah Lon Chaney Sr., pemeran utama dari film itu yang tentunya mempunyai sepasang gigi taring serta mata yang tajam lengkap dengan jas dan jubah ala Drakula.
Drakula pun pernah diadaptasi sebelum Nosferatu yaitu pada tahun 1920 di Rusia dan 1921 di Hongaria]. Keduanya diberi judul Drakula. Zaman setelah Nosfertu pun muncul Dracula's Daughter karya Gloria Holden pada tahun 1931 dan Dracula di Meksiko. Mulai tahun 1940an terjadi ledakan luar biasa dalam rilis film bertemakan Drakula.Beberapa yang menjadi legenda adalah Son of Dracula dimana Lon Chaney kembali menjadi pemeran utama sebagai Count Allucard. Selain Chaney, dekade ini menandakan lahirnya House of Dracula dimana John Carradine pertama bermain. Carradine sendiri adalah pemeran Drakula yang memiliki mimik yang seram.
Pada ahun 1958 Christopher Lee muncul lewat film Horror of Dracula. Selain Christoper Lee, dekade ini memperkenalkan Barbara Steele dalam filmnya Blood of Vampire (1958) yang kemudian melambungkan namanya sebagai Ratu Horror dekade itu. Tahun 1960an Christopher Lee kembali bermain dalam film Dracula: Prince of Darkness (1966).Selain itu ikon Drakula zaman itu pun hadir lewat film The Brides of Dracula. Sederet film Drakula pun bermunculan pada tahun 1970, kali ini dengan suara dan efek yang lebih meyakinkan.
Beberapa film Drakula terkenal dekade 1980-1990 adalah film komedi Once Bitten (1985) oleh komedian Jim Carrey. The Lost Boy (1987) dibintangi Kathryn Bigelow merupakan box office, meraup keuntungan lebih dari 32 juta dolar Amerika.Tahun 1990an Bram Stoker's Dracula karya Francis For Coppola beredar, film ini dibintangi Gary Oldman dan Keanu Reeves.Diikuti dengan film aksi Blade yang dibintangi Wesley Snipes .
Pada tahun 2000an Drakula kembali dipopulerkan melalui film Van Helsing (2004) yang dibintangi oleh Hugh Jackman yang mengubah petualangan Abraham Van Helsing (tokoh protagonis di novel Dracula (Novel)) menjadi penuh dengan aksi. Film romantis populer Twilight juga mengambil sosok vampir aristokrat seperti dalam Drakula.

Tahukah Anda, Siapa itu Dracula? Sang Pembantai
Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk manipulasi sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau film Rambo merupakan suatu fiksi yang kemudian dihasilkan  seolah-olah menjadi tokoh yang nyata oleh Barat, tetapi Dracula merupakan keterbalikannya, tokoh fakta dijadikan fiksi.
Diawali dari novel  karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, kemudian tokoh ini mulai difilmkan seperti Dracula’s Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoor of of Dracula (1958), Nosferatu (1922) yang dibuat ulang pada tahun 1979 dan film-film dracula yang lain yang dikemas dalam bentuk yang lebih moden seperti Twilight.
Dalam buku berjudul “Dracula, Pembantai Umat Islam Dalam Perang Salib” karya Hyphatia Cneajna , kisah Dracula sebenarnya merupakan pembesar Wallachia , berketurunan Vlad Dracul.
Dalam uraian Hyphatia tersebut, kisah Dracula tidak boleh diceritakan  paska Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ustmaniyah sebagai wakil Islam, dan Kerajaan Hungary sebagai wakil Kristen.
Keduanya tersebut berusaha menguasai dan merebutkan wilayah-wilayah baik  Eropa maupun di Asia . Puncak  peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel, yaitu ketika benteng Kristian ada di  tangan kekuasaan khilafah Ustmaniyah.
Dalam peristiwa Perang Salib,  Dracula merupakan salah seorang panglima tentera Salib. Dalam perang inilah Dracula banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Hyphatia memaparkan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 jiwa umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang  sangat biadab dan kejam, yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula.
Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, yaitu seseorang itu ditusuk dubur dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya ditajamkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dimasukan sehingga kayu sula tersebut menembus hingga perut, kerongkongan hingga menembus kepala melalui mulut.
Hyphatia mengatakan dalam bukunya :
“Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulakan. Para prajurit melakukan perintah tersebut  seolah seperti robot yang telah dipogram. Penyulaan disulami dengan teriakan kesakitan dan jeritan penderitaan yang segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam pada saat itu sedang dijemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami.”
Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban kekejaman penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
“Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis  karena mereka   kesakitan yang amat apabila hujung kayu menembus perut kecilnya. Tubuh-tubuh korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajalnya.”
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi kerana dua sebab. Pertama, pembunuhan beramai – ramai yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak boleh dihapuskan dari Perang Salib.
Negara – negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi tunggak utama tentera Salib, tidak mau tercoreng wajahnya. Mereka termasuk yang mengutuk dan menentang pembunuhan beramai – ramai oleh Hilter dan Pol Pot, tidak ingin membuka aib mereka sendiri. Dan ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin tampil seperti pahlawan.
Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Walau bagaimana pun kejamnya Dracula, nama baiknya akan selalu dilindungi. Sehingga di Rumania saat ini, Dracula masih dianggap pahlawan. Sebagaimana sebahagian besar sejarah pahlawan – pahlawan pasti akan diambil sebagai superhero dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.
Untuk menutup kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula.  Mereka berusaha agar sejarah  jati diri  Dracula yang sebenarnya tidak terkuak. Dan, harus diakui bahwa usaha Barat untuk mengubah sejarah Dracula dari fakta menjadi fiksi ini cukup berhasil.
Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dengan banyaknya masyarakat, khususnya umat Islam sendiri yang tidak mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula.  Masyarakat umum hanya mengetahui bahwa Dracula adalah merupakan lagenda vampire yang kehausan darah, tanpa mengetahui kisah sebenarnya.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah diketahui umum  bahawa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksi tidak boleh dilepaskan dari dua benda, yaitu bawang putih dan salib.
Konon hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan  dikalahkan. Menurut Hyphatia penggunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus jejak sejarah pahlawan mujahid-mujahid Islam dalam perang salib,  sekaligus untuk menunjukkan kehebatan mereka.
Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II) dan juga dikenali sebagai Al- Fateh dalam sejarah Islam.  Sultan ini merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula, ia adalah seorang yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danua Snagov. Namun barat berusaha memutarbalikkan fakta ini.
Mereka berusaha menciptakan cerita sejarah agar merekalah yang terlihat mengalahkan Dracula. Maka diciptakan sebuah fiksi bahwa Dracula hanya boleh dikalahkan oleh salib. Tujuannya adalah ingin menghilangkan peranan Sultan Mahmud II sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling hebat, yang bisa mengalahkan Dracula si Haus Darah. (DYP)

Sumber : www.wikipedia.org dan www.eramuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar