RMS Titanic adalah sebuah kapal penumpang super Britania Raya yang tenggelam
di Samudra
Atlantik Utara pada tanggal 15 April 1912 setelah menabrak sebuah gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris ke New York City. Tenggelamnya
Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang dalam salah satu bencana maritim masa damai paling mematikan sepanjang sejarah.
Titanic merupakan kapal terbesar di dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari
tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan
oleh White Star Line. Kapal ini
dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2.224 penumpang.
Para penumpangnya terdiri dari sejumlah orang terkaya di
dunia, serta lebih dari seribu emigran dari Britania Raya, Irlandia, Skandinavia, dan
negara-negara lain yang mencari kehidupan baru di Amerika Utara. Kapal ini
dirancang senyaman dan semewah mungkin, dengan dilengkapi gimnasium, kolam
renang, perpustakaan, restoran kelas atas dan kabin mewah. Kapal ini juga
memiliki telegraf nirkabel mutakhir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang
dan operasional kapal. Meski Titanic mempunyai perlengkapan keamanan yang maju
seperti kompartemen kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari
jarak jauh, kapal tersebut tidak memiliki sekoci yang cukup untuk menampung
seluruh penumpang kapal. Karena regulasi keamanan laut yang sudah kuno, Titanic
hanya mengangkut sekoci yang hanya mampu menampung 1.178 penumpang –
sepertiga dari total penumpang dan awak kapalnya.
Setelah meninggalkan Southampton pada 10 April 1912,
Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis dan Queenstown (sekarang Cobh), Irlandia sebelum berlayar ke barat menuju New York.
Pada tanggal 14 April 1912, empat hari pasca pelayaran, tepatnya 375 mil di
selatan Newfoundland, kapal
menabrak sebuah gunung es pukul 23:40 (waktu kapal; UTC-3). Tabrakan agak menggesek ini mengakibatkan pelat
lambung Titanic melengkung ke dalam di sejumlah tempat di sisi kanan kapal dan mengoyak lima dari enam belas kompartemen kedap
airnya. Selama dua setengah jam selanjutnya, kapal perlahan terisi air dan
tenggelam. Para penumpang dan sejumlah awak kapal diungsikan ke dalam sekoci,
kebanyakan sudah diluncurkan dalam keadaan setengah penuh. Banyak pria dalam
jumlah yang tidak sepadan – hampir 90% di Kelas Dua - ditinggalkan karena para
petugas yang memuat sekoci mematuhi protokol "wanita
dan anak-anak dahulu". Tepat sebelum pukul 2:20, Titanic patah dan
haluannya tenggelam bersama seribu penumpang di dalamnya. Orang-orang di air
meninggal dalam hitungan menit akibat hipotermia karena bersentuhan dengan samudra yang sangat dingin.
710 penumpang selamat diangkat dari sekoci oleh RMS Carpathia beberapa jam
kemudian.
Musibah ini ditanggapi dengan keterkejutan dan kemarahan
dunia atas jumlah korban yang besar dan kegagalan regulasi dan operasi yang
terjadi. Penyelidikan publik di Britania dan Amerika Serikat mendorong perbaikan besar-besaran
keselamatan laut. Salah satu warisan terpenting dari bencana ini adalah penetapan Konvensi Internasional untuk
Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS), yang masih mengatur keselamatan laut sampai
sekarang. Banyak korban selamat kehilangan seluruh kekayaan dan harta benda
mereka dan menjadi miskin; banyak keluarga, terutama keluarga awak kapal dari
Southampton, kehilangan sumber nafkah utamanya. Mereka semua dibantu oleh
banjirnya simpati dan sumbangan amal dari masyarakat. Beberapa pria yang
selamat, terutama kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dicela
sebagai pengecut karena meninggalkan kapal ketika penumpang lain masih di
atasnya, dan mereka diasingkan oleh publik.
Bangkai Titanic masih ada di dasar laut, perlahan
hancur di kedalaman 12.415 kaki (3,784 m). Sejak ditemukan kembali pada tahun 1985, ribuan
artefak diangkat dari dasar laut dan dipamerkan di berbagai museum di seluruh
dunia. Titanic telah menjadi salah satu kapal ternama dalam sejarah.
Keberadaannya terus diingat oleh sejumlah buku, film, pameran, dan tugu
peringatan.
Latar Belakang
Dibangun di Belfast, Irlandia, Kerajaan Bersatu, RMS Titanic adalah kapal kedua dari
tiga kapal samudra kelas Olympic - sisanya
adalah RMS Olympic dan HMHS Britannic (aslinya
bernama Gigantic). Ketiganya adalah kapal terbesar dalam armada
perusahaan perkapalan Britania White Star Line, yang terdiri
dari 29 kapal uap dan tender pada tahun 1912 Tiga kapal tersebut lahir dalam
sebuah perbincangan pada pertengahan 1907 antara kepala White Star Line, J. Bruce Ismay, dan hartawan
Amerika Serikat J. Pierpont
Morgan, yang
mengendalikan perusahaan induk White Star Line, International Mercantile Marine
Co. White Star
Line menghadapi tantangan yang semakin menjadi-jadi dari pesaing utamanya, Cunard, yang telah
meluncurkan Lusitania dan Mauretania – kapal penumpang tercepat yang beroperasi saat itu –
dan perusahaan pelayaran Jerman, Hamburg America dan Norddeutscher Lloyd. Ismay memilih untuk bersaing dalam
hal ukuran ketimbang kecepatan dan berencana meluncurkan jajaran kapal baru
yang ukurannya lebih besar daripada sebelumnya serta dibuat senyaman dan
semewah mungkin.
Jajaran kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belfast, Harland and Wolff, yang sudah
punya hubungan lama dengan White Star Line sejak 1867. Harland and Wolff
diberikan keuntungan besar dalam merancang kapal untuk White Star Line;
pendekatan seperti biasa ditujukan kepada White Star Line untuk membuat sketsa
konsep umum yang akan dipakai dan diubah menjadi desain kapal oleh Harland and
Wolff. Pertimbangan biaya relatif rendah di agendanya dan Harland and Wolff
diminta mengeluarkan biaya atas segala kebutuhan kapal, ditambah margin
keuntungan lima persen. Untuk kapal kelas Olympic, biaya sebesar £3 juta
untuk dua kapal pertama disetujui disertai beberapa "ekstra atas
kontrak" dan bayaran lima persen seperti biasa.
Harland and Wolff menempatkan para desainer utamanya
dalam perancangan kapal kelas Olympic. Perancangan ini diawasi oleh Lord Pirrie, direktur
Harland and Wolff dan White Star Line; arsitek laut Thomas
Andrews, direktur
pelaksana departemen desain Harland and Wolff; Edward Wilding, wakil Andrews
dan bertanggung jawab atas penghitungan desain kapal, keseimbangan dan kerapiannya;
dan Alexander
Carlisle, kepala juru
gambar kapal dan manajer umum.
Tugas Carlisle adalah dekorasi, perlengkapan dan semua
pengaturan umum, termasuk penerapan desain derek sekoci yang efisien.
Pada tanggal 29 Juli 1908, Harland and Wolff
mempresentasikan sketsanya kepada J. Bruce Ismay dan para eksekutif White Star
Line lainnya. Ismay menyetujui desain tersebut dan menandatangani tiga
"surat perjanjian" dua hari kemudian yang mengizinkan pembangunan
kapal.Saat itu, kapal pertama tersebut – yang kelak menjadi Olympic –
belum mempunyai nama, tetapi hanya ditandai sebagai "Number 400",
karena kapal ini adalah kapal ke-400 yang dibangun Harland and Wolff. Titanic
didasarkan pada versi revisi desain yang sama dan diberi nomor 401.
Dimensi dan Pengaturan
Titanic memiliki panjang 882 kaki 9 inches
(269.1 m) dengan lebar maksimum 92 kaki 6 inches
(28.2 m). Tinggi keseluruhannya, diukur dari
dasar lunas ke puncak anjungan, adalah 104 kaki (32 m). Kapal ini berbobot 46.328 ton daftar bruto dan dengan daya muat 34 kaki 7 inches
(10.5 m), kapal ini berbobot total 52.310 ton.
Ketiga kapal kelas Olympic mempunyai sebelas
geladak (tidak termasuk kantor perwira di bagian atas), delapan di antaranya
digunakan penumpang. Dari atas ke bawah, geladak-geladak tersebut adalah:
- Boat Deck, tempat
sekoci dileatkkan. Pada jam-jam pertama 15 April 1912, dari sinilah
sekoci Titanic diturunkan ke Samudra Atlantik Utara. Anjungan dan
ruang kemudi ada di ujung depan, di depan kantor kapten dan perwira.
Anjungan terletak 8 kaki (2.4 m) di atas geladak, menjorok ke samping agar kapal
dapat diawasi ketika merapat. Ruang kemudi terletak tepat di belakang dan
atas anjungan. Pintu masuk ke Grand Staircase Kelas
Satu dan gimnasium ada di tengah kapal bersama atap lounge Kelas Satu,
sementar di belakang geladak adalah atap ruang cerutu Kelas Satu dan pintu
masuk Kelas Dua yang relatif sederhana. Geladak berlapis kayu ini terbagi
menjadi empat teras terpisah; secara berurutan untuk perwira, penumpang
Kelas Satu, teknisi dan penumpang Kelas Dua. Sekoci berjajar di sisi
geladak, melompati wilayah Kelas Satu agar pemandangan dari sana tidak
terganggu.
- A Deck, juga disebut
Promenade Deck, membentang sepanjang keseluruhan panjang struktur
super ini, yaitu 546 kaki (166 m).
Geladak
ini dirancang khusus untuk penumpang Kelas Satu dan berisikan kabin Kelas
Satu, lounge Kelas Satu, ruang cerutu, ruang baca tulis dan Palm Court.
- B Deck, atau Bridge
Deck, adalah geladak atas penopang berat sekaligus tingkat teratas
lambung kapal. Sebagian besar akomodasi penumpang Kelas Satu dibangun di
sini, dilengkapi enam kamar istana (kabin) yang memiliki terasnya sendiri.
Di Titanic, A La Carte Restaurant dan Café Parisien
menyediakan fasilitas makan mewah bagi penumpang Kelas Satu. Keduanya
dioperasikan oleh koki dan staf subkontrak; semuanya tewas dalam bencana.
Ruang cerutu Kelas Dua dan aula pintu masuk ada di geladak ini. Geladak
haluan kapal yang terangkat berada di depan Bridge Deck dan terdiri dari
palka Nomor 1 (palka utama menuju ruang kargo), berbagai macam mesin dan
jangkar. Geladak ini tertutup bagi penumpang; adegan "terbang"
yang terkenal di haluan kapal pada film Titanic tahun 1997 tidak akan mungkin terjadi di dunia
nyata. Buritan Bridge Deck adalah Poop Deck yang dinaikkan, dengan panjang
106 kaki (32 m), digunakan sebagai teras untuk penumpang Kelas
Tiga. Di sanalah tempat bertahan terakhir bagi banyak penumpang dan awak Titanic
ketika kapal tenggelam. Geladak haluan dan Poop Deck terpisah dari Bridge
Deck melalui dek turun.
- C Deck, atau Shelter
Deck, adalah geladak tertinggi yang merentang langsung dari ujung
haluan ke ujung buritan kapal. C Deck terdiri dari dua geladak turun;
geladak buritan adalah bagian dari tempat jalan-jalan Kelas Tiga. Kabin
awak terletak di bawah geladak haluan dan ruang umum Kelas Tiga terletak
di bawah Poop Deck. Di antara keduanya adalah sebagian besar kabin Kelas
Satu dan perpustakaan Kelas Dua.
- D Deck, atau Saloon
Deck, didmonasi oleh tiga ruang umum berukuran besar – Ruang Resepsi
Kelas Satu, Ruang Makan Kelas Satu, dan Ruang Makan Kelas Dua. Sebuah
ruang terbuka juga dibangun untuk penumpang Kelas Tiga. Para penumpang
Kelas Satu, Dua, dan Tiga memiliki kabin di geladak ini, dilengkapi kamar
tidur untuk juru api yang terletak di haluan. Geladak ini adalah tingkat
tertinggi yang dicapai sekat kedap air kapal (meski hanya delapan dari
lima belas sekat).
- E Deck, atau Upper
Deck, lebih dimanfaatkan untuk akomodasi penumpang untuk semua kelas
ditambah kamar tidur koki, pelaut, pelayan, dan penghias. Di sepanjang
geladak ini, terdapat sebuah lorong panjang yang dijuluki Scotland Road oleh para awak, merujuk pada nama
sebuah jalan terkenal di Liverpool.
- F Deck, atau Middle
Deck, adalah geladak lengkap yang terakhir dan didominasi akomodasi
untuk penumpang Kelas Tiga. Ada pula beberapa kabin Kelas Dua dan
akomodasi awak. Ruang makan Kelas Tiga terletak di sini, begitu pula kolam
renang dan pemandian Turki.
- G Deck, atau Lower
Deck, adalah geladak lengkap terendah yang mengangkut penumpang. dan
memiliki jendela kapal paling bawah, tepat di atas garis air. Lapangan
squash terletak di sini bersama kantor pos berjalan, tempat para petugas
surat menyortir surat dan parsel untuk dikirimkan setelah kapal merapat di
dermaga. Bahan pangan juga disimpan di sini. Di beberapa tempat, geladak
ini ditembus oleh geladak orlop (setengah) di atas ruang ketel, mesin, dan turbin.
- Orlop
Decks dan Tank
Top berada di tingkat terendah kapal, di bawah garis air. Geladak
orlop dipakai untuk ruang kargo, sementara Tank Top – bagian bawah
terdalam di lambung kapal – memiliki ruang tempat ketel, turbin, dan
generator listik kapal dipasang. Bagian kapal yang satu ini didominasi
oleh ruang mesin dan ketel, tempat-tempat yang tidak biasa dilihat
penumpang. Kedua ruang ini terhubung dengan tingkat teratas di kapal
melalui serangkaian tangga; dua tangga spiral dekat haluan memberi akses
ke D Deck.
Fitur
Mesin, Ketel, dn Generator
Titanic dilengkapi dengan tiga mesin - dua mesin uap tiga
ekspansi empat silinder bolak-balik dan satu turbin Parsons bertekanan
rendah di tengah - yang masing-masing mendorong satu baling-baling. Dua mesin
bolak-balik memiliki kekuatan gabungan sebesar 30.000hp dan sisa 16.000hp
berasal dari turbin.White Star
Line sebelumnya berhasil memakai kombinasi mesin yang sama pada kapal SS Laurentic. Gabungan ini memberikan kombinasi
performa dan kecepatan yang bagus; mesin bolak-balik sendiri tidak cukup kuat
untuk mendorong sebuah kapal kelas Olympic pada kecepatan yang
diinginkan, sementara turbin lumayan kuat namun mengakibatkan getaran yang
tidak nyaman, sebuah masalah yang memengaruhi kapal-kapal serba turbin milik
Cunard, Lusitania dan Mauretania. Dengan menggabungkan mesin
bolak-balik dengan sebuah turbin, pemakaian bahan bakar dapat dikurangi dan
tenaga motif meningkat dengan jumlah uap yang sama.
Dua mesin bolak-balik berukuran raksasa, masing-masing
sepanjang 63 kaki (19 m) dan berbobot 720 ton. Pelat dasarnya sendiri berbobot
195 ton. Kedua mesin didorong tenaga uap yang dihasilkan 29 ketel, 24 di
antaranya berujung ganda dan 5 berujung tunggal, yang terdiri dari 159 tungku
secara keseluruhan. Ketel-ketel tersebut berdiameter 15 kaki 9 inches
(4.8 m) dan sepanjang 20 kaki (6.1 m), masing-masing berbobot 91,5 ton dan mampu menampung
48,5 ton air.
Ketel ini dipanaskan oleh pembakaran batu bara, 6.611 ton
di antaranya ditampung di bunker Titanic dan 1.092 ton sisanya disimpan
di Hold 3. Tungku-tungku tersebut membutuhkan lebih dari 600 ton batu bara
sehari yang disodok ke dalam menggunakan tangan, sehingga membutuhkan tenaga
176 juru api selama 24 jam. 100 ton abu per hari dibuang dengan melepaskannya
ke laut. Pekerjaan seperti ini tampak keras, kotor, dan berbahaya, meski digaji
relatif besar,ada tingkat bunuh diri yang tinggi di antara para juru api yang
menjalaninya.
Uap buangan yang meninggalkan mesin bolak-balik dimasukkan
ke turbin di buritan. Dari sana, uap diteruskan ke kondensator sehingga bisa
diembunkan menjadi air dan dipakai lagi. Mesin-mesin terpasang langsung dengan
tangkai panjang yang mengendalikan baling-baling. Ada tiga baling-baling, satu
untuk setiap mesin; baling-baling terluar (atau samping) adalah yang terbesar,
masing-masing terdiri dari tiga bilah aloi mangan-perunggu dengan diameter
total 235 kaki (72 m). Baling-baling tengah berdiameter 17 kaki (5.2 m), dapat dihentikan, namun tidak dapat dimundurkan.
Pembangkit listrik Titanic mampu menghasilkan
lebih banyak listrik ketimbang satu pembangkit listrik kota pada masa
itu.Buritan mesin turbin terisi oleh empat generator listrik tenaga uap 400kW
yang digunakan untuk menyediakan tenaga listrik kapal, plus dua generator
pembantu 30 kW untuk keperluan darurat. Tempatnya ada di belakang kapal,
sehingga masih sempat beroperasi sampai menit-menit terakhir sebelum kapal
tenggelam.
Fasilitas Teknis
Kemudi Titanic lumayan besar – setinggi 78 kaki 8 inches
(24.0 m) dan sepanjang 15 kaki 3 inches
(4.6 m), berbobot lebih dari 100 ton –
sehingga dibutuhkan mesin
kemudi untuk
menggerakkannya. Dua mesin kemudi berkekuatan uap dipasang meski hanya satu
yang dipakai, sementara satu lagi sebagai cadangan. Keduanya terhubung dengan tangkai
kemudi pendek melalui
per keras untuk mengisolasi mesin kemudi dari kejutan apapun akibat laut keras
atau perubahan arah yang cepat. Sebagai pilihan terakhir, tangkai kemudi dapat
dipindahkan dengan tali yang terhubung dengan dua putaran jangkar uap. Putaran jangkar ini juga digunakan untuk menaikkan
dan menurunkan lima jangkar kapal (satu di kiri, satu kanan, satu tengah, dan
dua jangkar lengkung).
Kapal ini memiliki sistem pengaliran airnya sendiri, yang
mampu memanaskan dan memompa air ke seluruh kapal melalui jaringan pipa dan
katup yang rumit. Suplai air utama dibawa ke kapal ketika Titanic masih
di pelabuhan, tetapi dalam keadaan darurat pun kapal mampu menyuling air tawar
dari laut, meski ini bukan proses langsung karena saluran distilasi mudah
tersumbat endapan garam. Serangkaian saluran terisolasi mengangkut udara hangat
ke seluruh kapal yang berasal dari kipas listrik, dan kabin Kelas Satu
dilengkapi pemanas listriknya sendiri.
Titanic dilengkapi dengan telegraf nirkabel jeda percik berkekuatan 1,5 kW yang dipasang di ruang radio
Geladak Anjungan. Satu set dipakai untuk mengirim pesan dan satu lagi, di bilik
kedap suara, untuk menerima pesan. Sinyal dipancarkan melalui dua kabel paralel
yang dibentangkan di antara menara-menara kapal, 50 kaki (15 m) di atas cerobong untuk menghindari asap korosifnya.
Sistem ini adalah salah satu yang tercanggih di dunia dengan jangkauan sampai
1.000 mil. Sistem ini dimiliki dan dioperasikan oleh Marconi Company, bukan White Star Line, dan hanya diperuntukkan kepada penumpang,
bukan operasi kapal. Fungsi dua operator nirkabel – keduanya karyawan Marconi –
adalah mengoperasikan layanan pengiriman dan penerimaan telegram nirkabel 24
jam untuk penumpang. Mereka juga meneruskan pesan profesional kapal seperti
laporan cuaca dan peringatan es.
Fasilitas Penumpang
Fasilitas penumpang di Titanic dibangun semewah
mungkin. Kapal ini dapat menampung 739 penumpang Kelas Satu, 674 Kelas Dua dan
1.026 Kelas Tiga. Para awaknya berjumlah sekitar 900 orang; secara
keseluruhan, kapal ini dapat menampung 3.339 orang. Desain interiornya
jauh berbeda dari kapal-kapal penumpang lainnya, yang umumnya didekorasi dengan
gaya rumah
puri atau rumah pedesaan Inggris. Titanic dirancang dengan gaya
yang lebih ringan seperti hotel-hotel kontemporer kelas atas – Ritz
Hotel menjadi
rujukannya – dengan kabin Kelas Satu dibangun dengan gaya Kekaisaran. Berabgai gaya dekoratif lain, mulai dari Renaisans sampai gaya Victoria, dipakai untuk mendekorasi kabin dan ruang umum di
kawasan Kelas Satu dan Dua. Tujuannya adalah memberi kesan bahwa penumpang
berada di hotel terapung alih-alih kapal penumpang; sebagaimana kesaksian
seorang penumpang, ketika memasuki interior kapal, seseorang akan merasa
"kehilangan perasaan bahwa kita berada di atas kapal, dan seolah-olah
memasuki aula rumah besar di pesisir pantai."
Penumpang dapat memanfaatkan sistem telepon kapal,
perpustakaan pinjam buku, dan salon besar. Kelas Satu dilengkapi kolam renang,
gimnasium, lapangan squash, pemandian Turki, pemandian listrik dan kafe teras. Ruang umum Kelas Satu
dilengkapi panel kayu ukiran, furnitur mahal dan dekorasi lainnya, sementara
ruang umum Kelas Tiga dilengkapi panel kayu pinus dan furnitur jati. Café
Parisien terletak di teras terbuka yang dilengkapi dekorasi trellis dan
menawarkan haute cuisine Perancis terbaik untuk penumpang Kelas Satu.
Fasilitas Penumpang Kelas Satu Titanic
Penumpang Kelas Tiga tidak diperlakukan semewah Kelas
Satu, tetapi kondisi mereka masih lebih baik daripada penumpang Kelas Tiga di
kapal lain pada masa itu. Mereka ditempatkan di kabin tidur berkapasitas dua
dan sepuluh orang, dengan 164 kamar terbuka tambahan untuk para pemuda di G
Deck. Dalam hal fasilitas mandi dan cuci, mereka lebih terbatas ketimbang
penumpang Kelas Satu atau Dua. Mereka hanya diberi dua kamar mandi, satu untuk
pria dan satu lagi wanita, untuk keseluruhan Kelas Tiga. Mereka harus mencuci
pakaian mereka sendiri di ruang cuci yang dilengkapi bak besi, sementara
penumpang Kelas Satu dan Dua dapat memakai jasa binatu kapal. Ada pula
batasan terhadap kawasan kapal yang boleh dimasuki; ketiga kelas penumpang
terpisah satu sama lain, dan meski teorinya penumpang kelas teratas dapat
mengunjungi kawasan kelas terendah, kenyataannya mereka tidak diperbolehkan
melakukannya demi menghormati kebiasaan sosial pada masa itu. Pemisahan kelas
terlihat pada perlengkapan kapal, toilet Kelas Tiga terbuat dari besi,
sementara Kelas Dua porselen dan Kelas Satu marmer.
Fasilitas kenyamanan disediakan untuk ketiga kelas untuk
menghabiskan waktu. Selain memanfaatkan fasilitas dalam ruangan seperti
perpustakaan, ruang cerutu dan gimnasium, penumpang juga perlu bersosialisasi
di dek terbuka, jalan-jalan atau menenangkan diri di kursi dek atau kursi kayu.
Sebuah daftar penumpang diterbitkan sebelum pelayaran untuk menginformasikan
kepada publik mana saja anggota keluarga berpengaruh yang naik kapal, dan sudah
umum bagi ibu-ibu yang ambisius untuk memanfaatkan daftar ini untuk mengenali
orang-orang kaya yang dapat diperkenalkan kepada anaknya sepanjang pelayaran.
Salah satu fitur paling menarik di Titanic adalah
tangga Kelas Satunya, yang dikenal sebagai Grand Staircase atau Grand
Stairway. Tangga ini menuruni lima dek kapal, dari Boat Deck ke Reception Room
yang bergabung dengan First Class Dining Saloon di D Deck. Ruangan ini
beratapkan kubah besi tempa dan kaca yang menyalurkan cahaya alami. Setiap
ujung bawah tangga mengarah ke aula pintu masuk yang diterangi lampu
berlapiskan emas. Di ujung atas tangga terdapat panel kayu ukiran besar
berisikan jam ditambah kata-kata "Honour and Glory Crowning Time"
yang mengitari jam. Grand Staircase hancur dalam peristiwa tenggelamnya Titanic
dan sekarang menjadi lubang di kapal yang dipakai para penjelajah modern untuk
mengakses dek bawah. Selama perekaman Titanic karya James Cameron pada
tahun 1997, replika Grand Staircase-nya tercabut dari fondasinya akibat desakan
air yang masuk dengan deras di studio. Diasumsikan bahwa pada peristiwa
aslinya, seluruh Grand Staircase terangkat ke atas melalui kubah ruangan.
Surat Dan Kargo
Meski Titanic adalah kapal penumpang, kapal ini
juga mengangkut sejumlah kargo. Gelar Royal Mail Ship-nya menandakan bahwa Titanic mengangkut surat di
bawah kontrak dengan Royal Mail (dan juga United States Post Office
Department).
26.800 kaki kubik (760 m3) ruang kargonya dikhususkan
untuk penyimpanan surat, parsel dan mata uang (emas lantak, koin, dan barang
berharga lain). Sea Post Office di G Deck dikelola oleh lima petugas pos, tiga
dari Amerika Serikat dan dua dari Britania Raya, yang bekerja tiga belas jam
sehari, tujuh hari seminggu, menyortir hingga 60.000 surat/barang setiap
harinya.
Penumpang kapal turut membawa bagasi dalam jumlah besar;
19.455 kaki kubik (550.9 m3) ruang kargo dipenuhi bagasi
kelas satu dan dua. Selain itu, ada berbagai macam kargo reguler, mulai dari
furnitur hingga bahan pangan dan bahkan mobil motor. Meski muncul beberapa
mitos bahwa kargo pada pelayaran perdana Titanic sangat melimpah; tidak
ditemukan emas, mineral eksotis atau intan, dan salah satu barang terkenal yang terjebak
di bangkai kapal, salinan Rubaiyat of Omar Khayyam, hanya bernilai £405 (£29.717 hari
ini) – cuma barang-barang legenda.Titanic dilengkapi dengan delapan
takal listrik, empat derek listrik dan tiga derek uap untuk mengangkat kargo
dan bagasi ke dalam dan luar ruang kargo. Diperkirakan bahwa kapal ini memakai
415 ton batu bara di Southampton untuk menghasilkan uap untuk mengoperasikan
derek kargo, penghangat dan penerangan.
Sekoci
Titanic mengangkut 20 sekoci secara keseluruhan: 14 sekoci kayu
standar Harland and Wolff dengan kapasitas masing-masing 65 orang dan
empat sekoci "lipat" Englehardt (diberi tanda A sampai D) dengan kapasitas
masing-masing 47 orang. Selain itu, kapal ini memiliki dua kapal dayung dengan
kapasitas masing-masing 40 orang.
Semua sekoci
disimpan rapat di Boat Deck dan, kecuali sekoci lipat A dan B, terhubung
dengan derek
kapal melalui tali.
Sekoci di sisi kanan diberi nomor ganjil 1–15 dari haluan ke buritan, sementara
sekoci di sisi kiri diberi nomor genap 2–16 dari haluan ke buritan. Kedua kapal
dayung dibiarkan berayun dan tergantung di derek agar dapat segera dipakai,
sementara sekoci lipat C dan D disimpan di Boat Deck (terhubung dengan
derek) langsung di dalam sekoci 1 dan 2. A dan B disimpan di atap kantor
perwira, di masing-masing sisi cerobong nomor 1. Tidak ada derek untuk
menurunkannya dan bobotnya akan sangat menantang ketika diluncurkan. Setiap
sekoci berisikan makanan, air, selimut, dan pelampung cadangan. Tali penyelamat
di sisi sekoci memungkinkan penumpang menyelamatkan korban lainnya dari air
jika perlu.
Titanic memiliki 16 set derek kapal, masing-masing mampu
menangani 4 sekoci. Ini memberikan Titanic kemampuan untuk mengangkut 64
sekoci kayu yang muat
untuk 4.000 orang – melebihi kapasitas kapal aslinya. Sayangnya, White
Star Line memutuskan agar 16 sekoci kayu dan empat sekoci lipat yang diangkut,
yang mampu menampung 1.178 orang, sepertiga kapasitas total Titanic.
Pada waktu itu, regulasi Board of Trade mensyaratkan kapal-kapal Britania
berbobot lebih dari 10.000 ton membawa 16 sekoci dengan kapasitas 990
penumpang. Meski begitu, White Star Line menyediakan akomodasi sekoci lebih
banyak daripada yang disyaratkan secara hukum.
Pembangunan Dan Persiapan
Konstruksi, Peluncuran Dan Pemasangan
Ukuran Titanic dan kapal-kapal saudaranya yang raksasa memberikan
tantangan teknik tersendiri bagi Harland and Wolff; belum pernah ada pembangun
kapal yang berhasil membangun kapal sebesar ini. Kapal-kapal ini dibangun di
Queen's Island, sekarang bernama Titanic
Quarter, di Belfast
Harbour. Harland and Wolff
harus menghancurkan tiga seluncur kapal dan membangun dua seluncur baru, yang merupakan seluncur terbesar yang pernah dibangun
pada masa itu, untuk mengakomodasi kapal-kapal raksasa.
Pembangunannya difasilitasi oleh alat peluncur raksasa yang dibangun oleh Sir
William Arrol & Co.,
sebuah firma asal Skotlandia yang pernah membangun Forth Bridge dan Tower
Bridge London. Arrol
Gantry berdiri setinggi 228 kaki (69 m), dengan lebar 270 kaki (82 m) dan panjang 840 kaki (260 m), serta berbobot lebih dari 6.000 ton. Alat peluncur ini
terdiri dari beberapa takal bergerak. Sebuah takal apung yang mampu mengangkut
bobot 200 ton didatangkan langsung dari Jerman.
Pembangunan Titanic dan Olympic dilakukan secara bersamaan
dan terpisah, dengan lambung Olympic pertama diletakkan pada
16 Desember 1908 dan lambung Titanic pada tanggal 31 Maret
1909. Kedua kapal dibangun selama 26 bulan dan melalui proses konstruksi yang
sama. Kapal-kapal tersebut dirancang sebagai sebuah box girder apung raksasa, dengan lunasnya yang berperan sebagai tulang punggung dan kerangka
lambungnya sebagai tulang dada. Di dasar kapal, sebuah penopang ganda sedalam
5 kaki 3 inches (1.6 m) menopang 300 kerangka, masing-masing terpisah sejauh
24 inci (61 cm) dan 36 inci (91 cm) dan sepanjang 66 kaki (20 m). Penopang ini berakhir di dek anjungan (B Deck) dan
dilapisi pelat baja yang membentuk kulit terluar kapal.
2.000 pelat lambungnya terdiri dari bagian-bagian baja gulung, kebanyakan
selebar 6 kaki (1.8 m) dan sepanjang 30 kaki (9.1 m) dan berbobot antara 2,5 dan 3 ton. Ketebalannya bervariasi mulai 15 inci (38 cm)
hingga 1 inci (2.5 cm). Pelat-pelat tersebut dipasang dengan gaya klinker (tumpang tindih) dari lunas sampai lambungnya. Di atas
bagian itu, pelat dipasang dengan gaya "luar dalam", yang berarti
pemasangan pelat pelatnya dipasang berbentuk pita (disebut "pelat lurus
dalam") dengan celah yang ditutup oleh "pelat lurus luar",
sehingga tumpang tindih di pinggirannya. Pengelasan baja masih terdengar baru sehingga struktur ini perlu digabung
dengan lebih dari tiga juta paku sumbat besi dan baja yang keseluruhannya berbobot lebih dari
1.200 ton. Paku sumbat ini dipasang menggunakan mesin hidrolik atau dipaku
dengan tangan.
Interior kapal kelas Olympic dibagi menjadi enam belas kompartemen
utama yang dibagi menjadi lima belas sekat yang membentang di atas garis air.
Sebelas pintu kedap air yang menutup secara vertikal dapat mengunci kompartemen
jika terjadi keadaan darurat". Geladak terbuka kapal terbuat dari kayu
pinus dan jati, sementara langit-langit kapal dilapisi butiran gabus bercat
untuk mencegah kondensasi. Superstruktur ini terdiri dari dua geladak, Promenade
Deck dan Boat Deck, yang memiliki panjang 500 kaki (150 m). Kedua geladak berisikan kantor perwira, gimnasium,
ruang umum dan kabin kelas satu, ditambah anjungan dan ruang kemudi. Sekoci
kapal ditempatkan di Boat Deck, dek paling atas. Di atas geladak terdapat empat
cerobong, meski hanya tiga yang berfungsi - cerobong terakhir cuma hiasan untuk
estetika saja – dan dua menara, masing-masing setinggi 155 kaki (47 m), yang menopang derek untuk pemuatan kargo. Sebuah kabel
komunikasi nirkabel dibentangkan di antara kedua menara.
Pembangunan kapal ini begitu sulit dan berbahaya. Untuk 15.000 orang yang
bekerja di Harland and Wolff pada saat itu, pencegahan keselamatan dirancang
sebagus mungkin; banyak pekerjaan berbahaya yang dilakukan tanpa peralatan
keselamatan seperti topi atau pelindung tangan pada mesin. Akibatnya, timbul
korban tewas dan luka-luka. Selama pembangunan Titanic, tercatat 246
kasus luka-luka, 28 di antaranya "parah", seperti lengan terluka
karena mesin atau kaki yang tertimpa bagian-bagian baja yang jatuh. Enam orang
meninggal di dalam kapal ketika sedang dibangun dan dipasang dan dua lainnya
meninggal di bengkel dan gudang galangan kapal. Tepat sebelum peluncuran,
seorang pekerja tewas ketika sebilah kayu menimpanya.
Titanic
diluncurkan pada pukul 12:15 tanggal 31 Mei 1911 di hadapan Lord Pirrie, J.
Pierpoint Morgan dan J. Bruce Ismay dan 100.000 penonton. 22 ton sabun dan
lemak disebarkan di seluncuran untuk memudahkan peluncuran kapal ke Sungai Lagan. Sesuai kebijakan lama White Star Line, kapal ini tidak
diberi nama secara resmi maupun dibaptis dengan sampanye. Kapal ini ditarik ke
dermaga pemasangan, tempat mesin, cerobong dan superstrukturnya dipasang dan
interiornya dilengkapi selama satu tahun selanjutnya.
Meski Titanic tampak identik dengan kapal saudara sebelumnya, Olympic, sejumlah perubahan dilakukan untuk membedakan kedua
kapal. Perubahan yang paling mudah dikenali adalah bahwa Titanic (dan
kapal saudara selanjutnya, Britannic) memilikii bingkai baja dengan jendela geser di
sepanjang setengah depan teras A Deck. Jendela ini dipasang pada menit-menit
terakhir atas permintaan pribadi Bruce Ismay, dan bertujuan untuk memberi
perlindungan tambahan bagi penumpang kelas satu. Perubahan-perubahan ini
menjadikan Titanic secara marjinal lebih berat ketimbang kapal
saudaranya, dan dapat mengklaim diri sebagai kapal terbesar yang berlayar pada
masa itu. Pekerjaan ini lebih lama daripada yang diharapkan akibat perubahan
rancangan yang diperintahkan Ismay dan penundaan sementara karena perbaikan Olympic,
yang mengalami tabrakan pada September 1911. Jika Titanic sudah rampung
dari dulu, kapal ini nantinya mungkin tidak menabrak gunung es.
Pelayaran Uji Coba
Pelayaran uji coba Titanic dimulai pukul 06.00 pada hari Senin,
2 April 1912, dua hari setelah pemasangannya selesai dan delapan hari
sebelum meninggalkan Southampton untuk pelayaran perdananya. Ujicoba ini
ditunda selama satu hari karena cuaca buruk, namun pada Senin pagi cuaca cerah
dan sejuk. Kapal ini mengangkut 78 juru api, tukang minyak, dan
41 awak kapal. Tidak ada staf domestik di kapal tersebut. Perwakilan dari
berbagai perusahaan ikut dalam uji coba Titanic, Thomas Andrews dan
Edward Wilding dari Harland and Wolff dan Harold A. Sanderson dari IMM. Bruce
Ismay dan Lord Pirrie terlalu sakit untuk hadir. Jack Phillips dan Harold
Bride bertugas sebagai
operator radio, dan melaukan penyesuaian terhadap alat-alat Marconi. Francis
Carruthers, seorang pengawas dari Board of Trade, juga hadir untuk melihat
apakah semuanya berjalan dengan baik dan apakah kapal ini layak mengangkut
penumpang.
Pelayaran uji cobanya terdiri dari serangkaian tes terhadap karakteristik
kendalinya yang pertama dilaksanakan di Belfast Lough dan perairan terbuka Laut
Irlandia. Selama dua belas
jam, Titanic dioperasikan dengan beragam kecepatan, kemampuan beloknya diuji
dan "berhenti mendadak" dilakukan dengan pemunduran mesin dari mode
maju penuh hingga mundur penuh, sehingga kapal ini berhenti pada jarak
850 yd (777 m)
atau 3 menit 15 detik. Kapal ini menempuh jarak sekitar 80 mil laut
(92 mi; 150 km), dengan rata-rata 18 knot (21 mph;
33 km/jam) dan mencapai kecepatan maksimum di bawah 21 knot
(24 mph; 39 km/jam). Ketika pulang ke Belfast pada sekitar pukul
19.00, pengawas Board of Trade menandatangani "Agreement and Account of
Voyages and Crew" yang sah selama dua belas bulan dan menetapkan kapal ini
layak berlayar di laut. Satu jam kemudian, Titanic kembali meninggalkan
Belfast – untuk terakhir kalinya – untuk berlayar ke Southampton
sejauh 570 mil laut (660 mi; 1,060 km). Setelah berlayar selama
28 jam, kapal tiba sekitar tengah malam 4 April dan ditarik ke Berth 44 di pelabuhan
Southampton, bersiap untuk kedatangan penumpangnya dan seluruh awaknya.
Pelayaran perdana
Titanic
akan berlayar dalam bentuk kapal utuh selama dua minggu sebelum tenggelam;
kendati didaftarkan di Liverpool, kapal ini tidak pernah tiba di sana.
Kisah peristiwa tenggelamnya begitu terkenal, tetapi akan
dijabarkan secara singkat di sini.
Pelayaran perdana Titanic ditujukan menjadi pelayaran lintas
Atlantik pertama antara Southampton di Inggris, Cherbourg di Perancis,
Queenstown di Irlandia, dan New York di Amerika Serikat, pulang melalui Plymouth di Inggris pada rute ke timur. White Star Line akan
mengoperasikan tiga kapal pada rute ini: Titanic, Olympic, dan RMS
Oceanic yang lebih
kecil ukurannya. Masing-masing kapal akan berlayar tiga minggu sekali dari
Southampton dan New York, biasanya berangkat pada siang hari setiap Rabu dari
Southampton dan setiap Sabtu dari New York, sehingga memungkinkan White Star
Line mengoperasikan pelayaran mingguan dari masing-masing kota. Kereta khusus
dijadwalkan dari London dan Paris untuk mengangkut penumpang ke Southampton dan
Cherbourg. Dermaga dalam di Southampton, yang saat itu bernama "White
Star Dock", telah dibangun sedemikian rupa untuk mengakomodasi
kapal-kapal kelas Olympic yang baru dan dibuka tahun 1911.
Awak
Titanic
memiliki sekitar 885 awak kapal untuk pelayaran perdananya. Sebagaimana
kapal-kapal lain pada masa itu, Titanic tidak mempunyai awak permanen,
dan sebagian besar awaknya adalah pekerja biasa yang naik kapal beberapa jam
sebelum berlayar dari Southampton. Proses perekrutan sudah dimulai pada
23 Maret dan beberapa di antara mereka telah dikirim ke Belfast, tempat
mereka bekerja sebagai awak utama selama uji coba pelayaran laut Titanic
dan perjalanan ke Inggris pada awal April.
Kapten Edward John
Smith, kapten paling
senior di White Star Line, ditransfer dari Olympic untuk mengambil alih
kendali Titanic. Henry Tingle Wilde
juga ditarik dari Olympic untuk bertugas sebagai Chief Mate. Chief Mate dan First Officer Titanic sebelumnya,
William McMaster
Murdoch dan Charles Lightoller, diturunkan pangkatnya masing-masing ke First dan Second
Officer. Second Officer yang asli, David
Blair, tidak jadi
dipekerjakan.
Awak Titanic dibagi menjadi tiga departemen utama; Dek, dengan 66
awak; Mesin, 325 orang; dan Makanan, 494 orang. Mayoritas awak kapal bukan
pelaut, tetapi teknisi, pemadam kebakaran atau tukang api yang bertugas
mengawasi mesin, atau pelayan dan staf dapur yang bertugas melayani penumpang.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 97% di antaranya adalah pria; hanya 23 awak
yang wanita, biasanya bertugas sebagai pelayan. Sisanya mewakili beragam
profesi – tukang roti, koki, tukang daging, tukang ikan, pencuci piring,
pengurus, instruktur gimnasium, petugas binatu, pelayan, pengatur tempat tidur,
tukang bersih-bersih dan bahkan pencetak, yang mencetak harian Atlantic
Daily Bulletin untuk penumpang dengan berita-berita terkini yang
disampaikan melalui operator nirkabel kapal.
Sebagian besar awak kapal mendaftar di Southampton pada tanggal
6 April; secara keseluruhan, 699 awak berasal dari sana, dan 40 persen di antaranya
adalah warga asli kota tersebut. Sejumlah staf khusus ada yang mempekerjakan
diri dan ada pula yang merupakan subkontraktor. Mereka meliputi lima petugas
pos, yang bekerja untuk Royal Mail dan US Postal Service, staf Restoran A La
Carte Kelas Satu dan Café Parisien, operator radio (dipekerjakan Marconi)
dan delapan musisi, yang dipekerjakan oleh sebuah lembaga dan berangkat dengan
status penumpang kelas dua. Gaji awak kapal sangat beragam, mulai dari Kapten
Smith sebesar £105 per bulan (sama dengan £7.704 hari ini) hingga £3 10s (£257 hari ini) yang diterima pelayan. Staf makanan yang
dibayar rendah bisa menambah gaji mereka melalui tip dari penumpang.
Penumpang
Penumpang Titanic mencapai 1.317 orang: 324 di Kelas Satu, 284
di Kelas Dua, dan 709 di Kelas Tiga. 869 (66%) di antaranya adalah pria dan 447
(34%) wanita. Ada 107 anak-anak yang menumpang, kebanyakan adalah penumpang
Kelas Tiga. Titanic dianggap belum mencukupi kapasitas pada saat
pelayaran perdananya, karena kapal ini mampu menampung 2.566 penumpang – 1.034
di Kelas Satu, 510 di Kelas Dua dan 1.022 di Kelas Tiga.
Biasanya, kapal mewah seperti Titanic sudah dipesan penuh saat
pelayaran perdananya. Sayangnya, mogok
batu bara nasional di Britania
Raya mengakibatkan gangguan pada jadwal perkapalan musim semi 1912, sehingga
banyak pelayaran lintas samudra dibatalkan. Banyak calon penumpang memilih
untuk menunda rencana perjalanan mereka hingga mogok usai. Mogok tersebut selesai
beberapa hari sebelum Titanic berlayar, tetapi sudah terlambat karena
besarnya dampak yang dirasakan. Titanic hanya mampu berlayar pada
tanggal yang dijadwalkan, karena batu baranya dipindahkan dari kapal lain yang
berlabuh di Southampton, seperti City
of New York dan Oceanic.
Sejumlah orang berpengaruh saat itu memesan tiket Kelas Satu Titanic.
Termasuk di antaranya adalah miliuner Amerika Serikat John Jacob Astor IV bersama istrinya Madeleine
Force Astor, industrialis Benjamin
Guggenheim, pemilik Macy's Isidor
Straus bersama istrinya Ida, miliuner asal Denver Margaret
"Molly" Brown,
Sir Cosmo
Duff Gordon bersama istrinya, couturière Lucy
(Lady Duff-Gordon), pemain
kriket dan pebisnis John
Borland Thayer bersama
istrinya Marian dan anaknya Jack, Countess
of Rothes, penulis dan
sosialita Helen
Churchill Candee, jurnalis dan
aktivis reformasi sosial William
Thomas Stead, penulis Jacques
Futrelle bersama istrinya
May, dan aktris film bisu Dorothy Gibson. Pemilik Titanic, J. P. Morgan dijadwalkan ikut
dalam pelayaran perdananya, tetapi menyatakan batal pada menit terakhir. Selain
itu, ada juga direktur pelaksana White Star Line J. Bruce Ismay dan desainer Titanic
Thomas Andrews, yang ikut untuk mengamati masalah kapal dan menilai kinerja
kapal baru tersebut secara umum.
Jumlah pasti penumpang kapal tidak diketahui karena tidak semua pemesan
tiket benar-benar naik ke kapal; sekitar lima puluh orang membatalkan
perjalanannya dengan berbagai alasan,dan tidak semua penumpang tetap berada di
kapal sepanjang perjalanannya.
Tarif penumpang Titanic sangat bervariasi. Tarif Kelas Tiga dari
London, Southampton, atau Queenstown adalah £7 5s (sama dengan £532 hari
ini), sementara tarif Kelas Satu termurah adalah £23 (£1.688 hari ini). Kamar
Kelas Satu paling mahal memakan biaya £870 pada musim liburan (£63.837 hari
ini).
Keberangkatan Dan Pelayaran Ke Barat
Pada hari Rabu 10 April 1912, pelayaran perdana Titanic
dimulai. Setelah embarkasi awak kapal, penumpang mulai tiba pukul 09.30 ketika
kereta kapal London
and South Western Railway
dari stasiun
Waterloo London tiba di stasiun
kereta api Southampton Terminus
di sisi dermaga, tepat di samping tempat berlabuhnya Titanic. Jumlah
penumpang Kelas Tiga yang besar menandakan mereka yang berhak naik pertama,
diikuti penumpang Kelas Satu dan Dua selama satu jam sebelum keberangkatan.
Para petugas menunjukkan kabin-kabin mereka dan penumpang Kelas Satu secara
pribadi disambut oleh Kapten Smith. Penumpang Kelas Tiga diperiksa kesehatan
dan cacat fisiknya yang mungkin mengakibatkan mereka ditolak masuk Amerika
Serikat – bukan sesuatu yang ingin dilihat White Star Line, karena
penumpang-penumpang tersebut harus diangkut kembali melintasi Atlantik. 922
penumpang tercacat menaiki Titanic di Southampton. Penumpang lainnya
dijemput di Cherbourg dan Queenstown.
Pelayaran perdananya dimulai tepat waktu pada siang hari. Sebuah kecelakaan
nyaris dihindari beberapa menit kemudian ketika Titanic berlayar di
samping kapal SS
City of New York
dan Oceanic yang sedang berlabuh. Bobot raksasanya mengakibatkan
kapal-kapal kecil tersebut terangkat oleh gelombang air yang besar dan jatuh ke
lembah gelombang. Kabel labuh New York tidak sanggup menghadapi tegangan
mendadak dan putus, sehingga kapal tersebut berayun buritan dulu ke arah Titanic.
Kapal tunda di dekatnya, Vulcan, berusaha mengendalikan New York
dan Kapten Smith memerintahkan agar mesin-mesin Titanic
"dimundurkan penuh". Kedua kapal menghindari tabrakan dengan beda jarak
sekitar 4 kaki (1.2 m). Insiden ini menunda keberangkatan Titanic
selama satu jam, sementara New York yang hanyut berhasil dikendalikan.
Setelah berlayar dengan selamat melintasi serangkaian gelombang pasang dan
selat di Southampton
Water dan Solent, Titanic berlayar ke Selat
Inggris. Kapal ini
berlayar menuju pelabuhan Cherbourg di Perancis sejauh 77 mil laut
(89 mi; 143 km). Cuaca saat ini berawan, agak baik namun dingin dan
mendung. Karena Cherbourg tidak memiliki fasilitas dermaga untuk kapal seukuran
Titanic, kapal tender dipakai untuk mentransfer penumpang dari daratan ke
kapal. White Star Line mengoperasikan dua kapal di Cherbourg, SS
Traffic dan SS
Nomadic. Keduanya
dirancang sedimikian rupa sebagai kapal tender untuk kapal kelas Olympic dan
diluncurkan tidak lama setelah Titanic(Nomadic saat ini adalah
satu-satunya kapal White Star Line yang masih beroperasi). Empat jam setelah Titanic
meninggalkan Southampton, kapal tiba di Cherbourg dan disambut oleh kapal-kapal
tender. 274 penumpang naik kapal dan 24 lainnya tinggal di kapal tender untuk
diangkut kembali ke daratan. Proses ini berjalan selama 90 menit dan pada pukul
20.00 Titanic bongkar sauh dan berangkat ke Queenstown dengan cuaca dingin dan
berangin.
Pada pukul 11.30 hari Kamis 11 April, Titanic tiba di Cork
Harbour di Irlandia selatan. Cuaca agak berawan namun relatif hangat dengan
angin dingin.Lagi-lagi fasilitas dermaga yang ada tidak muat dengan ukuran
kapal, dan kapal tender dipakai untuk membawa penumpang ke Titanic. 113
penumpang Kelas Tiga dan tujuh penumpang Kelas Dua naik kapal, sementara tujuh
lainnya tinggal. Di antara penumpang yang naik adalah Bapa Francis Browne, seorang pengikut Jesuit, yang juga seorang fotografer dan mengambil banyak foto
di dalam Titanic, termasuk foto terakhir kapal yang pernah diketahui.
Keberangkatan tidak resmi juga ada ketika seorang awak kapal, tukang api John
Coffey, warga asli Queenstown, menyelinap masuk kapal dengan bersembunyi di
bawah kantung surat yang akan diangkut ke daratan.Titanic bongkar sauh
untuk terakhir kalinya pada pukul 13.30 dan berlayar ke barat melintasi
Atlantik.
Setelah meninggalkan Queenstown, Titanic menyusuri pesisir Irlandia
hingga Fastnet Rock, kira-kira sejauh 55 mil laut (63 mi;
102 km). Dari sana, kapal ini berlayar sejauh 1.620 mil laut
(1,860 mi; 3,000 km) mengikuti rute Lingkaran
Besar melintasi Atlantik
Utara untuk mencapai titik di samudra yang dikenal sebagai "sudut" di
tenggara Newfoundland, tempat kapal-kapal uap yang berlayar ke barat melakukan
perubahan arah pelayaran. Posisi Titanic hanya beda beberapa jam dari sudut
tersebut, yang berada di jalur loksodrom sejauh 1.023 mil laut (1,177 mi;
1,895 km) menuju Nantucket Shoals Light, ketika kapal mengalami tabrakan
fatal dengan gunung es. Jalur terakhir pelayaran adalah sejauh 193 mil
laut (222 mi; 357 km) menuju Ambrose Light dan akhirnya tiba di New
York Harbor.
Tiga hari pertama pelayarannya dari Queenstown berlalu tanpa kecelakaan.
Mulai 11 April hingga siang
tampak setempat keesokan
harinya, Titanic telah berlayar sejauh 484 mil laut (557 mi;
896 km); hari selanjutnya, 519 mil laut (597 mi; 961 km);
dan pada siang hari terakhir pelayarannya, 546 mil laut (628 mi; 1,011 km).
Sejak itu sampai waktu tenggelamnya, kapal ini telah berlayar sejauh
258 mil laut (297 mi; 478 km) dengan kecepatan rata-rata
21 knot (24 mph; 39 km/jam). Cuaca saat kapal meninggalkan
Irlandia cerah dengan langit berawan dan angin haluan. Suhu sejuk sepanjang
Sabtu 13 April, tetapi keesokan harinya Titanic melewati front cuaca dingin dengan angin kencang dan gelombang setinggi
8 kaki (2.4 m). Cuaca buruk tersebut mereda seiring waktu sampai
Minggu sore 14 April, cuaca cerah, tenang, dan sangat dingin.
Titanic
menerima serangkaian peringatan dari kapal-kapal lain akan keberadaan es hanyut
di wilayah Grand
Banks of Newfoundland. Meski begitu, kapal ini terus berlayar dengan kecepatan penuh, yang
merupakan praktik standar pada masa itu. Saat itu diyakini secara luas bahwa es
adalah ancaman kecil bagi kapal besar dan Kapten Smith sendiri mengatakan bahwa
ia tidak bisa "membayangkan kondisi apapun yang akan mengakibatkan kapal
tenggelam. Pembangunan kapal modern sudah mengatasi semuanya."
Tenggelam
Pada pukul 23.40 (waktu kapal), pengawas Frederick
Fleet melihat gunung es
tepat di depan Titanic dan memberitahu anjungan. First Officer William Murdoch memerintahkan kapal dibelokkan mengitari es dan mesin dimundurkan,
tetapi sudah terlambat; sisi kanan Titanic menabrak gunung es, sehingga
menciptakan serangkaian lubang di bawah garis air. Lima kompartemen kedap air
kapal bocor. Semakin jelas bahwa kapal ini terancam, karena kapal ini tidak
bisa selamat jika lebih dari empat kompartemen bocor. Titanic mulai
tenggelam haluan dulu, dengan air masuk dari satu kompartemen ke kompartemen
lain ketika sudut kapal di air semakin curam.
Para penumpang Titanic belum siap menghadapi situasi darurat semacam
itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari total penumpang yang
ada; jika kapal penuh penumpang, hanya sekitar sepertiganya yang bisa diangkut
sekoci. Awak kapal pun belum dilatih dengan baik dalam melakukan evakuasi. Para
petugas tidak tahu berapa banyak orang yang bisa mereka angkut ke sekoci dan
meluncurkan sebagian besar sekoci dalam keadaan setengah penuh.Penumpang kelas
tiga kebanyakan ditinggalkan berjuang sendiri, sehingga banyak yang
terperangkap di bawah dek ketika kapal terisi air. Protokol "wanita dan
anak-anak dahulu" dipatuhi secara umum dalam pemuatan sekoci dan sebagian
besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.
Dua jam empat puluh menit setelah Titanic menabrak gunnug es,
tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat sementara dek depannya sudah berada di
bawah air dan air laut mengalir masuk palka-palka yang terbuka. Ketika
buritannya yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan
baling-balngnya, kapal ini terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat
tekanan yang luar biasa pada lunasnya. Bagian buritan tetap terapung selama
beberapa menit dengan sudut hampir vertikal dan ratusan orang yang bertahan di
sana.Pada pukul 14.20, kapal tenggelam dan terpisah dari haluannya. Penumpang
dan awak yang selamat tercebur ke air dingin yang mematikan dengan suhu
28 °F (−2 °C). Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau
serangan jantung dalam hitungan menit atau tenggelam. Hanya 13 orang yang
berhasil diselamatkan ke sekoci, padahal sekoci tersebut sanggup menampung hampir
500 orang lagi.
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket dan lampu, tetapi
tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat untuk mencapai Titanic
sebelum tenggelam. Sebuah kapal yang kebetulan dekat, Californian, yang
merupakan kapal terakhir yang berkomunikasi dengan Titanic sebelum
tabrakan, melihat sinyalnya namun terlambat memberi bantuan.Sekitar pukul
04.00, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sebagai respon terhadap
panggilan darurat Titanic sebelumnya. 710 orang selamat dari
bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York, kota tujuan Titanic,
sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.
Dampak Peristiwa
Kedatangan Carpathia di New York
Carpathia memakan tiga hari untuk mencapai New York setelah
meninggalkan tempat kejadian. Pelayarannya terhambat oleh es hanyut, kabut,
badai petir dan laut yang tidak bersahabat.Kapal ini berhasil menyebarkan
berita tentang bencana ini ke seluruh dunia menggunakan peralatan nirkabel.
Laporan awalnya kurang jelas, sehingga pers Amerika Serikat salah melaporkan
pada tanggal 15 April bahwa Titanic sedang ditarik ke pelabuhan oleh SS
Virginian.
Pada hari itu juga, muncul konfirmasi bahwa Titanic tenggelam dan
sebagian besar penumpang serta awaknya tewas. Berita ini menarik kerumunan
orang ke kantor-kantor White Star Line di London, New York, Southampton,
Liverpool dan Belfast. Dampak terbesar terjadi di Southampton, tempat
penduduknya mengalami kehilangan terbesar akibat tenggelamnya kapal. 4 dari 5 awak
Titanic berasal dari kota ini.
Surat kabar milik Salvation Army, The War Cry, melaporkan bahwa
"tak ada seorang pun selain hati yang membatu yang tidak tergetar melihat
penderitaan seperti ini. Siang dan malam kerumunan wajah yang pucat dan gelisah
menunggu dengan sabar berita yang tak kunjung datang. Hampir setiap orang yang
ada dalam kerumunan itu kehilangan seorang kerabatnya."Baru pada tanggal
17 April daftar korban selamat pertama yang tidak lengkap diumumkan,
karena tertunda akibat komunikasi buruk.
Carpathia
merapat pada pukul 21:30 tanggal 18 April di Pier 54 New York dan disambut oleh sekitar 40.000 orang
yang menunggu di sisi dermaga dalam kondisi hujan deras. Bantuan langsung
berbentuk pakaian dan transportasi ke tempat perlindungan diberikan oleh
Women's Relief Committee, Travelers
Aid Society of New York, Council
of Jewish Women, dan
lain-lain.Banyak di antara penumpang Titanic yang selamat tidak menetap
di New York, namun langsung berangkat ke rumah kerabatnya. Sejumlah korban
selamat yang kaya menyewa kereta pribadi untuk membawa mereka pulang, dan Pennsylvania
Railroad menyediakan
layanan kereta khusus secara gratis untuk mengangkut korban selamat ke Philadelphia. 214 awak Titanic yang selamat dibawa ke kapal
uap SS Lapland milik Red Star Line, tempat mereka menetap sementara di kabin penumpang.Carpathia
dengan cepat diisi kembali persediaan makanan dan perlengkapannya sebelum
melanjutkan pelayarannya ke Fiume, Austria-Hongaria. Para awak kapalnya diberikan bonus sebesar gaji
bulanannya oleh Cunard sebagai hadiah atas tindakan mereka, dan sejumlah
penumpang Titanic bersama-sama memberikan mereka bonus tambahan sebesar
£900 (£66.038 hari ini) yang dibagi-bagi kepada sesama awak kapal.
Kedatangan kapal di New York menarik perhatian pers, dengan berbagai surat
kabar berlomba-lomba menjadi yang pertama melaporkan kesaksian korban selamat.
Sejumlah wartawan menyuap untuk naik kapal pilot New York, yang
memandu Carpathia ke pelabuhan, dan seorang wartawan bahkan berusaha
masuk Carpathia sebelum merapat ke dermaga.Kerumunan berkumpul di luar
kantor-kantor surat kabar untuk melihat laporan terkini ditempelkan di jendela
atau papan berita. Butuh empat hari lagi untuk mengumpulkan dan merilis daftar
lengkap korban bencana, sehingga menambah kesedihan para kerabat yang menunggu
berita tentang para penumpang Titanic. Pada tanggal 23 April, Daily
Mail melaporkan:
"Pada akhir sore itu harapan hilang sudah. Orang-orang yang menunggu
semakin berkurang jumlahnya, dan pria maupun wanita pulang dalam keadaan diam.
Di Southampton yang rendah hati nyaris tidak ada keluarga yang tidak kehilangan
seorang kerabat atau temannya. Anak-anak yang pulang dari sekolah mengetahui
tragedi tersebut, dan wajah-wajah kecil yang sedih berpaling ke rumah gelap
tanpa ayah."
Banyak badan amal didirikan untuk membantu korban dan keluarga mereka,
banyak di antaranya kehilangan satu-satunya sumber nafkah mereka, atau semua
harta benda yang dimiliki sebagian besar korban selamat dari Kelas Tiga. Pada
tanggal 29 April, bintang opera Enrico Caruso dan Mary Garden serta anggota Metropolitan Opera mengumpulkan $12.000 untuk membantu korban bencana
dengan mengadakan konser khusus yang memperdengarkan berbagai versi
"Autumn" dan "Nearer My God To Thee". Di Britania, dana
bantuan dikumpulkan untuk keluarga awak kapal Titanic yang tewas, dengan
total hampir £450.000 (£33.018.954 hari ini). Pengumpulan dana tersebut masih
dilakukan sampai akhir 1960-an.
Penyelidikan Bencana
Bahkan sebelum korban selamat tiba di New York, penyelidikan sudah
direncanakan untuk mencari tahu apa yang terjadi, dan apa yang bisa dilakukan
untuk mencegah terulangnya kembali bencana seperti ini. Senat Amerika Serikat memulai penyelidikan bencana pada tanggal 19 April,
sehari setelah Carpathia tiba New York.
Ketua penyelidikan, Senator William
Alden Smith, ingin
mengumpulkan kesaksian para penumpang dan awak selagi kejadian tersebut masih
segar dalam ingatan mereka. Smith juga perlu mengirim surat pangillan kepada
seluruh penumpang dan awak Britania yang selamat selagi mereka masih ada di
Amerika Serikat, sehingga mencegah mereka pulang ke Britania Raya sebelum
penyelidikan Amerika Serikat selesai tanggal 25 Mei. Pers Britania mencela
Smith sebagai seorang oportunis yang secara tidak sensitif memaksakan sebuah
penyelidikan untuk mendapatkan prestise politik dan merebut "momennya
untuk berdiri di panggung dunia". Kendati begitu, Smith sudah mempunyai
reputasi sebagai seorang aktivis keselamatan kereta api di Amerika Serikat, dan
ingin menginvestigasi setiap malapraktik yang mungkin dilakukan oleh pebisnis
kereta api J. P. Morgan, pemilik sejati Titanic.
Lord
Mersey ditunjuk sebagai
ketua penyelidikan bencana oleh British Board of
Trade, yang dilaksanakan
antara 2 Mei dan 3 Juli. Masing-masing penyelidikan berusaha
mempelajari kesaksian dari penumpang dan awak Titanic, awak Californian
milik Leyland Line, Kapten Arthur Rostron dari Carpathia dan para pakar lainnya. Kedua
penyelidikan mencapai simpulan yang umumnya sama; regulasi mengenai jumlah
sekoci yang harus diangkut kapal sudah kedaluwarsa dan tidak cocok lagi, Kapten
Smith gagal menanggapi peringatan es dengan baik, sekoci-sekoci tidak terisi
atau terawaki dengan baik, dan tabrakan yang terjadi adalah akibat langsung
dari pelayaran ke zona bahaya dalam kecepatan sangat tinggi.
Rekomendasi yang diberikan meliputi perubahan besar-besaran regulasi
maritim untuk memberlakukan peraturan keselamatan baru, seperti menjamin bahwa
jumlah sekoci yang disediakan lebih banya, latihan sekoci dilaksanakan dengan
baik dan peralatan nirkabel di kapal penumpang selalu diawasi petugas selama 24
jam. International
Ice Patrol didirikan untuk
mengawasi keberadaan gunung es di Atlantik Utara, dan regulasi keselamatan
maritim diperkenalkan ke dunia internasional melalui Konvensi
Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut; kedua peraturan tersebut masih berlaku sampai sekarang.
Peran SS Californian
Salah satu masalah paling kontroversial yang dipelajari dalam penyelidikan
tersebut adalah peran yang dimainkan kapal SS Californian, yang saat itu terletak beberapa mil saja dari Titanic
tetapi tidak menanggapi panggilan darurat ataupun roket sinyalnya. Testimoni
kepada penyelidikan Britania mengungkapkan bahwa pada pukul 20:10, Californian
melihat cahaya sebuah kapal di selatan, yang kemudian disetujui oleh Kapten Stanley Lord dan Perwira Ketiga C.V. Groves (yang menggantikan tugas
Lord pada pukul 23:10) sebagai kapal penumpang.Californian telah
memperingatkan Titanic melalui radio akan keberadaan es hanyut yang
menjadi alasan Californian berhenti berlayar pada malam itu, akan tetapi
ditegur oleh operator nirkabel senior Titanic, Jack
Phillips. Pada pukul 23:50,
perwira Californian melihat cahaya kapal menghilang, seolah-olah mati
atau belok tajam, dan hanya cahaya sisi kirinya yang tampak.Sinyal lampu Morse
diarahkan ke kapal tersebut atas perintah Lord antara pukul 23:30 dan 01:00,
tetapi tidak ditanggapi.
Kapten Lord masuk ruang peta pada pukul 23:00 untuk menghabiskan malam itu,
tetapi Perwira Kedua Herbert Stone yang saat itu bertugas, memberitahu Lord
pada pukul 01:10 bahwa kapal tersebut menembakkan 5 roket. Lord ingin tahu
apakah itu sinyal perusahaan, yang berarti suar berwarna yang dipakai untuk
identifikasi. Stone mengatakan bahwa ia tidak tahu dan semua roketnya putih.
Kapten Lord menginstruksikan awaknya untuk terus memberi sinyal kepada kapal
lain dengan lampu morse, dan kembali tidur. Tiga roket lain terlihat pukul
01:50 dan Stone melihat kapal tersebut tampak aneh di air, seolah-olah miring
ke satu sisi. Pada pukul 02:15, Lord diberitahu bahwa kapal tersebut tidak
terlihat lagi. Lord bertanya lagi apakah cahaya yang muncul memiliki warna, dan
ia diberitahu bahwa semuanya putih.
Californian akhirnya menanggapi. Pada sekitar pukul 05:30, Kepala Perwira George
Stewart membangunkan operator nirkabel Cyril
Furmstone Evans,
memberitahunya bahwa sepanjang malam terlihat banyak roket, dan memintanya
untuk mencoba berkomunikasi dengan kapal manapun. Ia mendapat kabar mengenai
tenggelamnya Titanic, Kapten Lord diberitahu, dan Californian
diperintahkan untuk memberi bantuan. Kapal ini tiba setelah Carpathia
selesai mengangkut semua korban selamat.
Penyelidikan ini menyimpulkan bahwa kapal yang dilihat California
adalah Titanic dan Californian punya kemungkinan besar untuk
datang menyelamatkan Titanic. Sayangnya, Kapten Lord bertindak buruk
dalam menangani hal tersebut.
Korban Selamat Dan Tewas
Jumlah korban tenggelamnya Titanic tidak jelas akibat adanya
beberapa faktor, termasuk perbedaan daftar penumpang, yang mencakup nama-nama
orang yang membatalkan perjalanan mereka pada menit terakhir, dan fakta bahwa
sejumlah penumpang memakai alias atas berbagai alasan dan terhitung dua kali di
daftar korban.Jumlah korban tewas diperkirakan antara 1.490 dan
1.635 orang.Jumlah di bawah diperoleh dari laporan Board of Trade Britania Raya tentang bencana ini.
Kategori
penumpang
|
Jumlah
penumpang
|
Korban
selamat
|
Korban tewas
|
Persentase
selamat
|
Persentase
tewas
|
Anak-anak, Kelas Satu
|
6
|
5
|
1
|
83.4%
|
16.6%
|
Anak-anak, Kelas Dua
|
24
|
24
|
0
|
100%
|
0%
|
Anak-anak, Kelas Tiga
|
79
|
27
|
52
|
34%
|
66%
|
Wanita, Kelas Satu
|
144
|
140
|
4
|
97%
|
3%
|
Wanita, Kelas Dua
|
93
|
80
|
13
|
86%
|
14%
|
Wanita, Kelas Tiga
|
165
|
76
|
89
|
46%
|
54%
|
Wanita, Awak
|
23
|
20
|
3
|
87%
|
13%
|
Pria, Kelas Satu
|
175
|
57
|
118
|
33%
|
67%
|
Pria, Kelas Dua
|
168
|
14
|
154
|
8%
|
92%
|
Pria, Kelas Tiga
|
462
|
75
|
387
|
16%
|
84%
|
Pria, Awak
|
865
|
192
|
693
|
22%
|
78%
|
Total
|
2224
|
710
|
1514
|
32%
|
68%
|
Kurang dari sepertiga penumpang Titanic selamat dari bencana ini.
Beberapa korban selamat meninggal tidak lama setelah itu; luka dan dampak
terpapar air dingin mengakibatkan kematian beberapa korban selamat di kapal Carpathia.
Jumlah ini menunjukkan perbedaan tingkat selamat yang mencolok dari berbagai
kelas penumpang Titanic. Meski hanya 3 persen wanita kelas satu
yang tewas, 54 persen wanita di kelas tiga tewas. Sama juga, lima dari
enam anak-anak kelas satu dan semua anak-anak kelas dua selamat, tetapi 52 dari
79 anak-anak kelas tiga tewas. Korban selamat terakhir yang masih hidup, Millvina
Dean dari Inggris, yang
pada usia sembilan minggu menjadi penumpang termuda di kapal ini, meninggal
dunia tanggal 31 Mei 2009 pada usia 97 tahun.
Pengangkatan Dan Pemakaman Jenazah
Setelah jumlah korban tewas yang besar diketahui masyarakat, White Star
Line menyewa kapal kabel CS Mackay-Bennett dari Halifax,
Nova Scotia untuk mengangkat
jenazah. Tiga kapal Kanada lainnya ikut serta dalam pencarian, yaitu kapal
kabel Minia, kapal persediaan mercusuar Montmagny dan kapal
nelayan Algerine. Masing-masing kapal dipenuhi persediaaan balsem,
pengurus pemakaman, dan pendeta. Dari 333 korban yang berhasil diangkat, 328
diantaranya diangkat oleh kapal Kanada dan lima lagi oleh beberapa kapal uap
Atlantik Utara yang kebetulan lewat.Pada pertengahan Mei 1912, RMS Oceanic mengangkat tiga jenazah penumpang asli
Collapsible A sekitar 200 mil (320 km) dari tempat kejadian.
Ketika Perwira Kelima Harold Lowe dan enam awak kapal kembali ke tempat kejadian
menggunakan sekoci untuk mengangkat korban selamat, mereka menyelamatkan
seorang wanita dari Collapsible A, tetapi meninggalkan jenazah tiga
penumpangnya. Setelah diangkat dari Collapsible A oleh Oceanic,
jenazah-jenazah tersebut dimakamkan di laut.
Kapal pengangkat jenazah pertama yang mencapai tempat kejadian, yaitu kapal
kabel CS Mackay-Bennett, menemukan begitu banyak jenazah
sampai-sampai persediaan balsem di kapal cepat habis, dan regulasi kesehatan
mensyaratkan bahwa hanya jenazah yang telah dibalsem yang boleh masuk
pelabuhan. Kapten Larnder dari Mackay-Bennett dan para
pengurus makam di kapal memutuskan untuk melindungi jenazah penumpang kelas
satu saja, sambil menegaskan keputusan mereka dengan perlunya mengidentifikasi
orang-orang kaya secara visual untuk menyelesaikan sengketa apapun terkait rumah-rumah
besar yang mereka miliki. Akibatnya, penumpang dan awak kelas tiga dimakamkan
di laut. Larnder sendiri mengklaim bahwa sebagai seorang pelaut, ia juga ingin
dimakamkan di laut.
Jenazah yang berhasil diangkat diberangkatkan ke Halifax, kota terdekat
dengan lokasi tenggelamnya kapal yang mempunyai jalur kereta api dan kapal uap.
Koroner Halifax, John
Henry Barnstead,
mengembangkan sistem terperinci untuk mengidentifikasi jenazah dan
barang-barang pribadi. Kerabat korban dari seluruh Amerika Utara datang untuk
mengidentifikasi dan mengklaim jenazah. Sebuah kamar jenazah sementara
beruukran besar didirikan di gelanggang curling dan para pengurus makam dipanggil dari seluruh Kanada
Timur untuk membantu.Beberapa jasad dikirimkan untuk dimakamkan di kampung
halaman mereka di seluruh Amerika Utara dan Eropa. Sekitar dua per tiga jenazah
berhasil dikenali. Korban yang tidak dikenali dimakamkan dengan nomor-nomor
biasa berdasarkan urutan penemuannya. Sebagian besar korban yang berhasil
diangkat, 150 jenazah, dimakamkan di tiga pemakaman Halifax, yang terbesar
adalah Fairview
Lawn Cemetery diikuti Mount
Olivet dan Baron
de Hirsch.
Bangkai
Titanic
lama dianggap tenggelam secara utuh dan selama beberapa tahun banyak skema
dirancang untuk mengangkat bangkainya. Tidak satupun skema yang terwujud.
Masalah utamanya adalah kesulitan menemukan dan mencapai bangkai yang
tergeletak lebih dari 12,000 kaki (3.658 m) di bawah permukaan laut, di sebuah lokasi yang tekanan
airnya melebihi 6.500 pon per inci persegi. Sejumlah ekspedisi dilakukan untuk
menemukan Titanic sampai akhirnya berhasil ditemukan oleh ekspedisi
Perancis-Amerika Serikat pada tanggal 1 September 1985.
Tim tersebut menemukan bahwa Titanic terbelah dua, mungkin tidak
jauh di bawah permukaan air sebelum akhirnya mendarat di dasar laut. Bagian
haluan dan buritannya terpisah sejauh sepertiga mil (0,6 km) di ngarai landas
kontinen di lepas pantai
Newfoundland. Keduanya terletak 132 mil (212 km) dari koordinat yang
salah diberikan oleh operator radio Titanic pada malam tenggelamnya
kapal. Kedua bagian kapal menghantam dasar laut dengan kecepatan yang
mengakibatkan haluan remuk dan buritan runtuh sepenuhnya. Bagian haluan adalah
bagian yang lebih utuh ketimbang buritannya dan masih mempunyai interior yang
lumayan utuh. Berbeda dengan haluan, buritan hancur sepenuhnya; geladaknya
saling bertumpukan dan sebagian besar lambungnya terkoyak dan tersebar di dasar
laut. Tingkat kerusakan yang lebih besar pada buritan mungkin diakibatkan oleh
kerusakan struktural ketika tenggelam. Akibat terlalu lemah, sisa buritan
tertekan akibat menghantam dasar laut.
Kedua bagian dikelilingi sebaran puing seluas hampir 5 kali 3 mils
(8,0 × 4,8 km). Sebaran ini terdiri dari ratusan ribu barang,
seperti bagian-bagian kapal, furnitur, peralatan makan, dan barang pribadi,
yang jatuh dari kapal ketika tenggelam atau terlempar ketika haluan dan buritan
menghantam dasar laut. Sebaran puing ini juga merupakan tempat peristirahatan terakhir
bagi sejumlah korban Titanic. Jenazah dan pakaian mereka dikonsumsi oleh
makhluk laut dan bakteri, sehingga meninggalkan sepasang sepatu dan bot – yang
tidak bisa dimakan - sebagai satu-satunya tanda bahwa pernah ada jenazah di
sana.
Sejak ditemukan kembali, bangkai Titanic sudah dikunjungi beberapa
kali oleh para penjelajah, ilmuwan, pembuat film, wisatawan dan penyelamat
harta, yang berhasil mengangkat ribuan barang dari sebaran puing untuk
dilindungi dan dipamerkan kepada publik. Kondisi kapal memburuk dengan cepat
dalam beberapa tahun terakhir, sebagian dikarenakan oleh kerusakan tidak
sengaja yang dilakukan kapal selam serta peningkatan tingkat pertumbuhan
bakteri pemakan besi di lambung kapal.Diperkirakan bahwa dalam 50 tahun
berikutnya, lambung dan struktur Titanic akan runtuh seluruhnya dan
meninggalkan bagian interior kapal yang bercampur dengan tumpukan besi karat di
dasar laut.
Banyak artefak Titanic diangkat dari dasar laut oleh RMS Titanic
Inc., yang memamerkannya melalui tur pameran di seluruh dunia dan pameran
permanen di hotel dan kasino Luxor
Las Vegas di Las
Vegas, Nevada. Sejumlah museum memamerkan artefak yang disumbangkan
korban selamat atau didapatkan dari jenazah korban yang mengapung di laut.
Peninggalan
Budaya
Dalam dunia sastra, "tenggelam seperti Titanic" adalah
sebuah simile yang berarti kegagalan besar, sebagaimana berbagai referensi
mengenai kapal atau peristiwa tenggelamnya. Prinsip kelautan bahwa seorang kapten
tenggelam bersama kapalnya
sering dijadikan rujukan terhadap Titanic dan Kapten Smith yang
melakukannya. Motif "band bermain ketika kapal tenggelam" hampir
merujuk secara eksklusif pada kapal Titanic.Tragedi ini telah menginspirasi banyak buku dan film,
terutama film A
Night to Remember
tahun 1958 dan Titanic yang disutradarai James
Cameron. Kedua film
disambut baik oleh para kritikus dan film yang terakhir disebutkan tadi,
setelah dirilis pada tanggal 19 Desember 1997, memperoleh kesuksesan komersial
yang luar biasa. Film ini mendapatkan empat belas nominasi Academy
Awards dan memenangkan
sebelas di antaranya, serta mendapatkan hadiah untuk kategori Best Picture dan Best Director.Dengan pendapatan kotor di seluruh dunia sebesar $1,8
miliar, Titanic adalah film pertama yang mencapai angka miliaran dolar
dan menjadi film
terlaris sepanjang masa
selama dua belas tahun (sampai dikalahkan film Cameron sendiri, Avatar, pada tahun 2010).Titanic juga menjadi film epik
terbaik keenam sepanjang masa dalam daftar AFI's
10 Top 10 yang disusun American Film
Institute.
Legenda Dan Mitos
Titanic
dikisahkan dalam sejarah sebagi kapal yang disebut-sebut tidak bisa tenggelam.Tetapi,
kendati disebut seperti itu di berbagai berita pasca bencana, faktanya adalah
baik The White Star Line maupun Harland and Wolff tidak
menyebutnya tidak bisa tenggelam, hanya seolah-olah tidak bisa tenggelam.Kisah
terkenal lainnya adalah bahwa band kapal yang dipimpin Wallace
Hartley terus bermain
secara heroik sementara kapal uap ini tenggelam. Ini tampaknya benar, tetapi
ada informasi yang saling bertentangan mengenai lagu yang dimainkan terakhir
kali. Banyak orang mengatakan lagu tersebut adalah "Nearer,
My God, to Thee",
sementara yang lainnya menyebut "Autumn".Terakhir, sebuah mitos yang
tersebar luas adalah bahwa sinyal bahaya Kode
Morse yang diakui secara
internasional, "SOS",
pertama kali dipakai ketika Titanic tenggelam. Memang benar operator
nirkabel Britania jarang sekali memakai sinyal "SOS" pada masa itu
dan memilih kode "CQD", "SOS" sudah dipakai secara
internasional sejak 1908. Operator nirkabel pertama Titanic, Jack
Phillips, mengirimkan
"SOS" dan "CQD" dalam panggilan daruratnya.
Tugu Peringatan Dan Museum
Di Southampton, Inggris, tugu
peringatan untuk para teknisi Titanic dapat ditemukan di Andrews Park di Above Bar Street.
Dekat tugu utama, di sudut Cumberland Place dan London Road, terdapat Titanic
Musicians' Memorial untuk
memperingati Pimpinan Band Wallace
Hartley dan musisi lain
yang terus bermain ketika kapal tenggelam. Ada tugu peringatan lain yang
ditujukan kepada Wallace Hartley di kampung halamannya di Colne, Lancashire.
Sebuah tugu peringatan untuk lima karyawan pos kapal, yang bertuliskan
"Steadfast in Peril", didirikan oleh Southampton Heritage Services.
Di Cobh (dikenal sebagai Queenstown sejak 1849 sampai 1920), County
Cork, Irlandia, sebuah
tugu peringatan Titanic berdiri di pusat kota.Queenstown adalah pelabuhan
jemput terakhir bagi kapal ini sebelum berlayar melintasi Atlantik pada tanggal
11 April 1912. Sebuah kebun peringatan yang dilengkapi dinding kaca besar
bercantumkan semua nama penumpang Titanic akan dibangun di Cobh untuk
memperingati satu abad tenggelamnya kapal.
Banyak awak kapal Titanic yang berasal dari Liverpool, termasuk enam teknisi seniornya. Memorial to the Engine Room Heroes of the Titanic berdiri di Pier Head, Liverpool
City Centre, dekat bekas kantor
pusat White Star Line. Sebuah plakat peringatan yang memperingati orkestra
ternama kapal ini (yang terbentuk di Liverpool dan meliputi warga Liverpool,
John Frederick Clarke) dipasang di dalam Philharmonic
Hall di Hope
Street.
Titanic
Memorial di Belfast, Irlandia
Utara diresmikan tanggal 26 Juni 1920. Di sisi alas tiang tercantum nama dari
dua puluh dua pria Belfast yang tewas dalam bencana ini.Tugu ini adalah bagian
tengah dari kebun peringatan Titanic yang berukuran kecil dan akan
diresmikan pada 15 April 2012, tepat satu abad setelah bencana terjadi.
Pada tanggal 31 Maret 2012, Titanic
Belfast, sebuah tempat
wisata senilai £77 juta yang dibangun di lahan bekas galangan kapal Harland and
Wolff tempat Titanic dibangun resmi dibuka untuk umum.Arsitekturnya
menyerupai Titanic itu sendiri, dengan fasada eksternalnya yang
membentuk lambung raksasa kapal tersebut. Markah tanah ini berdiri di Titanic
Quarter, sebelah timur
Belfast, berjarak beberapa menit berjalan kaki dari ruang gambar lama tempat
Thomas Andrews membuat rancangan kapal tersebut.
Sebuah tugu peringatan untuk 36 teknisi yang tewas dalam bencana didirikan
di foyer Scottish Opera, Elmbank Street, Glasgow, sebelumnya kantor pusat Institution
of Engineers and Shipbuilders in Scotland, yang para anggotanya turut menyumbang untuk pendirian
tugu ini. Tugu ini diresmikan pada tanggal 15 April 1914.
Para pria Titanic yang mengorbankan nyawanya agar wanita dan anak-anak bisa
diselamatkan diperingati oleh Titanic
Memorial di Washington,
D.C., dan ada pula tugu peringatan untuk Ida
Straus di Straus Park, Manhattan, New York.
Museum Titanic tertua di Amerika Serikat berada di Indian Orchard,
Massachusetts. Didirikan tahun 1963, Titanic Historical Society Museummemiliki
banyak artefak asli dari kapal Titanic, termasuk pelampung Mrs. John
Jacob Astor, cetak biru, dan memorabilia lainnya. Museum bersama Titanic
Historical Society sering menyewakan artefak-artefak tersebut kepada berbagai
museum besar di seluruh Amerika Serikat.
Banyak artefak dipamerkan di National
Maritime Museum di Greenwich, Inggris, sebagai bagian dari tur pameran ke museum ini.
Merseyside Maritime Museum di kota asal Titanic, Liverpool, juga memiliki
beragam koleksi artefak dari bangkai yang dipamerkan dalam pameran permanen
bernama 'Titanic, Lusitania and the Forgotten Empress'.
Sebagian puing apung yang diangkat bersama jenazah korban pada tahun 1912
dapat dilihat di Maritime
Museum of the Atlantic,
Halifax, Nova Scotia. Barang-barang lainnya adalah bagian dari tur pameran Titanic:
The Artifact Exhibition. Sebuah tempat wisata baru bernama Branson
Titanic Museum
yang dibuka tahun 2006 di Missouri, Amerika Serikat, adalah sebuah museum
bertingkat dua permanen berbentuk kapal RMS Titanic. Museum ini dibangun
setengah ukuran aslinya dan berisikan 400 artefak sebelum penemuan bangkai yang
tersebar di dua puluh galeri.
Peringatan 100 tahun
Pada pukul 12:13 tanggal 31 Mei 2011, tepatnya 100 tahun setelah Titanic
diluncurkan dari galangan kapal, sebuah suar ditembakkan di kawasan galangan kapal Belfast untuk
memperingatinya. Semua kapal di wilayah sekitar galangan kapal Harland and
Wolff kemudian membunyikan klakson dan kerumunan yang ada bertepuk tangan
selama 62 detik, waktu yang diperlukan untuk meluncurkan kapal dari
galangannya pada tahun 1911. Pada tanggal 12 Maret 2012, BBC Songs
Of Praise, dari Belfast,
membentuk tugu peringatan Titanic. Program ini menyiarkan serangkaian himne
maritim dan diakhiri Nearer, My God, to Thee, yang dianggap sebagai lagu
terakhir yang dimainkan band kapal.
Pada tanggal 4 April 2012, 100 tahun setelah rampungnya pembangunan Titanic
dan pelayaran perdananya diperingati dengan peluncuran kembali film Titanic tahun 1997 dalam wujud 3D.ITV1 telah membuat miniseri
Titanic empat episode yang
dikarang oleh pemenang Oscar, Julian
Fellowes, dan ditayangkan
pada awal 2012. Sebuah drama panggung berjudul Iceberg – Right Ahead!
akan dipentaskan di Upstairs
at the Gatehouse, London pada
22 Maret sampai 22 April 2012; Lyric
Theatre, Belfast
mementaskan White Star of the North; dan pentas teater Sea Odyssey
diadakan di Liverpool.
Royal
Philharmonic Orchestra
akan memainkan The Titanic Requiem, sebuah karya musik gubahan
penyanyi/penulis lagu Robin Gibb dan putranya RJ Gibb, pada tanggal 10 April di
London. Acara ini akan melibatkan permainan hologram yang menampilkan laut, kapal, dan gunung es.
Kapal pesiar Balmoral yang dioperasikan Fred
Olsen Cruise Lines disewa oleh
Miles Morgan Travel untuk mengikuti rute asli Titanic dan berhenti di
atas dasar laut tempat kapal tersebut tenggelam pada 15 April 2012.
SeaCity Museum di Southampton, Hampshire akan dibuka pada 10 April 2012, tanggal ketika RMS
Titanic melakukan pelayaran perdananya dari Southampton. Museum ini akan
memamerkan 2000 tahun sejarah laut Southampton, serta memperingati 549 penduduk
kota yang tenggelam bersama Titanic.
Sumber : www.wikipedia.org